Pemilihan BupatiWakil Bupati Implikasi Ketentuan Pilkada Langsung NAD

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dalam siding paripurna DPRD Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pengawasan proses pemilihan gubernur dan wakil gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dilakukan oleh Komisi Pengawas Pemilihan

2. Pemilihan BupatiWakil Bupati

Pemilihan BupatiWakil Bupati menggunakan ketentuan yang sama seperti pada pemilihan GubernurWakil Gubernur, tetapin terdapat beberapa pengecualian yaitu: a pemyerahan hasil pemilihan oleh DPRD KabupatenKota kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur b pengesahan BupatiWakil Bupati dan WalikotaWakil Walikota terpilih oleh Menteri Dalam Negeri: dan c pelantikan BupatiWakil Bupati dan WalikotaWakilWalikota oleh Gubernur atas nama Menteri Dalam Negeri dan pengangkatan sumpahnya dilakukan dihadapan ketua Mahkamah Syari’ah dalam Sidang DPRD KabupatenKota.

3. Implikasi Ketentuan Pilkada Langsung NAD

Pasal-pasal strategis dalam UU No 18 tahun 2001 berkaitan dengan proses pemilihan kepala daerah yang dipilih langsung oleh rakyat. Pada tahun 2001, ProvinsiNAD adalah satu-satunya provinsi yang memiliki aturan khusus mengenai pemilihan kepala daerah secara langsung. Sementara pemilihan kepala daerah di provinsi lain di Indonesia masih dilaksanakan oleh DPRD masing-masing. Sebenarnya pemilihan kepala daerah langsung dapat membuka peluang bagi tercapainya perdamaian di Aceh apabila semua pihak yang bertikai memindahkan pertikaian dan persaingannya menuju pemilu. Sayangngya peluang ini tidak pernah dimanfaatkan karena tidak ada kemauan politik dari pemerintah nasional untuk benar-benar menerapkan UU No.18 tahun 2001 serta prinsip-prinsip otonomi khusus di Aceh. Khususnya untuk pilkada, seharusnya pelaksanaannya sepenuhnya diselenggarakan berdasarkan UU. No.18 tahun 2001 yang telah mengatur penyelenggaraan pemilihan gubernur, bupati dan walikota di Aceh. Bahkan DPRD Privinsi NAD telah menghasilkansuatu qanun perda mengenai penyelenggaraan pilkada langsung di Aceh yang memberi terobosan penting dengan membuka peluang bagi pencalonan kandidat independen untuk pemilihan kepala daerah di Aceh. Ada beberapa ketidaksesuaian antara UU No.18 tahun 2201 dengan UU No.32 tahun2004. Pertama menyangkut penyelenggara pilkada langsung di NAD. UU No.18 tahun 2001 menggariskan bahwa penyelenggara pilkada di NAD adalah Komisi Independen Pemilihan yang terdiri dari anggota KPU nasional. Qanun pilkada langsung