Uji organoleptik skoring Penelitian lanjutan
Makanan bayi tidak boleh memiliki sifat kamba, yaitu MP-ASI mempunyai nilai densitas kamba kecil, yang berarti MP-ASI tersebut untuk berat
yang ringan membutuhkan ruangvolume yang besar, sehingga dikhawatirkan MP-ASI memiliki volume yang besar tetapi kandungan gizinya rendah. Dengan
demikian harus memperhatikan jumlah kandungan protein serta energi yang terkandung dalam makanan bayi harus tinggi Krisnatuti dan Yenrina 2000.
Makanan yang bersifat kamba akan cepat memberikan rasa kenyang sehingga bayi tidak mau meneruskan makannya. Di lain pihak, terdapat kemungkinan
bahwa energi dan zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi kurang terpenuhi. Sifat kamba antara lain terdapat pada bahan karbohidrat atau bahan mengandung pati
yang tinggi, seperti serealia dan umbi-umbian.
4. 4. 4 Komposisi gizi MP-ASI formula terpilih
Analisis proksimat dilakukan untuk mengetahui komposisi gizi yang terdapat pada formula MP-ASI, untuk dibandingkan dengan standar komposisi
gizi makanan tambahan bayi menurut FAO 1991. Analisis yang dilakukan meliputi kadar air, protein, lemak dan karbohidrat serta analisis total kalsiumdapat
dilihat pada Lampiran 20. Komposisi proksimat formula terpilih dapat dilihat pada Tabel 12.
Hasil analisis menunjukkan bahwa MP-ASI produk komersial memiliki kadar air terendah dan berbeda nyata p0,05 dengan MP-ASI formula kontrol,
B1 dan C1. Makanan pendamping ASI formula C1 memiliki kadar air tertinggi dan berbeda nyata p0,05 dengan MP-ASI formula kontrol dan formula B1,
sedangkan kadar air MP-ASI kontrol tidak berbeda nyata p0,05 dengan MP-ASI formula B1. Perbedaan kandungan air pada MP-ASI kontrol, formula B1
dan C1 diduga disebabkan karena perbedaan jumlah substitusi KPI lele dumbo afkir terhadap susu skim. Konsentrat protein ikan lele afkir sendiri sebagai bahan
substitusi memiliki kadar air sebesar 8,65 yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar susu skim 4,95, sehingga semakin banyak KPI lele dumbo afkir
yang disubstitusikan maka semakin tinggi nilai kadar air formula MP-ASI.
Tabel 12 Komposisi gizi MP-ASI formula kontrol, formula terpilih dan MP-ASI produk komersial
Komponen Formula susu skim:KPI + tepung
tulang ikan Produk
Komersial FAO
1991 A0
kontrol 0:0
+1g B1
75:25 +1g
C1 50:50
+1g Air
6,83
b
6,84
b
8,28
c
2,49
a
- Protein
11,74
a
17,65
b
24,73
c
11,84
a
Min. 15 Lemak
11,16
c
11,03
c
9,65
b
2,14
a
10-25 Abu
2,54
a
3,51
b
2,93
a
2,66
a
- Karbohidrat
74,56
c
67,81
b
62,89
a
83,36
d
- Kalsium mg
208
C
172
b
162
b
142
a
533,3 Energi kkal
367,19
a
380,47
c
379,50
c
246,66
a
400 Keterangan: angka-angka yang diikuti huruf superskrip berbeda a,b,c,d menunjukkan
berbeda nyata p0,05.
Berdasarkan analisis ragam MP-ASI formula kontrol memiliki kadar protein terendah dan berbeda nyata p0,05 dengan MP-ASI formula B1 dan C1,
sedangkan MP-ASI formula C1 memiliki kadar protein tertinggi dan berbeda nyata p0,05 dengan MP-ASI formula kontrol, formula B1, dan MP-ASI produk
komersial. Hal ini dikarenakan KPI lele dumbo afkir yang disubstitusikan pada susu skim merupakan bahan yang berprotein tinggi 81,60 sehingga apabila
semakin banyak ditambahkan ke dalam formula MP-ASI maka akan meningkatkan kadar protein formula MP-ASI tersebut. Berdasarkan persyaratan
makanan bayi menurut FAO 1991, MP-ASI formula C1 telah memenuhi persyaratan kandungan protein minimal, yaitu 15 g 100 g bahan.
