16
2.1.1.1 Pengertian Supervisi
Supervisi secara etimologi berasal dari kata “super” dan “visi” yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas
yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan Mulyasa 2011:239. Sementara Imron 2012:8 menjelaskan
“supervisi merupakan serangkaian bantuan yang berwujud layanan profesional yang
diberikan orang yang lebih ahli kepala sekolah, penilik sekolah, pengawas, dan ahli lainnya kepada gur
u”. Dalam Carter Good’s Dictionary of Education, dikemukakan bahwa supervisi sebagai segala usaha pejabat sekolah dalam
memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran, termasuk perkembangan jabatan-jabatan guru, menyeleksi, dan
merevisi tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode mengajar serta evaluasi pengajaran Sutomo 2011:108.
Sutisna 1985 dalam Mulyasa 2011:240 mengemukakan bahwa supervisi sebagai bantuan dalam rangka pengembangan situasi belajar-mengajar
yang lebih baik. Sedangkan Adam dan Dickey dalam Sutomo 2011:108 menjelaskan bahwa supervisi adalah program terencana untuk memperbaiki
pengajaran. Tujuan utama dari program supervisi adalah untuk memperbaiki proses belajar dan mengajar. Program ini hanya akan berhasil jika supervisor
memiliki keterampilan dan cara kerja yang tepat untuk bekerjasama dengan orang lain guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli, bisa ditarik kesimpulan bahwa di dalam supervisi mengandung proses pelayanan yang diberikan oleh
17 orang yang lebih ahli dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas
guru melalui bantuan dan bimbingan yang diberikan secara kontinu, perbaikan situasi belajar-mengajar, pengembangan kemampuan profesional personel, dengan
sasaran pembinaan ini berdampak pada peningkatan dan perbaikan, yang kemudian diterapkan dalam perilaku mengajar sehingga tercipta situasi belajar-
mengajar yang lebih baik.
2.1.1.2 Tujuan Supervisi
Secara operasional supervisi pendidikan bertujuan untuk memberikan bantuan kepada guru guna peningkatan kemampuan guru dalam rangka
mewujudkan proses
pembelajaran yang
lebih baik
yaitu mampu
menumbuhkembangkan potensi para siswa, potensi intelektual, emosional, sosial, keagamaan maupun jasmaniah Sutomo 2011:110. Sedangkan Mulyasa
2011:241 menjelaska n ”supervisi bertujuan mengembangkan iklim yang
kondusif dan lebih baik dalam kegiatan belajar-mengajar, melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar.
Suhertian 1981 dalam Sutomo 2011:110 memaparkan tujuan supervisi adalah: 1 membantu guru melihat dengan jelas tujuan pendidikan; 2 membantu
guru dalam membimbing pengalaman belajar murid; 3 membantu guru dalam menggunakan sumber pengalaman belajar; 4 membantu guru dalam
menggunakan metode dan alat pelajaran modern; 5 membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid; 6 membantu guru dalam menilai kemajuan
murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri; 7 membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan
18 jabatan mereka; 8 membantu guru di sekolah sehingga mereka merasa gembira
dengan tugas yang diperoleh; 9 membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber daya
masyarakat dan seterusnya; 10 membantu guru agar waktu dan tenaga guru tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolah.
Kepala sekolah dituntut memiliki kompetensi yang baik sebagai pemimpin sekolah. Kemampuan kepala sekolah dalam melakukan supervisi merupakan salah
satunya. Supervisi kepala sekolah yang dilaksanakan dengan efektif dan efisien dapat mengembangkan situasi belajar-mengajar yang kondusif dan lebih baik,
selain itu pembinaan dan peningkatan profesi mengajar membantu guru dalam pembelajaran dapat meningkatkan kinerja guru.
2.1.1.3 Fungsi Supervisi
Dengan banyaknya pengertiandefinisi dari para ahli, dapat ditarik satu persamaan bahwa fungsi utama supervisi adalah “perbaikan dalam pengajaran”.
Supervisi dilakukan atas dasar kerjasama, partisipasi, dan kolaborasi. Supervisi lebih mengutamakan peningkatan proses pembelajaran.
Swearingen dalam Sutomo 2011:112 menyebutkan delapan fungsi supervisi yaitu: 1 mengkoordinir semua usaha sekolah; 2 melengkapi
kepemimpinan kepala sekolah; 3 memperluas pengalaman guru-guru; 4 menstimulir usaha-usaha yang kreatif; 5 memberikan fasilitas dan penilaian
yang terus-menerus; 6 menganalisa situasi belajar dan mengajar; 7 memberikan pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staf; 8
mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.