Skor organoleptik bau tertinggi terdapat pada KPI lele dumbo afkir yang dihasilkan dari perlakuan lama ekstraksi 20 menit dengan tiga kali pengulangan
tahapan ekstraksi dengan deskripsi tidak berbau ikan, sedangkan skor organoleptik bau terendah terdapat pada KPI lele dumbo afkir yang dihasilkan
dari perlakuan lama ekstraksi 40 menit dengan dua kali tahapan pengulangan ekstraksi dengan deskripsi berbau ikan kuat. Penilaian organoleptik bau
berhubungan erat dengan kadar lemak KPI lele dumbo afkir yang dihasilkan. Semakin rendah kadar lemak KPI lele dumbo afkir maka nilai organoleptik bau
KPI lele dumbo afkir akan semakin tinggi. Menurut Rieuwpassa 2005, proses ekstraksi lemak dan air menggunakan pelarut etanol 95 juga bertujuan untuk
mengurangi bau ikan, sehingga bau ikan juga dipengaruhi oleh efektivitas pengurangan kandungan lemak dan air melalui ekstraksi.
4.2.5 Rendemen KPI lele dumbo afkir
Rendemen bukan merupakan syarat mutu KPI, tetapi perhitungan rendemen bertujuan untuk memperkirakan persentase jumlah bagian dari ikan
yang dapat digunakan untuk pembuatan KPI lele dumbo afkir. Hasil analisis ragam untuk parameter rendemen dapat dilihat pada Lampiran 7, sedangkan
histogram rerata rendemen KPI lele dumbo afkir dapat dilihat pada Gambar 10. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa rendemen KPI lele dumbo afkir
dipengaruhi secara nyata p0,05 oleh pengulangan tahapan ekstraksi, sedangkan lama ekstraksi dan interaksi antara lama dan pengulangan ekstraksi tidak
berpengaruh secara nyata p0,05 terhadap nilai rendemen KPI lele dumbo afkir. Metode pembuatan KPI lele dumbo afkir yang menghasilkan rendemen tertinggi
adalah pembuatan KPI lele dumbo afkir dengan satu kali pengulangan ekstraksi. Rendemen KPI lele dumbo afkir terendah dihasilkan dari perlakuan empat kali
pengulangan tahapan ekstraksi. Berdasarkan hasil penelitian, semakin banyaknya pengulangan tahapan ekstraksi menyebabkan rendemen KPI lele dumbo afkir
yang dihasilkan semakin rendah. Rieuwpassa 2005 menyatakan bahwa dengan semakin banyak pengulangan tahapan ekstraksi, tidak hanya lemak dan air saja
yang berkurang pada saat dilakukan ekstraksi, tetapi juga protein yang bersifat polar juga ikut terlarut sehingga rendemen KPI semakin berkurang.
2 4
6 8
10 12
14 16
18
1x 2x
3x 4x
R endem
en
Pengulangan Tahapan ekstraksi menit
Gambar 10 Histogram pengaruh lama ekstraksi dan pengulangan ekstraksi
terhadap rendemen KPI lele dumbo afkir. Lama ekstraksi: 20
menit, 30 menit,
40 menit. Angka-angka yang diikuti huruf
superskrip berbeda a,b,c menunjukkan berbeda nyata p0,05.
4.2.6 Pemilihan metode pembuatan KPI lele dumbo afkir terbaik
Konsentrat protein ikan lele dumbo afkir yang akan diaplikasikan pada penelitian selanjutnya dipilih berdasarkan hasil analisis metode lama ekstraksi dan
pengulangan tahapan ekstraksi yang telah dilakukan. Parameter yang dipertimbangkan dalam penentuan metode pembuatan KPI lele dumbo afkir
terbaik adalah KPI yang memiliki kadar protein yang minimal 67,5, kadar lemak 0,75, derajat putih yang tinggi, skor organoleptik mempunyai bau ikan
lemah serta rendemen yang tinggi. Hasil analisis ragam untuk lama ekstraksi tidak memberikan pengaruh
nyata p0,05 pada parameter kadar lemak, kadar protein, derajat putih, organoleptik bau dan rendemen. Dengan demikian, lama ekstraksi yang dipilih
adalah lama ekstraksi yang paling singkat, yaitu 20 menit. Hasil analisis ragam untuk pengulangan tahapan ekstraksi memberikan pengaruh nyata p0,05 pada
parameter kadar lemak, protein, derajat putih dan rendemen. Interaksi antara kedua faktor perlakuan menunjukkan berbeda nyata p0,05 pada penilaian bau.
Berdasarkan keempat parameter tersebut, maka metode tiga kali pengulangan tahapan ekstraksi dipilih sebagai metode terbaik karena mampu menghasilkan KPI
c c
b a