Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik

25 1 Tahap pertemuan awal. Langkah yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah: a Kepala sekolah menciptakan suasana yang akrab dengan guru, sehingga terjadi sana kolegial. Dengan kondisi itu diharapkan guru dapat mengutarakan pendapatnya secara terbuka; b Kepala sekolah dengan guru membahas rencana pembelajaran yang dibuat guru untuk menyepakati aspek mana yang menjadi fokus perhatian supervisi, serta menyempurnakan rencana pembelajaran tersebut; c Kepala sekolah bersama guru menyusun instrumen observasi yang akan digunakan, atau memakai instrumen yang telah ada, termasuk bagaimana cara menggunakan dan menyimpulkannya. 2 Tahap observasi kelas. Pada tahap ini guru mengajar di kelas, di laboratorium atau lapangan, dengan menerapkan keterampilan yang disepakati bersama. Kepala sekolah melakukan observasi menggunakan instrumen yang telah disepakati. 3 Tahap pertemuan umpan balik. Pada tahap ini observasi didiskusikan secara terbuka antara kpala sekolah dengan guru. Pada prinsipnya setiap guru harus disupervisi secara periodik dalam melaksanakan pembelajaran. Jika jumlah guru cukup banyak, kepala sekolah dapat meminta bantuan wakil kepala sekolah atau guru senior untuk membantu melaksanakan supervisi. Dengan demikian, jika bidang studi guru terlalu jauh, dan kepala sekolah merasa sulit memahami, kepala sekolah dapat meminta bantuan guru senior yang memiliki latar belakang bidang studi yang sama dengan guru yang ingin disupervisi Mulyasa 2011:252.

2.1.2 Motivasi Kerja Guru

Uraian tentang motivasi kerja guru meliputi: pengertian motivasi, motivasi kerja, ciri-ciri motivasi, faktor pembentuk motivasi kerja dan model pendekatan motivasi dalam organisasi. 26

2.1.2.1 Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan Sardiman 2011:73. Motivasi merupakan bagian penting dalam setiap kegiatan, tanpa motivasi tidak ada kegiatan yang nyata karena motivasi ibarat motor pendorong bagi seseorang untuk mencapai tujuan. Motivasi tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dari tingkah laku seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Selain itu motivasi merupakan suatu kekuatan dari dalam diri yang dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti pengalaman, tingkat inteligensi, kemampuan fisik, keadaan lingkngan, cita-cita, dll. Callanhan dan Clark 1998 dalam Mulyasa 2006:120 mengemukakan “motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu”. Sementara Maslow 1970 dalam Mulyasa 2006:120 “motivasi adalah tenaga pendorong dari dalam yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu atau berusaha untuk memenuhi kebutuhannya”. Nawawi 2000 dalam Kurniadin dan Machali 2014:333 “motivasi motivation berakar dari motif motive yang berarti dorongan sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu, biasanya motif itu diwujudkan dalam berbagai tingkah laku seseorang”. Motivasi merupakan daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai tujuan, dengan pengertian tercapainya tujuan organisasi berarti tercapai pula tujuan pribadi para anggota organisasi yang bersangkutan.