Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

3 mendominasi dan terus-menerus digunakan dalam pembelajaran. Jika metode cemarah terus menerus digunakan siswa tidak memiliki kesempatan lebih untuk menggali dan membangun pengetahuan siswa sendiri. Keadaan tersebut yang menyebabkan siswa menjadi pasif dalam pembelajaran. Akibat dari masalah di atas menyebabkan prestasi belajar IPS di kelas menjadi rendah. Pretasi belajar menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Besaran nilai yang diperoleh setiap siswa bisa menjadi indikator berhasil tidaknya kegiatan pembelajaran yang dilalukan oleh guru. Berikut ini adalah hasil data yang peneliti peroleh dari nilai rata-rata hasil ujian akhir semester gasal siswa kelas VIII D di SMPN 3 Kalasan Tahun Ajaran 20142015. Tabel 1. Nilai Rata-Rata UAS Semester I pada Mata Pelajaran IPS No. Kelas Rata-rata KKM 1 VIII A 66 77 2 VIII B 66 77 3 VIII C 66 77 4 VIII D 62 77 Sumber: Administrasi sekolah Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa prestasi belajar IPS kelas VIII SMPN 3 Kalasan masih rendah dan masih jauh dari nilai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 77. Nilai rata-rata UAS semester I yang paling rendah terdapat pada kelas VIII D yaitu 62. Rendahnya nilai rata-rata kelas VIII D yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas pada kelas VIII D. Berdasarkan observasi dan pengakuan guru, rendahnya prestasi belajar tersebut 4 disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS, kurangnya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran IPS, siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan guru, siswa sering membuat gaduh saat pembelajaran IPS berlangsung, siswa kurang berusaha dalam mengerjakan latihan atau tugas yang diberikan oleh guru dan kurangnya keinginan siswa untuk bertanya tentang materi pelajaran yang belum dipahami. Rendahnya keaktifan belajar siswa memberikan dampak dalam pencapaian prestasi belajar IPS. Maka, partisipasi aktif dan prestasi belajar siswa kelas VIII D perlu ditingkatkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pelibatan siswa aktif dalam proses pembelajaran bisa menjadi cara untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Upaya untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar tersebut bisa dilakukan dengan menerapkan metode pembalajaran yang dapat membuat siswa antusias dan melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian, proses pembelajaran akan terasa lebih hidup dan lebih menarik. Siswa akan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran, karena siswa ikut mencari dan menemukan sendiri pengetahuan yang ia dapatkan. Siswa juga akan terlatih untuk dapat berpikir kritis, lebih peka terhadap masalah- masalah sosial yang ada, lebih berani mengemukakan pendapatnya, dan bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya. Salah satu upaya untuk mengubah situasi tersebut, maka peneliti termotivasi untuk menggunakan metode the learning cell untuk 5 meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas VIII D SMPN 3 Kalasan. Metode the learning cell merupakan metode yang menuntut siswa untuk berpartisipasi aktif, berani mengemukakan pendapatnya, dan bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahui dalam proses pembelajaran. Metode the learning cell akan lebih memotivasi siswa untuk melatih dan mengembangkan kemampuan daya pikir, mengembangkan kemampuan untuk berpartisipasi aktif, mengembangkan ketrampilan siswa dalam membuat pertanyaan dan mengemukakan pendapatnya serta siswa lebih mudah memahami materi pelajaran. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode ini belum pernah diterapkan pada pembelajaran IPS di SMPN 3 Kalasan. Sesuai analisis dan situasi yang disebutkan di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan sebuah judul “Implementasi Metode The Learning Cell untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII D SMPN 3 Kalasan Tahun Ajaran 20142015 ”. Penerapan metode the learning cell dalam pembelajaran IPS dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas VIII D.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti menemukan beberapa permasalahan pada pembelajaran IPS di SMPN 3 Kalasan sebagai berikut : 1. Masih rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS 6 2. Masih rendahnya prestasi belajar IPS siswa kelas VIII D SMPN 3 Kalasan yang masih dibawah nilai KKM yaitu 62. 3. Kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran IPS 4. Penerapan metode pembelajaran yang kurang variatif. 5. Kurangnya minat belajar dan antusiasme siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPS.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan beberapa identifikasi masalah diatas, maka peneliti hanya memfokuskan pada implementasi metode the learning cell dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas VIII D di SMPN 3 Kalasan tahun ajaran 20141015. Prestasi belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah pada ranah kognitif melalui tes prestasi belajar.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas VIII D SMPN 3 Kalasan? 2. Bagaimana peningkatan keaktifan siswa kelas VIII D SMPN 3 Kalasan? 3. Bagaimana peningkatan prestasi belajar IPS siswa kelas VIII D SMPN 3 Kalasan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: 7 1. Untuk mengetahui upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPS siswa kelas VIII D SMPN 3 Kalasan. 2. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa kelas VIII D SMPN 3 Kalasan. 3. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPS siswa kelas VIII D SMPN 3 Kalasan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat bagi Guru Memberi alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS. 2. Manfaat bagi siswa Metode the learning cell dapat memberikan suasana belajar baru bagi siswa, dapat meningkatkan semangat belajar siswa terutama dalam pembelajaran IPS, dan dapat membantu siswa dalam pemahaman materi sehingga sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 3. Manfaat bagi sekolah Menciptakan sekolah sebagai objek serta sarana belajar siswa yang menyenangkan dan memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka menambah perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.