Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian

39 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Butir Soal Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 r hitung 0.301 0.295 0.591 0.531 0.399 0.860 0.813 0.826 0.613 0.711 r tabel 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 0.339 Keterangan tidak valid tidak valid Valid valid valid valid valid valid valid valid

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. 11 Suatu instumen dikatakan reliable jika selalu memberikan hasil yang sama jika diujikan pada kelompok yang sama pada waktu yang berbeda. 12 Uji reliabilitas ini untuk menunjukkan apakah soal yang akan diberikan dapat memberikan hasil yang sama ketika soal diberikan pada kelompok yang sama dengan waktu dan situasi yang berbeda. Uji reliabilitas yang digunakan untuk alternatif jawaban yang lebih dari dua uraian adalah menggunakan uji Cronbach’s Alpha. Rumus Cronbach Alpha sebagai berikut: 13 dengan Keterangan: = Nilai reliabilitas instrumen n = Banyak item pertanyaan ∑ = Jumlah varians butir = Varians total = Skor tiap soal = Banyaknya siswa 11 Umar. op.cit. h.58 12 Zainal Arifin, op.cit, h. 248 13 Suharsimi Arikunto, op.cit, h. 122 40 Kriteria koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut: 14 1. Apabila r 11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi reliable. 2. Apabila r 11 lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang sedang diuji relabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi unreliable. Setelah diuji, reliabilitas instrument ini adalah 0,810. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa derajat reliabilitasnya tinggi.

3. Uji Taraf Kesukaran

Untuk mengetahui apakah soal test yang diberikan tergolong mudah, sedang, atau sukar, maka dilakukan uji taraf kesukaran. Uji taraf kesukaran ini akan dilakukan dengan rumus sebagai berikut: 15 dengan rata-rata = Kriteria untuk tingkat kesukaran adalah sebagai berikut: 16 1 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar 2 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang 3 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran, terdapat dua soal yang dinyatakan sukar,tujuh soal dinyatakan sedang, dan satu soal dinyatakan mudah. Rincian uji taraf keukaran dapat dilihat pada table berikut: 14 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012, cet. ke 12, h. 209 15 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, 2012, h. 147 16 Ibid. 148 41 Tabel 3.5 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P 0.43

0.47 0.44

0.58 0.51

0.24 0.25

0.36 0.82

0.38 Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar Sedang Mudah Sedang

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Adapun rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: 17 ̅ ̅ Keterangan: D = Daya pembeda butir ̅ = Rata-rata kelompok atas ̅ = Rata-rata kelompok bawah Skor Maks = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda: 18 D : 0,4 ke atas = sangat baik D : 0,30 – 0, 39 = baik D : 0,20 – 0,29 = cukup, soal perlu perbaikan D : 0,19 ke bawah = kurang baik, soal harus dibuang Berdasarkan hasil pengujian terdapat lima soal dikategorikan kurang baik, dua soal dikategorikan cukup dan tiga soal dikategorikan baik. Soal yang dikategorikan kurang baik namun valid, soal tersebut dipakai dengan perbaikan. Soal yang kurang baik dan tidak valid maka soal tersebut tidak dipakai. Rincian hasil pengujian daya beda dapat dilihat pada tabel berikut: 17 Zainal Arifin, Ibid, h. 146 18 Ibid

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe match mine terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa (quasi eksperimen di SMP Islam al-azhar)

11 106 89

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh strategi pembelajaran aktif teknik question student have terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 240

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK ON THE DRAW (QD) PADA MATERI KESEBANGUNAN BAGI SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 2 PANCUR BATU.

2 8 21

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI PENERAPAN AKTIVITAS QUICK ON THE DRAW DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF.

0 0 62

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN VISUAL THINKING DISERTAI AKTIVITAS QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA.

2 6 77

PEMBELAJARAN QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN HABITS OF MIND SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA :Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa SMP di Kota Tangerang.

4 9 48

PENERAPAN AKTIVITAS QUICK ON THE DRAW DALAM TATANAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA.

1 3 62

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PESISIR TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP | Karya Tulis Ilmiah

0 0 11

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PESISIR TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

0 0 6