Latar Belakang The using of fish protein concentrate and fishbone flour made from catfish (Clarias gariepenus) in making infant food
Tabel 1 Komposisi gizi ikan lele dumbo
Proksimat Kandungan bb
Air 76,0
Protein 17,7
Lemak 4,8
Mineral 1,2
Karbohidrat 0,3
Asam amino Kandungan mgg protein
Lisin 50,2
Histidin 11,8
Arginin 47,8
Asam aspartat 70,4
Treonin 20,8
Serin 19,2
Asam glutamat 118
Prolin 24,5
Glisin 31,1
Alanin 24,8
Metionin 23,4
Sistin 7,3
Valin 28,0
Isoleusin 25,8
Leusin 64,7
Penilalanin 38,7
Tirosin 24,6
Sumber : Astawan 2007 Adeyeye 2009
Finch 1977 diacu dalam Koesoemawardani dan Nurainy 2008 menyatakan KPI adalah produk ekstrak dari ikan dengan menggunakan pelarut
organik seperti iso propanol, metanol, etanol atau 1,2 dikloroetan dengan variasi waktu dan suhu yang berbeda untuk menghilangkan lemak dan air, sehingga
diperoleh kadar protein yang tinggi. Proses untuk menghilangkan air dan lemak tersebut dapat dilakukan dengan pengepresan, pengeringan atau ekstraksi. Untuk
menghasilkan KPI yang bermutu tinggi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
antara lain jenis ikan, cara ekstraksi, tahap proses dan bahan baku. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam pemilihan pelarut yang digunakan untuk
memisahkan protein, yaitu memiliki efek presipitasi yang baik, aman uapnya tidak berbahaya dan dapat digunakan pada suhu dingin Scopes 1987. FAO
1976 diacu dalam Buckle 1987 mengklasifikasikan KPI menjadi 3 tipe, yaitu tipe A, tipe B dan tipe C. Spesifikasi KPI dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Spesifikasi KPI Komponen
Tipe A Tipe B
Tipe C Kandungan protein minimum
67,5 65
65 Daya cerna pepsin minimum
92 92
92 Jumlah lisin minimum
6,7 dari protein
6,5 dari protein
6,5 dari protein
Kadar air maksimum 10
10 10
Kadar lemak maksimum 0,75
3 10
Bau lemah bila
dibasahi dengan air
panas
Sumber: FAO 1976 diacu dalam Buckle et al. 1987
Pembuatan konsentrat protein ikan dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode lama dan metode baru. Konsentrat protein ikan yang dibuat dengan
metode lama dimulai dengan penyiangan, pencucian, pemisahan daging ikan dan penggilingan, kemudian daging ikan dikeringkan dengan oven bersuhu 45
o
C setelah itu dilakukan penepungan. Tepung ikan kemudian diekstrak dengan
menggunakan pelarut isopropanol untuk menghilangkan kandungan lemaknya, setelah itu disaring dan dikeringkan kembali Astawan 1990.
Konsentrat protein yang dibuat dengan metode kedua dimulai dengan pemisahan daging, penghancuran dan pencucian daging dengan air dingin dan
perendaman dengan larutan NaCl 0,5-1 pada pH 7,4-7,8, pengurangan lemak dengan larutan organik pada suhu 5
o
C kemudian dilakukan pengeringan dan penepungan Suzuki 1981. Kelebihan utama metode pembuatan KPI cara baru
dibandingkan dengan cara lama adalah kemampuan rehidrasinya yang sangat tinggi sehingga lebih mudah untuk diolah lebih lanjut serta mempunyai kecernaan
yang sangat tinggi, yaitu hampir setara dengan protein telur Suzuki 1981. Kadar protein tinggi yang dikandung KPI, menjadikan KPI sangat cocok
untuk digunakan sebagai bahan suplementasi bahan pangan berprotein rendah. Konsentrat protein ikan telah diaplikasikan ke dalam bermacam-macam bentuk
bahan pangan antara lain ditambahkan pada pembuatan biskuit Ibrahim 2010 dan makanan ibu menyusui serta makanan sapihan bayi weaning food
Adeleke 2010.