Filosofis Yuridis Letak Keistimewaan Yogyakarta 1. Historis

pasca kemerdekaan. Dengan dikuasai kembali mJakrta dan Bandung oleh Belanda berarti juga hilangnya kekuasaan NRI atas Universitas-universitas yang ada.Universitas- universitas yang ada di Jakarta dan Bandung telah dikuasai oleh Belanda. Universitas yang ada dijadikan sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan dengan hegemono Belanda. Oleh sebab itulah kemudian para founding father NRI mendirikan sebuah Universitas Nasional dengan nama Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada yang selanjutnya disebut UGM di Yogyakarta. Dan dalam hal ini, Sultan Hamengku Buwono IX menyediakan bagian dari depan istananya pagelaran sebagai tempat perkuliahan dan sekaligus perkontoran perguruan tinggi. Dari UGM inilah kemudian ditumbuhkan rasa nasionalisme dan identitas keindinesiaan. Bahkan, pada perkembangannya masa-masa kemerdekaan melalui kampus tersebut telah lahir pejuang-pejuang negeri dan inteltual- intelektual muda yang sigap menghadapi serangan imperialisme. Peran Yogyakarta dalam mempertahankan kedaulatan NRI terlihat juga dalam perjuangan melawan agresi militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948. Sebagai upaya untuk mempertahankan kedaulatan NRI maka seluruh rakyat Yogyakarta dan segenap komponen UGM bersatu melawan penjajah. Dan pada akhirnya pada tanggal 27 Desember 1949, Belanda melakukan pengakuan atas kedaulatan Indonesia. Peran strategis Yogyakarta tampak pula pada era reformasi tahun1998. Aksi Damai Sejuta Masa di Yogyakarta sebagai bentuk kekesalan dan kekecewaan terhadap pemerintahan Soeharto yang difasilitasi oleh kesultanan dan kadipaten, dan keikutsertaan HB X dalam merumuskan Deklarasi Ciganjur yang mampu menjadi senjata ampuh dalam menurunkan rezim Soehartyo setelah berkuasa 32 tahun lamanya. Semua itu merupakan bentuk kepedulian kesultanan dan kadipaten terhadap perbaikan dan kehidupan yang lebih demokratis di negeri ini. Dengan demikian semakin jelas bahwa sungguh besar sekali peran Yogyakarta pada awal-awal pendirian NRI, dalm mempertahankan kedaulatan NRI dari penjajah, dalm upaya-upaya mengisi kemerdekaan NRI, menumbuhkan nasionalisme, mewujudkan persatuan dan kesatuan NKRI serta mewujudkan yang lebih demokratis.

2. Filosofis Yuridis

Secara formal predikat keistimewaan Yogyakarta dapat dilihat dalam maklumat tanggal 5 September 1945 yang dikeluarkan oleh Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII yang pada intinya menyatakan bahwa Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman merupakan daerah istimewa dan merupakan bagian dari wilayah Republik Indonesia. Selanjutnya pengakuan terhadap keistimewaan ini dituangkan dalam konstitusi NKRI pada pasl 18 B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 telah mengakui dan menghormati adanya satuan-satuan pemerintah daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa. Dengan demikian Predikat Istimewa yang disandang Yogyakarta memiliki landasan ghukum yang sangat kuat. Dengan diaturnya keistimewaan di dalam konstitusi artinya para pendiri negeri ini sadar dan menjunjung tinggi adanya status keistimewaansuatu derah. Untuk selanjutnya,pengaturan mengenai keistimewaan Yogyakarta tertuang di dalam beberapa ketentuan Undang-Undang. Status keistimewaan Yogyakarta tidak tidak diatur lagi dalam UU pembentukan karena telah diatur dalam UU 221948. Daerah-daerah yang mempunyai hak-hak asal- usul dan di Zaman sebelum Republik Indonesia mempunyai pemerintahan sendiri yang bersifat istimewa, dengan undang-undang pembentukan yang termaksuddalam ayat 3 dapat ditetapkan sebagai daerah istimewa yang setingkat dengan Provinsi, Kabupaten, atau desa yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.Pasal 1 ayat 2 UU No. 221948. Sedangkan mengenai pengangkatan kepala daerah dan wakil kepala dearth tertuang dalam Pasal 18 ayat 5 dan 6 UU No. 221948 yang berbunyi: Kepala Daerah Istimewa diangkat oleh Presiden dari keturunan keluarga yang berkuasa di daerah itu di zaman sebelum Republik Indonesia dan yang masih menguasai daerahnya, dengan syarat-syarat kecakapan, kejujuran dan kesetiaan, dan dengan mengingat adat istiadat di daerah itu. Ayat 6 Untuk daerah Istimewa dapat diangkat seorang Wakil Kepala Daerah Istimewa dengan mengingat syarat-syarat tersebut dalam ayat 5. Wakil kepala Daerah Istimewa adalah anggota Dewan Pemerintah Daerah. Pengaturan mengenai keistimewaan Yogyakarta sebenarnya sudah ada sejak tahun 1950 yang ditungkan di dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 1950 tentang pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta yang ditetapkan pada tanggal 4 Maret 1950. Lima bulan kemudian, tepatnya tanggal 14 Agustus 1950, dikeluarkan Undang-Undang No.19 tahun1950 yang mengubah Undang-Undang No. 3 tahun 1950 juncto UU No. 19 tahun 1950 merupakan Undang-Undang yang berlandaskan pada Undang-Undang Dasar Sementara. Sehingga dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang menyatakan kembali menggunakan UUD 1945 maka perlu adanya peraturan yang baru yang mengatur mengenai keistimewaan Yogyakarta. Selain ketentuan Undang-Undang di atas, dari hasil penelusuran terhadap Undang-undang yang penulis lakukan, penulis dapatkan ketentuanpasal-pasal dalam beberapa Undang-Undang yang mengatur tentang pemerintahan daerah di Indonesia pasca UU No. 22 tahun1948, yaitu: UU No. 01 tahun 1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, UU No. 18 tahun 1965 tentang Pokok- poko Pemerintahan Daerah, UU No. 05 tahun1974 tentang pokok-pokok Pemerintahan Daerah, UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, secara eksplisit tetap mengakui dan memberikan pengakuan mengenai status keistimewaan Yogyakarta. Uniknya dalam aturan peralihan beberapa Undang-Undang yang mengatur mengenai pemerintahan daerah di Indonesia tersebut, tidak sedikitpun ada pengurangan mengenai status keistimewaan. Bahkan, tidak pula membatalkan ketentuan yang berkaitan dengan keistimewaan tersebut. Sehingga menurut hemat penulis, perundang- undangan tersebut tetap berlaku hingga saat ini, dan dapt dijadikan acuan dalam menyusun regulasi keistimewaan Yogyakarta. Meskipun statuskeistimewaan telah diatur dalam Undang-Undang No. 3 tahun 1950 yang telah diubah dalam UU No. 19 tahun 1950 serta tetap diakui oleh Undfang-Undang yang mengatur tentang pemerintahan daerah di Indonesia, akan tetapi peraturan perundang-undangan tersebut tidak mampu menjelaskan substantif keistimewaan yang dimiliki oleh DIY yang membedakan dengan daerah- daerah yang lain di Indonesia. Sehingga menimbulkan multi-interpretasi dalam memahami keistimewaan Yogyakarta. Dengan demikian, jelas bahwa perlu adanya regulasi yang mampu menjelaskan mengenai substansi yang dimiliki oleh DIY.

3. Sosiologis