Pemilihan formula MP-ASI terpilih Profil asam amino MP-ASI terpilih Daya cerna protein in vitro MP-ASI terpilih

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang perlakuan awal sebelum ekstraksi seperti perendaman dalam air dingin untuk memaksimalkan pengeluaran lemak mendapatkan KPI lele dumbo afkir tipe A. Untuk mengetahui dampak kecernaan protein KPI lele dumbo afkir perlu dilakukan pengujian daya cerna protein secara in vivo dengan menggunakan hewan percobaan selain pengujian in vitro yang telah dilakukan. Pada penelitian MP-ASI disarankan untuk meneliti lebih jauh dengan pengujian bioavabilitas kalsium pada MP-ASI serta dilakukan uji secara in vivo dengan menggunakan hewan percobaan. PEMANFAATAN KONSENTRAT PROTEIN DAN TEPUNG TULANG IKAN LELE DUMBO Clarias gariepenusDALAM MAKANAN BAYI PENDAMPING ASI LILIS WIDIYAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 DAFTAR PUSTAKA Adeleke RO, Odedeji JO. 2010. Acceptability studies on bread fortified with tilapia fish flour. Pakistan J Nutrit. 96: 531-534. Adeyeye EI. 2009. Amino acid composition of three species of nigerian fish: Clarias anguillaris, Oreochromis niloticus and Cynoglossus senegalensis. Food Chem. 1133: 43 –46. Astawan M. 2007. Ikan Air Tawar Kaya Protein dan Vitamin. Jakarta: Penerbit Swadaya. Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Astawan M. 1990. Pengaruh pengolahan terhadap nilai gizi dan sifat fungsional konsentrat protein ikan cucut [tesis] Bogor: Institut Pertanian Bogor. Anggorodi R. 1985. Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta: Penerbit PT Gramedia. [AOAC] Association of Official Analytical Chemist. 1995. Official Methods of Analysis. Washington DC. Buckle KA, Edward RA, Fleet GH, Woodon MM. 1987. Ilmu Pangan. Diterjemahkan Purnomo H, Adiono. Jakarta: Penerbit UI-Press. Beuchat LR. 1977. Functional and electrophoretic characteristics of succinylated peanut flour protein. J Agric Food Chem. 256: 258-261. [DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan 2009. Revitalisasi Perikanan. Jakarta: Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Faridah DN, Kusumaningrum HD, Wulandari N, Indrasti D. 2006. Modul Praktikum Analisis Pangan. Bogor: Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. FAOWHO. 1991. Guidelines on Formulated Suplementary Foods for Older Infants and Young Children. Rome: Food and Agriculture Organization. Goulding, A. 2000. Major Minerals: calcium and Magnesium. in Essentials of Human Nutrision. New York: Oxford University Press. Glicksman M. 1969. Gum Technology in Food Industry. New York: Academis Press. Hussain N. Akhtar N, Hussain S. 2007. Evaluation of weaning food khitchri incorporated with different levels of fish protein concentrate. Anim Pl Sci. 171-2: 12-17. Hadiwiyoto. S. 1993.Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Yogyakarta: Penerbit Liberty. Husaini YK, Anwar HM. 1984. Makanan Bayi Bergizi. Yogyakarta: Gadjah Mada Press. Hutton CW, Cambell AM. 1981. Water and Fat Absorbtion di dalam Cherry JP. Protein Function in Foods. Washinton: American Chemical Society. Hsu HW, Vavak DL, Saterlee LD, Miller GA. 1977. A multienzyme technique for estimating protein digestibility. J Sci Food Agriculture. 24: 1541-1555. Ibrahim SM. 2009. Evaluation of production and quality of salt-biscuits supplemented with fish protein concentrate. World J Dairy Food Sci. 41: 28-31. [ISA] International Seafood of Alaska. 2002. Analysis of Fish Meal. www. Kodiak.com. [10 Juli 2011]. Khoshkhoo Z, Motalebi A, Khanipour AA, Firozjaee KH , Nazemi M and Mahdabi M. 2010. Study on changes of protein and lipid of fish protein concentrate FPC produced form kilkas in VP and MAP packages at light and darkness condition during six months. J Environ Sci and Develop. 1: 121-233. Koesoemowardani D, Nurainy F. 2008. Karakterisasi konsentrat protein ikan rucah. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 17-18 November 2008. Lampung: Universitas Lampung. Khairuman, Khairun. 