BAB II SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
A. Garis Besar Isi Amandemen UUD 1945
1. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan menurut UUD Pasal1.
2. MPR merupakan lembaga bikameral, terdiri dari DPR dan DPD Pasal 2
3. Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat Pasal 6A
4. Presiden memegang jabatan selama masa lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih
kembali hanya untuk satu kali masa jabatan Pasal 7 5.
Pencantuman hak asasi manusia Pasal 28 A sampai 28 J 6.
Penghapusan DPA sebagai lembaga tinggi negara, Presiden dapat membentuk suatu dewan pertimbangan Pasal 16
7. Presiden bukan mandataris MPR, dengan demikian MPR tidak lagi menyusun
GBHN 8.
Pembentukan Mahkamah Konstitusi MK dan Komisi Yudisial KY tercantum dalam Pasal 24 B dan 24 C
9. Anggaran Pendidikan minimal 20 Pasal 31
10. Negara Kesatuan tidak boleh diubah Pasal 37
11. Penjelasan UUD 1945 dihapus
12. Penegasan demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi keadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional Pasal 33
Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak kemerdekaaanya memilih sistem politik demokrasi. Hal ini terlihat dengan jelas pada ideologi ketatanegaraan yaitu Pancasila.
Demokrasi Pancasila memiliki watak demokrasi secara umum atau universal. Watak universal demokrasi Pancasila seperti tampak pada pengakuan atas prinsip kedaulatan di
tangan rakyat, kebebasan, persamaan, kemajemukan, dan pentingnya kesejahteraan bagi rakyat.
Karakteristik demokrasi Pancasila terletak pada dianutnya prinsip harmoni atau keselarasan. Terutama keselarasan dengan Tuhan dan sesama manusia. Keselarasan
dengan Tuhan memberikan warna religius dalam demokrasi. Warna religius ini merupakan pembeda dengan demokrasi Barat yang sekuler memisahkan urusan agama
dengan negara. Keselarasan sesama manusia menghasilkan prinsip keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan kolektif. Di sini tampak ideologi Pancasila
sebagai ideologi alternatif. Dikatakan sebagai ideologi alternatif, karena selama ini ada dua ideologi yang sangat berpengaruh di dunia, yaitu liberal dan sosialiskomunis.
Ideologi liberal mengutamakan kepentingan individu yang melahirkan demokrasi liberal western democracy. Ideologi sosialis mengutamakan kepentingan kolektif. Ideologi
sosialis komunis, kemudian melahirkan demokrasi timur eastern democracy, seperti “demokrasi sentralisme” di Uni Soviet dan “demokrasi rakyat” di RRC. Negara
eastern democracy menganggap demokrasi mereka lebih murni dari western democracy yang dipandang semu karena ada unsur-unsur “penindasan” kapitalistik. Dalam
kenyataan hidup sehari-hari kedua kepentingan itu individu dan kolektif merupakan hal yang sama-sama penting dan bersifat komplementer tidak perlu dipertentangkan, tetapi
perlu diakomodasi. Ideologi Pancasila mengakomodasi kedua kepentingan tersebut. Di samping itu
demokrasi yang berdasarkan pada ideologi Pancasila mencakup demokrasi politik dan
ekonomi. Bung Karno memberikan istilah sebagai “sociodemocratie” dan Bung Hatta menamakannya “demokrasi sosial”. Dalam demokrasi sosial, kesejahteraan rakyat
menjadi prioritas. Sedangkan demokrasi politik, memadukan kelembagaan politik modern, seperti legislatif, eksekutif, yudikatif, partai politik, pemilu dengan mekanisme
pranata sosial budaya seperti permusyawaratan dalam pengambilan keputusan. Ini berarti perbedaan pendapat tetap dijamin, maka oposisi diakui dalam arti oposisi yang dinamis
berubah-berubah. Maksudnya adalah oposisi yang tidak melembaga permanen yaitu menentang kebijakan tertentu yang dipandang tidak sejalan, tetapi pada sisi lain akan
mendukung atau loyal ketika kebijakan itu sejalan. Seharusnya dengan karakteristik demokrasi Pancasila yang demikian, apabila
diterjemahkan secara tepat dalam konstitusi dan dioperasionalkan dalam sistem pemerintahan dan politik akan menghasilkan sistem pemerintahan dan politik yang
demokratis dan stabil. Namun dalam kenyataan masih jauh dari harapan, karena mengakomodasi suara rakyat pun masih merupakan barang yang langka. Hal ini dapat
disimak dari perjalanan sistem pemerintahan dan politik di negara tercinta dari era demokrasi parlementer sampai era transisi demokrasi atau reformasi. Gambaran
pelaksanaan pada masing-masing periode adalah sebagai berikut:
B. Prinsip-Prinsip Pemerintahan yang Baik