Uji Validitas Uji Reliabilitas

41 Tabel 3.5 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P 0.43

0.47 0.44

0.58 0.51

0.24 0.25

0.36 0.82

0.38 Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar Sedang Mudah Sedang

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Adapun rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: 17 ̅ ̅ Keterangan: D = Daya pembeda butir ̅ = Rata-rata kelompok atas ̅ = Rata-rata kelompok bawah Skor Maks = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda: 18 D : 0,4 ke atas = sangat baik D : 0,30 – 0, 39 = baik D : 0,20 – 0,29 = cukup, soal perlu perbaikan D : 0,19 ke bawah = kurang baik, soal harus dibuang Berdasarkan hasil pengujian terdapat lima soal dikategorikan kurang baik, dua soal dikategorikan cukup dan tiga soal dikategorikan baik. Soal yang dikategorikan kurang baik namun valid, soal tersebut dipakai dengan perbaikan. Soal yang kurang baik dan tidak valid maka soal tersebut tidak dipakai. Rincian hasil pengujian daya beda dapat dilihat pada tabel berikut: 17 Zainal Arifin, Ibid, h. 146 18 Ibid 42 Tabel 3.6 Hasil Pengujian Daya Beda Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 D 0.0694 0.0556 0.2361 0.1944 0.1250 0.3333 0.3194 0.3194 0.1528 0.2500 Kriteria Kurang Baik Kurang Baik Cukup Kurang Baik Kurang Baik Baik Baik Baik Kurang Baik Cukup Dari hasil pengujian yang dilakukan, dapat dirangkum menjadi seperti pada tabel berikut: Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Pengujian Instrumen Nomor Soal Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Keterangan 1 Tidak Valid Sedang Kurang Baik Tidak Dipakai 2 Tidak Valid Sedang Kurang Baik Tidak Dipakai 3 Valid Sedang Cukup Dipakai 4 Valid Sedang Kurang Baik Diperbaiki 5 Valid Sedang Kurang Baik Diperbaiki 6 Valid Sukar Baik Dipakai 7 Valid Sukar Baik Dipakai 8 Valid Sedang Baik Dipakai 9 Valid Mudah Kurang Baik Diperbaiki 10 Valid Sedang Cukup Dipakai Reliabilitas 0.810 43

H. Teknik Analisis Data

Hipotesis yang diajukan harus diteliti kebenarannya, untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian, maka data penelitian harus dianalisis terlebih dahulu. Hipotesis yang telah dibuat akan diuji dengan menggunakan uji t namun, sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka harus dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat analisis data ini menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas data.

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen, atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal, atau tidak. Uji normalitas data hasil penelitian yang digunakan adalah uji Chi- Kuadrat dengan α = 0,05. 19 Keterangan: = nilai statistik chi-kuadrat = nilai frekuensi yang diperoleh berdasarkan data = nilai frekuensi yang diharapkan Hipotesis yang akan diujikan adalah sebagai berikut: H : sampel berasal dari polulasi yang berdistribusi normal H a : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal Setelah diperoleh harga  2 hitung, kita lakukan pengujian normalitas dengan membandingkan  2 hitung dengan  2 tabel. Namun, terlebih dahulu kita menetapkan derajat kebebasannya, yaitu df atau db = K – 3, K = banyak kelas Kriteria pengujian normalitas data hasil penelitiannya adalah: Jika maka H diterima Jika maka H ditolak 19 Kadir, Statistika: untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010, h. 113

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe match mine terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa (quasi eksperimen di SMP Islam al-azhar)

11 106 89

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh strategi pembelajaran aktif teknik question student have terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 240

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK ON THE DRAW (QD) PADA MATERI KESEBANGUNAN BAGI SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 2 PANCUR BATU.

2 8 21

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI PENERAPAN AKTIVITAS QUICK ON THE DRAW DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF.

0 0 62

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN VISUAL THINKING DISERTAI AKTIVITAS QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA.

2 6 77

PEMBELAJARAN QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN HABITS OF MIND SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA :Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa SMP di Kota Tangerang.

4 9 48

PENERAPAN AKTIVITAS QUICK ON THE DRAW DALAM TATANAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA.

1 3 62

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PESISIR TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP | Karya Tulis Ilmiah

0 0 11

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PESISIR TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

0 0 6