3 METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2010 hingga Mei 2011. Bahan baku ikan lele dumbo afkir berasal dari petani lele di daerah Parung
Kabupaten Bogor. Penelitian dilakukan di beberapa laboratorium, yaitu Laboratorium Program Studi THP Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB
Laboratorium Pengolahan Hasil Perairan, Laboratorium Mikrobiologi dan Biokimia Hasil Perairan dan Laboratorium Bahan Baku Hasil Perairan,
Laboratorium Program Studi Ilmu Pangan Laboratorium Pengolahan dan Biokimia Pangan dan Gizi, Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas
Peternakan dan Laboratorium Terpadu IPB.
3.2 Bah an dan Alat
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan KPI adalah ikan lele dumbo afkir ukuran panjang 30-50 cm dengan berat 1-3 kg dan etanol 95 food
grade. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan tepung tulang adalah limbah tulang ikan lele afkir berupa tulang kepala dan tulang badan hasil
pembuatan KPI lele dumbo afkir. Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk analisis antara lain standar asam amino, larutan derivatisasi metanol, Na-asetat
dan trietilamin, larutan multienzim tripsin, kimotripsin dan peptidase standar kalsium HClO
4
, HNO
3
, K
2
SO
4
, selenium, H
2
SO
4
, H
2
O
2
, petroleum benzena,
NaOH, HCl.
Peralatan yang digunakan pada penelitian terdiri dari peralatan untuk pengolahan pembuatan KPI, tepung tulang dan MP-ASI dan peralatan untuk
analisis. Peralatan yang digunakan untuk pembuatan KPI dan tepung tulang lele dumbo afkir serta formulasi MP-ASI adalah neraca analitik, timbangan meja,
pisau, sendok, spatula, food processor, refrigerator, kain saring, stop watch, blender kering, panci presto dan ayakan ukuran 100 mesh. Alat-alat yang
digunakan digunakan untuk analisis adalah whiteness, neraca analitik, desikator, tanur, oven, alat kjeldhal, soxhlet, pH-meter, high performance liquid
chromatograpy HPLC, atomic absorption spechtrophotometer AAS dan peralatan gelas.
3.3 Tahapan Penelitian
Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian lanjutan. Pada penelitian pendahuluan dilakukan pembuatan KPI dari
daging ikan lele dumbo afkir dengan perlakuan lama ekstraksi dan pengulangan tahapan ekstraksi serta pembuatan tepung tulang ikan dari tulang kepala dan
tulang badan hasil limbah pembuatan KPI lele dumbo afkir yang dihasilkan, dengan perlakuan metode penepungan tulang, yaitu metode basah presto dan
metode kering oven. Konsentrat protein ikan lele dumbo afkir dilakukan uji organoleptik, fisika dan kimia sedangkan pada tepung tulang ikan lele dumbo
dilakukan uji fisika dan kimia. Diagram alir penelitian pendahuluan dapat dilihat pada Gambar 3.
3.3.1 Penelitian pendahuluan
1 Pembuatan KPI lele dumbo afkir Konsentrat protein ikan lele dumbo afkir dibuat berdasarkan modifikasi
metode Suzuki 1981. Faktor yang dipelajari dalam pembuatan KPI lele dumbo afkir adalah lama ekstraksi 20, 30, 40 menit menggunakan pelarut etanol 95
dengan pengulangan ekstraksi 1, 2, 3, 4 kali. Konsentrat protein ikan lele dumbo afkir yang dihasilkan selanjutnya dianalisis dengan uji organoleptik, fisik dan
kimia. Analisis yang dilakukan meliputi bau Soekarto dan Hubeis 1982, derajat putih Faridah et al. 2006, kadar protein AOAC 1995, kadar lemak AOAC
1995, dan rendemen Hadiwiyoto 1993. Metode pembuatan KPI lele dumbo afkir terbaik dipilih berdasarkan bau ikan lemah, derajat putih tertinggi, kadar
protein minimal 67,5, kadar lemak minimal 0,75, rendemen tertinggi. Konsentrat protein ikan lele dumbo afkir terbaik yang dipilih kemudian
dikarakterisasi lebih lanjut meliputi daya serap air Beuchat 1977, daya serap minyak Beuchat 1977, densitas kamba Wirakartakusumah et al. 1992, kadar
air AOAC 1995, kadar abu AOAC 1995, kadar karbohidrat by difference,
profil asam amino AOAC 1995 dan daya cerna in vitro Hsu et al. 1977. Tahapan proses pembuatan KPI lele dumbo afkir dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 3 Diagram alir penelitian pendahuluan
.
2 Pembuatan tepung tulang ikan lele dumbo afkir Tulang ikan limbah dari hasil pembuatan KPI lele dumbo afkir selanjutnya
dibuat menjadi tepung tulang dengan menggunakan metode Kaya et al. 2008 yang dimodifikasi. Tepung tulang ikan lele dumbo afkir dibuat menggunakan dua
metode penepungan, yaitu metode basah presto selama 1 jam suhu 115-120
o
C
Ikan lele dumbo afkir Pemfilletan dan penyiangan
Daging lumat
Pembuatan tepung tulang ikan Pembuatan KPI
Karakterisasi tepung tulang
Karakteristik fisik: daya serap air, daya serap minyak, derajat
putih, densitas kamba Karakteristik kimia: komposisi
proksimat, nilai pH, total kalsium
Limbah tulang ikan
Tepung tulang ikan KPI
Karakterisasi KPI
Organoleptik: bau Karakteristik fisik: derajat putih,
daya serap air, daya serap minyak, densitas
Karakteristik kimia: komposisi proksimat, komposisi asam amino,
daya cerna protein in vitro
Tepung tulang lele dumbo afkir terbaik
KPI lele dumbo afkir terbaik
dan metode kering oven selama 1,5 jam pada suhu 105
o
C. Parameter yang digunakan untuk menentukan metode penepungan terbaik adalah jumlah total
kalsium Reitz et al. 1987 tertinggi dan rendemen tertinggi. Tepung tulang lele dumbo afkir hasil metode terbaik yang dipilih kemudian dikarakterisasi lebih
lanjut untuk mengetahui sifat-sifat fisik meliputi daya serap air Beuchat 1977, daya serap minyak Beuchat 1977, densitas kamba Wirakartakusumah et al.
1992, derajat putih Faridah et al. 2006 dan kimia, yaitu kadar air AOAC 1995, kadar protein AOAC 1995, kadar lemak AOAC 1995, kadar abu
AOAC 1995, serta pH AOAC 1995.
Gambar 4 Diagram alir pembuatan konsentrat protein ikan lele dumbo afkir Modifikasi Suzuki 1981.
Pembersihan dan penggilingan
Daging lumat
Ekstraksi etanol food grade 95 perbandingan daging lumat dan etanol 1:3 bv, suhu 5
o
C selama 20, 30, 40 menit
Penyaringan
Pengeringan Penepungan dan pengayakan 100 mesh
KPI lele dumbo afkir KPI
Pengulangan ekstraksi 1, 2, 3, 4 kali
Daging ikan lele dumbo afkir