Kedudukan dan Fungsi Majelis Rakyat Papua MRP

penanaman modal, tenaga kerja, kesehatan, pendidikan, budaya, layanan sosial, penataan ruang perencanaan, pemukiman dan kependudukan, komunikasi, lingkungan hidup, politik dan adeministrasi pemerintah setempat, pariwisata. Pada bidang-bidang ini Provinsi Papua dapat membuat peraturannya sendiri. Perdasus dan Perdasi. Tetapi, dalam banyak bidang Otsus menyatakan bahwa Perdasus, Perdasi dan tindakan Provinsi lainnya harus sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Ini terjadi 39 kali selama Otsus periksa daftar yang disusun oleh Departemen Dalam Negeri. Misalnya, Pasal 2 3 menyatakan bahwa Lembaga Daerah Provinsi Papua akan ditetapkan lebih lanjut oleh Perdasus berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. Ada kemungkinan ketentuan dalam otsus bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan sekali lagi muncul persoalan apakah Otsus bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan sekali lagi muncul persoalan apakah Otsus adalah undang-undang yang lebih tinggi atautidak.

D. Kedudukan dan Fungsi Majelis Rakyat Papua MRP

Undang-Undang No. 21 tahun 2001 mengamanatkan dibentuknya Majelis Rakyat Papua MRP yang merupakan representasi kultural orang asli Papua yang memiliki kewenangan tertentu dalam rangka perlindungan hak-hak asli orang Papua berdasarkan penghormatan terhadap adat dan budaya setempat. Dengan demikian, Majelis Rakyat Papua MRP mempunyai peranan yang sangat penting dan memberikan warna khusus atau ciri khas dalam pelaksanakan otonomi khusus di Papua dibandingkan dengan pemerintahan daerah di tempat lain di wilayah Indonesia. Di dalam otonomi khusus Papua, hak-hak politik masyarakat adat dan penduduk asli Papua dilindungi dengan diciptakannya satu kamar tertentu di dalam parlemen provinsi Papua yang disebut Majelis Rakyat Papua MRP. Seperti halnya DPRD, MRP berkedudukan juga di provinsi. MRP mewakili orang-orang asli Papua dan bertanggung jawab mewujudkan perlindungan dan pengembangan hak-hak asli Papua. Oleh karena itu, anggota MRP harus jelas keterwakilannya, harus juga dikenal oleh dan mengenal dengan baik rakyat yang diwakilinya. Kelompok kerja merupakan suatu alat kelengkapan MRP untuk menangani bidang adat, perempuan dan agama. Kelompok kerja MRP sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat 2 Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2004 tentang Majelis Rakyat Papua yang terdiri atas: a. Kelompok Kerja Adat: yang mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan adat dan budaya asli. b. Kelompok Kerja Perempuan: yang mempunyai tugas melindungi dan memberdayakan perempuan dalam rangka keadilan dan kesetaraan gender. c. Kelompok Kerja Keagamaan: yang mempunyai tugas memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama. Majelis Rakyat Papua MRP merupakan representasi cultural orang asli Papua yang mempunyai kewenangan tertentu dalam rangka perlindungan hak-hak orang asli Papua, dengan berlandaskan penghormatan terhadap adat dan budaya, pemberdayaan perempuan dan pemantapan kerukunan umat beragama. Sementara itu, pengawasan check and balances terhadap MRP tidak secara eksplisit terdapat dalam UU No. 21 tahun 2001, sehingga tidak ada kekuasaan atau otoritas lain di Papua yang secara langsung dapat meminta pertanggungjawaban Majelis Rakyat Papua MRP bersifat built-in control dalam MRP dan berlangsung diantara sesama anggota MRP.

E. Beberapa Ketentuan dalam Otonomi Khusus Pasal 32: