35 pendidikan menengah”. Sedangkan Muhaimin Abdul Mujib 1993 dalam
Fathurrohman dan Sutikno 2010:44 menjelaskan bahwa guru adalah orang dewasa yang bertanggungjawab memberi pertolongan pada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mempu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah
SWT dan mampu sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk hidup yang mandiri.
Berdasarkan penjelasan dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar
untuk mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi suatu sekolah. Tugas mengajar merupakan tugas utama guru sehari-hari di sekolah. Kita tidak bisa menyamakan
kinerja guru dengan kinerja pegawaikaryawan lain, walaupun sama-sama berkedudukan sebagai pegawai negeri sipil.
2.1.3.2 Kompetensi Guru
Untuk dijadikan acuan standar kinerja perlu dirumuskan dalam mengadakan perbandingan terhadap apa yang dicapai dengan apa yang
diharapkan. Berkaitan dengan standar kinerja guru, Sahertian dalam Rusman 2013:51 menjelaskan bahwa standar kinerja guru itu berhubungan dengan
kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: 1 Bekerja dengan siswa secara individual; 2 Persiapan dan perancanaan pembelajaran; 3
Pendayagunaan media pembelajaran; 4 Melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar; dan 5 Kepemimpinan yang aktif dari guru.
Dalam dunia pendidikan, tugas dan peran guru dari hari ke hari semakin berat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
36 semakin pesat. Sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan, guru dituntut
untuk mampu mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Oleh karena itu, dibutuhkan sosok guru yang memiliki kualitas
kinerja yang bagus dalam menjalankan tugas profesionalnya. Kualitas kinerja guru dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 28 Ayat 3. Dijelaskan bahwa kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak
usia dini meliputi; 1 Kompetensi Pedagogik; 2 Kompetensi Kepribadian; 3 Kompetensi Sosial; dan 4 Kompetensi Profesional. Keempat Kompetensi
tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Pasal 1 Ayat 1 djelaskan “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah”. Glasser 1998 dalam Rusman 2014:53 brkenaan dengan kompetensi
guru, ada empat hal yang harus dikuasi guru, yaitu menguasai bahan pelajaran, mampu mendiagnosis tingkah laku siswa, mampu melaksanakan proses
pembelajaran, dan mampu mengevaluasi hasil belajar.
2.1.3.3 Fungsi Kinerja Guru
Sebagai seorang pendidik, guru harus memenuhi beberapa syarat khusus. Banyak persoalan atau unsur-unsur yang harus dipelajari dan dikuasai. Dalam
hubungannya dengan fungsi sebagai pendidik, maka menjadi guru berarti menjadi pribadi yang terintegrasi.
37 Mulyasa 2007 dalam Susanto 2013:32 mengemukakan bahwa peran
dan fungsi guru sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah, peran dan fungsi tersebut yaitu:
1 Sebagai pendidik dan pengajar, yakni guru secara otomatis adalah sebagai pendidik dan pengajar yang harus memiliki kestabilan emosi, cita-cita, dan
keinginan untuk memajukan muridnya. 2 Sebagai anggota masyarakat, yaitu setiap guru harus pandai bergaul dengan
masyarakat. 3 Sebagai pemimpin, yaitu setiap guru adalah pemimpin yang harus memiliki
kepribadian. 4 Sebagai administrator, yaitu guru akan dihadapkan pada tugas adminstrasi
yang harus dikerjakan, sehingga diperlukan pribadi yang jujur, teliti, dan rajin.
5 Sebagai pengelola pembelajaran, yaitu guru harus mampu menguasai berbagai metode dan memahami situasi belajar mengajar.
Guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pembimbing, minimal ada dua fungsi, yakni fungsi moral dan fungsi kedinasan Sardiman
2011:140. Lebih lanjut dijelaskan bahwa guru dengan segala peranannya akan kelihatan lebih menonjol fungsi moralnya, sebab walaupun dalam situasi
kedinasan pun guru tidak dapat melepaskan fungsi moralnya. Oleh karena itu, guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pembimbing juga
diwarnai oleh fungsi moral, yaitu dengan wujud bekerja secara sukarela, tanpa pamrih dan semata-mata demi panggilan hati nurani.