Hasil analisis ragam kadar lemak menunjukkan bahwa MP-ASI produk komersial memiliki kadar lemak terendah dan berbeda nyata p0,05 dengan
MP-ASI formula kontrol, formula B1, dan formula C1. Kadar lemak tertinggi adalah MP-ASI formula C1 dan berbeda nyata p0,05 dengan MP-ASI formula
kontrol, formula B1 dan MP-ASI produk komersial. Makanan pendamping ASI formula kontrol menunjukkan tidak berbeda nyata p0,05 dengan MP-ASI
formula B1. Kandungan lemak MP-ASI formula kontrol, formula B1 dan formula C1 tersebut tidak berbeda jauh karena konsentrasi minyak nabati yang
ditambahkan pada formula MP-ASI terpilih konsentrasinya sama, yaitu sebanyak
10g100g. Berdasarkan persyaratan makanan pendamping bayi menurut FAO 1991 MP-ASI formula B1 11,03 telah memenuhi syarat dengan kandungan
lemak, yaitu sebesar 10-25 per 100 g bahan. Sedangkan kandungan lemak MP-ASI produk komersial jauh dibawah persyaratan kadar lemak untuk MP-ASI
menurut FAO 1991, yaitu sebesar 2,14. Berdasarkan hasil analisis ragam MP-ASI formula B1 memiliki kadar abu
tertinggi dan berbeda nyata p0,05 dengan MP-ASI formula kontrol, formula C1 dan MP-ASI produk komersial, sedangkan MP-ASI formula kontrol tidak berbeda
nyata p0,05 terhadap MP-ASI formula C1 dan MP-ASI produk komersial. Hal ini diduga karena pada MP-ASI formula B1 mempunyai komposisi susu skim
lebih banyak dari pada jumlah KPI 75:25 yang disubstitusikan. Jumlah susu skim yang lebih banyak tersebut diduga dapat memberikan nilai kadar abu yang
lebih tinggi karena kandunga mineralnya tinggi kandungan mineral kalsium 1,80 mgg dibandingkan MP-ASI formula C1 yang perbandingan susu skimnya
lebih sedikit meskipun dengan penambahan tepung tulang yang sama 1 g. Jumlah kadar abu pada MP-ASI formula B1 juga lebih tinggi dibandingkan
MP-ASI formula kontrol. Hal ini dikarenakan pada MP-ASI formula kontrol tidak ada penambahan tepung tulang ikan lele dumbo afkir.
Berdasarkan hasil analisis ragam, MP-ASI produk komersial memiliki kadar karbohidrat yang paling tinggi, yaitu 83,36 dan berbeda nyata p0,05
dengan MP-ASI formula A0, B1 dan formula C1. Makanan pendamping ASI formula C1 memiliki kadar karbohidrat terendah, yaitu 62,89 dan berbeda nyata
p0,05 dengan formula A0, B1 dan produk komersial, sedangkan MP-ASI formula B1 menunjukkan berbeda nyata dengan MP-ASI formula kontrol,
formula C1 dan MP-ASI produk komersial. Perbedaan kandungan karbohidrat tersebut diduga karena perbedaan komposisi susu skim sebagai salah satu bahan
penyusun formula MP-ASI. Hal ini karena sebagian besar penyusun susu skim merupakan laktosa yang termasuk kedalam karbohidrat, sehingga semakin banyak
perbandingan susu skim maka semakin tinggi kadar karbohidrat dalam formula MP-ASI.
Berdasarkan hasil analisis ragam MP-ASI formula kontrol mempunyai total kalsium tertinggi, yaitu sebesar 207 mg100 g bahan, sedangkan produk
komersial mempunyai jumlah total kalsium paling rendah, yaitu 142 mg100g bahan. Hal ini dikarenakan MP-ASI formula kontrol mempunyai kandungan susu
skim kandungan mineral kalsium 1,80 mgg lebih banyak dibandingkan MP-ASI formula lain dimana susu merupakan salah satu sumber kalsium pada bahan
pangan. Susu nonfat susu skim merupakan sumber terbaik kalsium karena ketersediaan biologiknya yang tinggi Almatsier 2003.
Jumlah energi dihitung berdasarkan hasil konversi jumlah kandungan makronutrien karbohidrat 4 kkalg, protein 4 kkalg, dan lemak 9 kkalg.
Berdasarkan hasil analisis ragam, MP-ASI formula C1 memiliki kandungan energi tertinggi, yaitu 379,50 kkal tetapi nilai tersebut tidak berbeda nyata dengan
nilai energi pada MP-ASI formula B1, yaitu 380,47 kkal. Formula yang
mempunyai kandungan energi terendah adalah pada MP-ASI produk komersial, yaitu sebesar 246,66 kkal. Berdasarkan standar energi acuan makanan tambahan
bayi yang dikeluarkan oleh FAO 1991 maka MP-ASI formula kontrol, formula B1, formula C1 dan MP-ASI produk komersial belum memenuhi persyaratan
kandungan energi minimal, yaitu 400 kkal dalam 100 gram bahan.