23 dinyatakn bahwa salah satu kompetesi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah
adalah melaksanakn supervisi. Adapun subkompetensi yang harus dikuasai oleh kepala sekolah terkait supervisi sebagai berikut: 1 merencanakan program
supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru; 2 melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan teknik yang tepat; 3 menindaklanjuti hasil supervisi terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru Imron 2012:16.
Prasojo dan Sudiyono 2011:86 mengemukakan tiga tujuan supervisi akademik, yaitu: 1 membantu guru mengembangkan kompetensinya; 2
mengembangkan kurikulum; 3 mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas PTK. Lebih lanjut Prasojo dan Sudiyono
menjelaskan bahwa supervisi akademik merupakan salah satu fungsi mendasar essential function dalam keseluruhan program sekolah. Hasil sapervisi akademik
berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru. Dukungan kepala sekolah dalam kegiatan supervisi akademik adalah
menyediakan bimbingan profesional dan teknis pada guru untuk meningkatkan proses pembelajaran yang nantinya membantu siswa dalam mencapai kompetensi
yang harus dikuasai dalam pembelajaran.
2.1.1.8 Prinsip-prinsip Supervisi Akademik
Agar supervisi akademik dapat dilaksanakan dengan baik, perlu dipedomani prinsip-prinsi supervisi akademik. Prasojo dan Sudiyono 2011:87
menguraikan prisip-prinsip supervisi akademik sebagai berikut: 1 praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah; 2 sistematis, artinya
24 dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran; 3 objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen; 4 realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya; 5 antisipatif,
artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjad; 6 konstruktif, artinya mengembangkan kreatifitas dan inovasi guru dalam
mengembangkan proses pembelajaran; 7 kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisior dan guru dalam mengembangkan pembelajaran; 8
kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh, dalam mengembangkan pembelajaran; 9 demokratis, artinya supervisor tidak boleh
mendominasi pelaksanaan supervisi akademik; 10 aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi; 11 humanis, artinya mampu menciptakan
hubungan kemanusiaan yang hamonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor; 12 berkesinambungan, artinya supervisi akademik dilakukan
secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolahmadrasah; 13 terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan; dan 14 komprehensif, artinya
memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.
Berdasarkan uraian tersebut, supervisi akademik tidak bisa dilaksanakan begitu saja tanpa mengikuti pedoman yang telah dibuat. Dalam melaksanakan
supervisi akademik, perlu memperhatikan pedoman sesuai yamg diuraikan supaya supervisi akademik dapat berjalan dengan baik dan maksimal.
2.1.1.9 Tahapan Supervisi Akademik
Mulyasa 2011:250 menjelaskan terdapat tiga tahap dalam melakukan supervisi akademik, yaitu: