33
diagnosis kesulitan belajar tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan rekayasa pengajaran remedial perbaikan.
5 Ujian Akhir Nasional
UAN pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa.
Berdasarkan cara pengukuran di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini pengukuran prestasi belajar dengan
menggunakan pre-test dan post-test yang akan diberikan pada setiap siklus.
B. Penelitian yang Relevan
Adapun hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini sebagai berikut:
1. Penelitian Marta Cahyaningrum dan Ekohariadi 2012, Pengaruh
Pembelajaran Aktif Strategi Learning Cell menggunakan Kartu terhadap Hasil Belajar Siswa di SMKN 1 Jetis, penelitian ini ditulis
dalam Jurnal Penelitian Pendidikan, 0I, Nomor I, Tahun 2012, hal 1-8. Penelitian pembelajaran aktif strategi learning cell menggunakan
kartu mendapatkan hasil rating rata-rata 92,44, respon siswa terhadap pembelajaran aktif strategi learning cell menggunakan kartu
dengan hasil rating 83,81, rata-rata hasil belajar kelas eksperimen X AV1 sebesar 77,5 dan nilai rata-rata kelas kontrol X AV2
72,9375. Perhitungan menggunakan uji t diperoleh thitung = 2,525 ttabel = 1,67. Berdasarkan temuan penelitian dapat dikatakan bahwa
34
kelas yang menggunakan pembelajaran aktif strategi learning cell menggunakan kartu mempunyai nilai hasil belajar yang lebih baik
daripada kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional. 2.
Penelitian Sri Hartini 2014, Pengaruh Metode Pembelajaran Learning
Cell terhadap
Kemampuan Pemahaman
Konsep Kenampakan Alam, penelitian ini ditulis dalam Jurnal Penelitian
Pendidikan, II, Nomor V, Tahun 2014, hal 1-5. Peneliti mendapatkan hasil atau skor dari thitung adalah sebesar 4,726 sehingga
menunjukkan bahwa thitung ttabel 4,726 2,003 dengan keputusan uji yang diperoleh yaitu H0 ditolak. Berdasarkan hasil
analisis, rata-rata nilai kemampuan pemahaman konsep yang didapat oleh kelompok eksperimen adalah sebesar 78,63 dan rata-rata nilai
kemampuan pemahaman konsep yang didapat oleh kelompok kontrol adalah sebesar 64,77.
Kesamaan peneltian ini dengan penelitian yang relevan di atas terdapat pada penerapan metode the learning cell. Sedangkan
perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang relevan di atas terdapat pada obyek, tempat penelitian dan penerapan metode the
learning cell dalam penelitian ini untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
C. Kerangka Pikir
Dalam pembelajaran IPS keaktifan siswa dalam mengajukan ide pada guru, memberikan tanggapan atau komentar terhadap siswa lain, bertanya
35
kepada guru tentang materi yang disampaikan, menyanggah atau menyetujui ide pengerjaan soal dari teman masih rendah. Hal ini
dikarenakan siswa tidak memiliki minat belajar terhadap pembelajaran IPS sehingga berdampak pada rendahnya aktivitas, keaktifan, motivasi, serta
prestasi siswa.
Rendahnya prestasi belajar IPS siswa kelas VIII D SMPN 3 Kalasan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurang antusiasnya siswa dalam
pembelajaran IPS, siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, siswa sering membuat gaduh saat pembelajaran IPS
berlangsung, siswa kurang berusaha dalam mengerjakan latihan atau tugas yang diberikan oleh guru, kurangnya keinginan siswa untuk bertanya
tentang materi pelajaran yang kurang dipahami. Penggunaan metode pembelajaran yang monoton menyebabkan
belum maksimalnya partisipasi aktif dan prestasi siswa dalam pembelajaran IPS. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka guru sebagai
pengelola pembelajaran di kelas harus kreatif dan inovatif dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran agar menciptakan suasana
belajar yang dapat menarik minat siswa untuk berpartisipasi aktif dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Metode
yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS adalah metode the learning cell. Metode the learning cell dapat digunakan untuk membantu
meningkatkan minat, partisipasi aktif siswa serta untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi atau bahan ajar yang siswa baca dalam