2002. Budidaya Lele secara Intensif. Depok: Penerbit Agromedia Pustaka. Kaya AOW, Santoso J, Salamah E. 2008. Pemanfaatan tepung tulang ikan patin Pangasius sp sebagai sumber kalsium dan fosfor dalam pembuatan biskuit. ICTHYOS J Penelitian Ilmu Perik Kel. 71: 9-14. Khasanah Y, Anwar M, Ratnayani, Ditahardiyani, Ariani D. 2008. Pemanfaatan ikan lele Clarias sp dalam pembuatan biskuit balita. [prosiding] Yogyakarta: Seminar nasional Tahunan V Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan. Universitas Gajah Mada. Krisnatuti D, Yenrina R. 2007. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Jakarta: Penerbit Puspa Swara. Ketaren S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Penerbit UI-Press. Kirk RE, Othmen DF. 1987. Encyklopedia of Chemical Tecnology. Second Edition. Vol I. New York. Intercine Publisher A Division of John Wiley Sons. Lehninger AL. 1993. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid I. Diterjemahkan Thenawijaya M. Jakarta:. Penerbit Erlangga. Lutwak L. 1982. Dietary Calcium: Source, Interaction with Other Nutrients and Relationship to Dental, Bone and Kidney Disease. Dalam belitz DC, Nansen RC eds. Animal Product in Human Nutrition. New York: Academic Press. Marta H. 2011. Sifat fungsional dan reologi tepung jagung nikstamal serta contoh aplikasinya pada pembuatan makanan pendamping ASI. [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Malde MK, Bugel S, Kristensen M, Malde K, Graff I, Pedersen JI. 2010. Calcium from salmon and cod bone is well absorbed in young healthy men: a doubleblinded randomized crossover design. Nutr and Metabolism. 76: 61-74. Muctadi D. 2008. Pengantar Ilmu Gizi. Bandung: Penerbit Alfabeta Bandung. Mahyudin K. 2007. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. Mantjik AA, Sumertawijaya IM. 2006. Perancangan Percobaan. Bogor: Penerbit IPB Press. Mirdhayati I. 2004. Formulasi dan karakterisasi sifat-sifat fungsional bubur garut Maranta arundinaceae Linn sebagai makanan pendamping air susu ibu MP-ASI. [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Martinez V Maria MJ, Marina Santaella M, Gaspar Ros S. 2000. The content and nutritional significance of minerals on fish flesh in the presence and absence of bone. Food Chem. 717: 503-509. Muchtadi D. 1994. Gizi untuk Bayi ASI, Susu Formula dan Makanan Tambahan. Jakarta: Penerbit Pustaka Sinar Harapan. Muchtadi D. 1993. Teknik Evaluasi Nilai Gizi Protein. Program Studi Ilmu Pangan. Program pascasarjana. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Rawdkuen S, Samart SU, Khamsorn S, Chaijan M, Benjakul S. 2009. Biochemical and gelling properties of tilapia surimi and protein recovered using an acid-alkaline process. Food Chem. 112: 112 –119. Rieuwpassa F. 2005. Biskuit konsentrat protein ikan dan probiotik sebagai makanan tambahan untuk meningkatkan antibodi IgA dan status gizi anak balita. [disertasi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Ravi R, Sushelamma NS. 2005. Simultaneous optimization of multi response system by desirability function of body: a case study. J Food Sci. 7010: 539-547. Reitz LL, Smith WH, Plume MP. 1987. Analytical Chemistry. Anim Sci. West Laffayette: Purdue University. Santoso J, Hendra E, Siregar TM. 2009. Pengaruh substitusi susu skim dengan konsentrat protein ikan nila hitam Oreochromis niloticus terhadap karakteristik fisiko-kimia makanan bayi. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. 71: 87-107. Santoso J, Hendra E, Siregar TM. 2008. Pengaruh lama dan pengulangan ekstraksi terhadap karakteristik fisiko-kimia konsentrat protein ikan nila hitam Oreochromis niloticus. