Penerapan clean and good governance pada akhirnya mensyaratkan moral sebagai pilar yang dapat mengikat . Ketiga pilar tersebut yaitu: pemerintah, swasta dan masyarakat.
G. Good Governance: Prinsip, Komponen, dan Penerapannya
Konsep pemerintahan yang bersih perlu dipahami dalam interaksi antar negara, masyarakat warga dan pasar. Pemerintahan dipahami sebagai mekanisme pengelolaan
sumber daya ekonomi dan social yang melibatkan pemerintah dan nonpemerintah dalam kerja keras bersama.
Dalam cara pengelolaan otoritas dan sangsi negara bukan merupakan dasar utama dinamisme. Dalam pemerintahan, diasumsikan bahwa banyak pelaku yang terlibat dan
tidak ada yang dominan. Terminologi pemerintahan menolak gagasan formal bahwa hanya satu institusi
negaralah yang berfungsi dengan baik. Dalam terminologi ini tercakup pengakuan bahwa di masyarakat, terdapat banyak pusat pengambilan keputusan yang bekerja pada tingkat
yang berbeda. Meskipun demikian, pemerintahan tidak muncul secara serabutan, kebetulan atau tanpa diinginkan. Ada beberpa bentuk aturan main yang perlu ditaati oleh
para pelaku. Yang paling penting diantara pelaku tersebut adalah bentuk otoritas seperti yang dijalankan oleh negara.
Tetap dalam konsep pemerintahan, dapat diasumsikan bahwa otoritas tidak dijalankan secara sepihak, melainkan dengan melibatkan sejenis pembuatan konsensus di
kalangan pelaku yang berbeda. Dalam pemerintahan para pelaku di luar pemerintahan mempunyai wewenang untuk berpartisipasi dalam membangun, mengontrol dan
mematuhi peraturan yang dibentuk secara kolektif. Masyarakat sendiri terdapat banyak bentuk pemerintahan. Dalam kesempatan ini
dibahas adalah kerangka kerja mengelola sumber daya ekonomi dan sosial dalam pembangunan Indonesia yang saat ini sedang menghadapi masalah kemiskinan dan
ketidakstabilan ekonomi yang menyebabkan arah metode pembangunan menjadi sangat penting. Dalam konteks inilah pemerintahan didefinisikan sebagai “mekanisme
pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial untuk tujuan pembangunan”. Dengan demikian pemerintahan yang bersih dapat diartikan sebagai mekanisme pengelolaan
sumber daya ekonomi dan sosial dengan substansi dan implementasi yang ditujukan untuk mencapai pembangunan yang stabil, efisien dan secara adil.
Dalam pemerintahan yang bersih dapat direncanakan mekanisme pengelolaan dalam bentuk kelembagaan dimana pengaturan kerja termasuk sangsi politisi dan peran
para pelaku bias ditetapkan. Pemerintahan yang bersih mempunyai beberapa aspek. Pertama, prinsip koordinasi informal dan formal. Koordinasi formal dalam good
governance diterapkan melalui pemerintahan berdasarkan hukum. Hal ini disebabkan oleh:
1. Adalah terlalu praktis dan memakan waktu yang relatif lama untuk melibatkan
berbagai usaha yang membutuhkan reorganisasi hubungan informal; 2.
Masyarakat Indonesia telah kehilangan kemampuan yang sangat berarti untuk menangani berbagai masalah dengan berbasis tradisional dan komunal. Sementara
itu berbagai pengelompokan kota dan professional bermunculan, berkembang dan membutuhkan pengaturan hukum yang formal. Artinya, pada awalnya
pemerintahan yang bersih memfokuskan usahanya pada perbaikan arsitektur hokum bagi pembangunan ekonomi dan politik.
Kedua, mengacu ke para pelaku pemerintahan, yaitu pemerintahan dan kelompok masyarakat. Kelompok masyarakat itu sendiri mempunyai kepentingan yang berbeda.
Untuk mengidentifikasi berbagai kelompok kepentingan perlu terlebih dahulu mengidentifikasi berbagai lembaga atau organisasi penengah yang mewakili berbagai
komunitas kalangan yang paling bawah dan berbeda-beda. Legitimasi yang melibatkan evaluasi prestasi pemerintah dalam melaksanakan
otoritasnya. Dalam konteks ini, peran pers menjadi sangat penting untuk melakukan evaluasi prestasi pemerintah dari hari ke hari, yang tidak tergantung pada laporan
pertanggungjawaban pemerintah di parlemen. Komponen pemerintah yang bersih biasanya meliputi: pemerintahan berdasarkan
hukum., transparansi dalam pembuatan kebijakan, pembuatan kebijakan yang bertanggungjawab, birokrasi yang memenuhi syarat, masyarakat warga yang memiliki
kemampuan capable.
Sejak tahun 1990, Bank Dunia telah menghubungkan alokasi sumber daya ekonomi oleh pemerintah dengan peran pemain pelaku pasar dan organisasi masyarakat.
