Pengertian Supervisi Akademik Supervisi Akademik

24 dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan sesuai dengan tujuan pembelajaran; 3 objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen; 4 realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya; 5 antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjad; 6 konstruktif, artinya mengembangkan kreatifitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran; 7 kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisior dan guru dalam mengembangkan pembelajaran; 8 kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh, dalam mengembangkan pembelajaran; 9 demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik; 10 aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi; 11 humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang hamonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor; 12 berkesinambungan, artinya supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolahmadrasah; 13 terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan; dan 14 komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan uraian tersebut, supervisi akademik tidak bisa dilaksanakan begitu saja tanpa mengikuti pedoman yang telah dibuat. Dalam melaksanakan supervisi akademik, perlu memperhatikan pedoman sesuai yamg diuraikan supaya supervisi akademik dapat berjalan dengan baik dan maksimal.

2.1.1.9 Tahapan Supervisi Akademik

Mulyasa 2011:250 menjelaskan terdapat tiga tahap dalam melakukan supervisi akademik, yaitu: 25 1 Tahap pertemuan awal. Langkah yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah: a Kepala sekolah menciptakan suasana yang akrab dengan guru, sehingga terjadi sana kolegial. Dengan kondisi itu diharapkan guru dapat mengutarakan pendapatnya secara terbuka; b Kepala sekolah dengan guru membahas rencana pembelajaran yang dibuat guru untuk menyepakati aspek mana yang menjadi fokus perhatian supervisi, serta menyempurnakan rencana pembelajaran tersebut; c Kepala sekolah bersama guru menyusun instrumen observasi yang akan digunakan, atau memakai instrumen yang telah ada, termasuk bagaimana cara menggunakan dan menyimpulkannya. 2 Tahap observasi kelas. Pada tahap ini guru mengajar di kelas, di laboratorium atau lapangan, dengan menerapkan keterampilan yang disepakati bersama. Kepala sekolah melakukan observasi menggunakan instrumen yang telah disepakati. 3 Tahap pertemuan umpan balik. Pada tahap ini observasi didiskusikan secara terbuka antara kpala sekolah dengan guru. Pada prinsipnya setiap guru harus disupervisi secara periodik dalam melaksanakan pembelajaran. Jika jumlah guru cukup banyak, kepala sekolah dapat meminta bantuan wakil kepala sekolah atau guru senior untuk membantu melaksanakan supervisi. Dengan demikian, jika bidang studi guru terlalu jauh, dan kepala sekolah merasa sulit memahami, kepala sekolah dapat meminta bantuan guru senior yang memiliki latar belakang bidang studi yang sama dengan guru yang ingin disupervisi Mulyasa 2011:252.

2.1.2 Motivasi Kerja Guru

Uraian tentang motivasi kerja guru meliputi: pengertian motivasi, motivasi kerja, ciri-ciri motivasi, faktor pembentuk motivasi kerja dan model pendekatan motivasi dalam organisasi.