Karakteristik KPI lele dumbo afkir metode terbaik

ab a a a ab a ab a ab a ab a a bc b cd ab ab a ab b cd a ab ab b cd cd bc cd ab cd d 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 5,00 A B C D E S koring Ke leng ke tan Jenis Formula deskripsi agak encer. Penilaian secara umum hasil organoleptik menunjukkan bahwa dengan semakin banyak substitusi KPI dan penambahan tepung tulang ikan lele dumbo afkir bubur MP-ASI semakin terasa lengket dimulut. Gambar 14 Histogram pengaruh perbedaan jenis formula terhadap skor kelengketan dalam mulut. Substitusi KPI : susu skim; A 0:100, B 25:75, C 50:50, D 75:25, E 100:0. Konsentrasi tepung tulang; 0 g, 1 g, 2 g, 3 g, 4 g, 5 g. Angka-angka yang diikuti huruf superskrip berbeda a,b,c,d menunjukkan berbeda nyata. 3 Kemudahan ditelan Kemudahan ditelan termasuk syarat utama untuk makanan bayi yang berbentuk bubur. Hasil analisis Krusskal Wallis untuk parameter kemudahan ditelan dapat dilihat pada Lampiran 13, dan histogram rerata kemudahan ditelan dapat dilihat pada Gambar 15. Skor organoleptik kemudahan ditelan dipengaruhi secara nyata oleh perbedaan formula MP-ASI berdasarkan analisis Kruskal Wallis. Nilai organoleptik tertinggi pada formula kontrol, yaitu 4 dengan deskripsi mudah ditelan, sedangkan nilai organoleptik terendah pada formula E0, yaitu 2 dengan deskripsi agak sukar ditelan. Hasil organoleptik secara umum menunjukkan bahwa dengan semakin banyak substitusi KPI dan penambahan tulang ikan lele dumbo afkir menunjukkan nilai skor organoleptik kemudahan ditelan juga semakin menurun. Kemudahan ditelan dipengaruhi oleh sifat kehalusan dalam mulut dan kelengketan dalam mulut. Semakin tinggi skor organoleptik kemudahan ditelan menunjukkan MP-ASI formula semakin halus dan tidak lengket sehingga semakin mudah untuk ditelan. Gambar 15 Histogram pengaruh perbedaan jenis formula terhadap skor kemudahan ditelan. Substitusi KPI : susu skim; A 0:100, B 25:75, C 50:50, D 75:25, E 100:0. Konsentrasi tepung tulang; 0 g, 1 g, 2 g, 3 g, 4 g, 5 g. Angka-angka yang diikuti huruf superskrip berbeda a,b,c,d menunjukkan berbeda nyata. 4 Bau Bau merupakan parameter organoleptik yang penting dalam penerimaan suatu makanan. Bau lebih banyak berhubungan dengan panca indera pembau. Nilai bau pada formula MP-ASI berkaitan dengan substitusi KPI lele dumbo afkir terhadap susu skim dan adanya penambahan tepung tulang ikan lele dumbo afkir. Adanya substitusi KPI dan penambahan tepung tulang lele dumbo afkir tersebut diharapkan tidak merubah bau bubur bayi sehingga masih memiliki bau seperti bubur bayi pada umumnya. Skor yang tinggi menunjukkan adanya bau susu kuat sedangkan skor rendah menunjukkan adanya bau asing yang kuat. Hasil analisis Krusskal Wallis untuk parameter bau dapat dilihat pada Lampiran 14, dan histogram rerata bau dapat dilihat pada Gambar 16. Hasil analisis Kruskal Wallis organoleptik bau menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bau yang nyata antar jenis formula MP-ASI. Skor organoleptik bau tertinggi terdapat pada formula A1 tanpa substitusi KPI dan penambahan tepung tulang 1 g dengan nilai skor 3, yaitu tidak beraroma asingsusu netral. d d d ab c a d d ab c ab c ab d ab ab c ab c a b ab c ab ab c ab cd ab ab c ab ab ab ab ab ab c a 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 5,00 A B C D E S kor K emudaha n dit elan Jenis Formula cd b cd cd bc a d cd b cd ab ab b cd b cd b cd ab ab b cd ab ab ab ab ab ab a ab a b cd b cd ab a a 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 A B C D E S kor b au Jenis Formula Skor organoleptik bau terendah adalah C4 substitusi KPI 50 dan penambahan tepung tulang 4 g. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan, semakin banyak substitusi KPI dan penambahan tepung tulang ikan lele dumbo afkir, bau pada bubur semakin tidak berbau susu atau semakin berbau asing. Hal ini diduga karena dengan adanya substitusi KPI dan penambahan tepung tulang lele dumbo afkir, bau dari susu tersebut tergantikan dengan bau dari KPI dan tepung tulang ikan lele dumbo afkir serta bahan-bahan lain yang ditambahkan esens. Gambar 16 Histogram pengaruh perbedaan jenis formula terhadap skor bau. Substitusi KPI : susu skim; A 0:100, B 75:25, C 50:50, D 75:25, E 100:0. Konsentrasi tepung tulang; 0 g, 1 g, 2 g, 3 g, 4 g, 5 g. Angka- angka yang diikuti huruf superskrip berbeda a,b,c,d menunjukkan berbeda nyata. 5 Rasa Rasa merupakan parameter yang melibatkan panca indera lidah dan merupakan faktor yang sangat menentukan pada keputusan terakhir konsumen untuk menerima atau menolak suatu makanan. Hasil analisis dapat dilihat pada Lampiran 15, dan histogram rerata organoleptik rasa formula MP-ASI dapat dilihat pada Gambar 17. Subtitusi KPI dan penambahan tepung tulang ikan lele dumbo afkir diharapkan tidak merubah rasa susu yang umumnya dimiliki oleh produk bubur d bc bc ab a de b cd e b cd e bc ab b cd bc b cd bc ab b cd bc ab ab ab ab bc ab bc ab bc bc ab ab a 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 A B C D E S kor Ra sa Jenis Formula MP-ASI bayi. Skor organoleptik rasa yang tinggi menunjukkan adanya rasa susu kuat sedangkan skor rendah menunjukkan adanya rasa asing yang kuat. Hasil analisis Kruskal Wallis menyatakan bahwa perbedaan substitusi KPI dan penambahan tepung tulang ikan lele dumbo afkir dalam formula MP-ASI berpengaruh nyata terhadap skor rasa formula MP-ASI yang diamati. Skor organoleptik rasa tertinggi terdapat pada formula A1 tanpa substitusi KPI dan penambahan tepung tulang 1 g dengan nilai skor 3, yaitu tidak memiliki rasa asing atau susu netral, sedangkan skor organoleptik rasa terendah adalah E5 substitusi KPI 100 dan penambahan tepung tulang 5 g dengan nilai 2, yaitu berasa asing. Hal ini menunjukkan bahwa adanya substitusi KPI dan penambahan tepung tulang ikan lele dumbo afkir akan menimbulkan rasa asing yang dapat menggantikan rasa susu. Gambar 17 Histogram pengaruh perbedaan jenis formula terhadap skor rasa. Substitusi KPI : susu skim; A 0:100, B 25:75, C 50:50, D 75:25, E 100:0. Konsentrasi tepung tulang: 0 g, 1 g, 2 g, 3 g, 4 g, 5 g. Angka- angka yang diikuti huruf superskrip berbeda a,b,c,d menunjukkan berbeda nyata. 6 Kesukaan secara keseluruhan Parameter organoleptik kesukaan secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh kesukaan panelis secara subjektif. Skor organoleptik kesukaan secara