Dikatakan bahwa mekanisme alokasi sumber daya membutuhkan: a.
Pertanggungjawaban para pemimpin kepada rakyat b.
Tranparansi dan transaksi c.
Efisiensi dalam alokasi sumber daya d.
Bank Dunia telah mengidentifikasi dua prasyarat utama untuk pemerintahan yang bersih, yaitu:
1. Kerangka kerja hokum yang memadai, dengan usaha sosialisasi yang cukup,
mekanisme pemberlakuan, dan suatu penyelesaian konflik melalui pengadilan atau arbitrasi sebagai cara untuk mencapai sasaran pembangunan
2. Menjaga ketersediaan informasi mengenai kondisi pasar dan mengenai niat
pemerintah untuk campur tangan di pasar. Beberapa unsur dalam pemerintahan yang bersih adalah sebagai berikut:
a. Pertanggungjawaban, termasuk pertanggungjawaban politik dimana pegawai
negeri diganti secara teratur, dan pertanggungjawaban umum dengan tanggungjawab yang diuraikan secara jelas.
b. Pemberlakuan UU, perbedaan tanggungjawab antara pegawai negeri dan sektor
swasta, dan hak-hak masyarakat warga untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah.
c. Informasi mengenai setiap aspek kebijakan pemerintah harus disampaikan kepada
masyarakat umum untuk meningkatkan kompetisi yang sehat dalam bidang politik, toleransi, dalam kadar yang tinggi dan memperbaiki pembuatan kebijakan
yang didasari pada skala preferensi masyarakat d.
Transparansi untuk kontrol sosial Pemerintahan yang bersih memerlukan keseimbangan antar negara, pasar dan
masyarakat warga. Elemen-elemen diatas berlaku terutama pada pemerintah. Namun, pemerintah juga mempunyai kewajiban untuk campur tangan di pasar untuk mencapai
berbagai sasaran tertentu seperti pendidikan, kesehatan atau infrastruktur. Untuk mengimbangi negara, suatu masyarakat warga yang kompeten perlu dibentuk melalui
implementasi demokrasi, pemerintahan berdasarkan hukum, hak asasi manusia dan dijalankannya secara pluralisme.
Sebagai konsep good governance mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a.
Pemerintahan yang bersih meningkatkan faktor-faktor politik tertentu, seperti demokrasi, pemerintahan berdasarkan hukum, HAM dengan dasar bahwa
pasar dan pemerintah dapat berfungsi secara efisien hanya apabila dikontrol oleh para pemilih
b. Pemerintahan yang bersih memungkinkan adanya keterkaitan antara negara,
pasar dan masyarakat sipil. Namun, dasar untuk membangun good governance adalah pasar. Validitas pilihan
konsumen dan konstituen dijamin dengan cara memelihara kompertisi di mpasar dan politik. Tetapi di negara- negara yang sering bertindak secara tidak rasional belum tentu
demikian halnya. Tesis bahwa kepentingan bisnis berjalan seiring dengan pembangunan politik belum tentu benar. Para pelaku bisnis mungkin saja membuat keputusan-
keputusan politik yang tidak jujur, seperti misalnya penolakan terhadap buruh yang independen. Dan pasar itu sendiripun bias menyimpang.
Pemerintahan yang bersih dapat diterapkan sebaik-baiknya dalam suatu masyarakat warga yang pluralistik, yang dapat menyelesaikan konflik antara kelompok-
kelompok ekonomi, etnis dan politik. Ketidaksetaraan yang terlihat di berbagai kelompok masyarakat perlu dipecahkan,
khususnya antara kaum yang kuat dan kaum yang lemah, berkenaan dengan akses ke ibukota, jaringan pasar, ketrampilan dan sebagainya.
Prinsip-prinsip dasar untuk pemerintahan demokratis antara lain: 1.
Mengembangkan identitas warga yang meliputi: a.
Pembentukan solidaritas warganegara b.
Meningkatkanidentitas sesuai dengan karakteristik khusus warganegara c.
Mengembangkan institusi-institusi yang membangun solidaritas diantara identitas yang berkonflik
2. Mengembangkan kemampuan politik dengan cara menghormati hak-hak
warganegara. Pwengembangan ketrampilan agar kompetitif, meningkatkan
kompetensi dan kemampuan orhganisasi untuk menggunakan hak-hak dan kewajiban kolektif
3. Mengembangkan pemahaman politik melalui wacana mengenai perilaku politik
4. Mengembangkan kemampuan adaptasi dalam budaya untuk mengamati kejadian-
kejadian berdasarkan pengetahuan dan bukan berdasarkan prasangka. Beberapa pengalaman internasional dalam gerakan pemberantasan korupsi adalah
Independent Commision Against Ccorruption of Hong Kong, aktifitas Tranparancy International. Keduanya mempunyai resep penting yaitu: kelayakan program anti korupsi
dan kredibilitas mereka yang menerapkannya.
H. Upaya Mewujudkan Good Governance