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan 62: 67-86. Sastrosupadi A. 2004. Rancangan Percobaan Bidang Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Suyanto SR. 1999. Budidaya Ikan Air Tawar. Jakarta: Penerbit Swadaya. Sumaryanto H, Assik AN, Santoso J. 1996. karakterisasi sifat fungsional dan nilai gizi konsentrat protein ikan serta aplikasinya dalam pembuatan produk olahan. Bul Teknologi Has Per. 21: 1-8. Santoso J, Sumaryanto H, Hidayat A, Mulya S. 1996. Pembuatan makanan bayi weaning food dari campuran tepung beras dan konsentrat protein ikan. Bul Tek Has Per. 22: 31-42. Subangsihe S. 1996. Inovative and value-added tuna product and market. Infofish Int. 196: 111-113. Steel RD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistik suatu Pendekatan Biometrik. Penerjemah: Sumantri B. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Sibarani S, Anwar F, Rimbawan, Julita V, Riani T. 1991. Penuntun Praktikum Analisa Zat Gizi. Bogor: Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Scopes RK. 1987. Protein Purification, Principle and Practice. 2 nd Edition. New York: Spinger Verlag. Soekarto T, Soewarno, Hubeis M. 1982. Metodologi Penelitian Organoleptik Bogor: Institut pertanian Bogor. Suzuki T. 1981. Fish and Krill Protein: Processing Tecnology. Apll. Sci. London: Publ Ltd. Thalib A. 2009. Pemanfaatan tepung tulang ikan mandidihang Thunus albacores sebagai sumber kalsium dan fosfor untuk meningkatkan nilai gizi macron kenari. [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Trobos. 2008. Fillet Lele: Membalik Nasib Lele Bapukan. Http:www. Trobos.com [10 Juli 2011]. USDA 2008. Dietary Reference Intake Macro Nutrient. United states: National Agricultural Library. Windsor ML. 2008. Fish Protein Concentrate. FAO online. http:www . Fao.org. [2 Juli 2011]. Venugoval V. 2008. Seafood Processing; Adding Value through Quick Freezing Retortable Packaging and CookCchilling. New York: USA. Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi: Bogor: M-Brio Press. Winarni O. 2007. Kinetika desorpsi isothermal beta karoten olein sawit kasar dari atapulgit dengan menggunakan etanol. [tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. [WNPG] Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. 2004. Angka Kecukupan Gizi dan Acuan Label Gizi. Prosiding. Jakarta: LIPI. Walker AF, Rolls BA. 1994. Infant Nutrition. London: Chapman and Hall. Wirakartakusumah MA, Abdullah K, dan Syarif AM. 1992. Sifat Fisik Pangan. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Winarno FG. 1990. Gizi dan Makanan Bagi Bayi dan Anak Sapihan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Walpole. 1975. Pengantar Statistik. Diterjemahkan oleh Sumantri B. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Zakaria FR. 1999. Produksi MP-ASI lokal sebagai trobosan untuk menanggulangi masalah kekurangan gizi. [makalah] Bogor: Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia. LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar penilaian uji skoring bau KPI lele dumbo afkir Nama : Tanggal : Sampel : Konsentrat protein ikan lele dumbo afkir Sampel diuji secara berurutan dari kiri ke kanan. pengujian tidak boleh diulang dan tidak boleh dibandingkan antar sampel. Sampel Bau 1 = bau ikan sangat kuat 2 = bau ikan kuat 3 = bau ikan lemah 4 = bau ikan sangat lemah 5 = Tida berbau ikan Lampiran 2 Lembar penilaian uji organoleptik formula MP-ASI Nama : Usia : Profesi : Jumlah anak : Usia anak terakhir : Sampel dicicipi secara satu persatu. pengujian tidak boleh diulang dan tidak boleh dibandingkan antar sampel. Bilaslah mulut dengan air putih terlebih dahulu sebelum mencicipi sampel berikutnya. Sampel Kehalusan dalam mulut Kemudahan ditelan Kelengketan dalam mulut bau Rasa Kesukaan Keseluruhan Parameter Penilaian Kehalusan dalam mulut Bau 1 = Berpasir 1 = Sangat berbau asing 2 = Agak berpasir 2 = Berbau asing 3 = agak halus 3 = Tidak berbau asingsusu netral 4 = Halus 4 = Berbau susu 5 = Sangat halus 5 = Sangat berbau susu Kemudahan ditelan Rasa 1 = Sukar ditelan 1 = Sangat berasa asing 2 = Agak sukar ditelan 2 = Berasa asing 3 = Agak mudah ditelan 3 = Tidak berasa asingsusu netral 4 = Mudah ditelah 4 = Berasa susu 5 = Sangat mudah ditelan 5 = Sangat berasa susu Kelengketan dalam mulut Kesukaan secara keseluruhan 1 = Encer 1 = Sangat tidak disukai 2 = Agak encer 2 = Tidak disukai 3 = Tidak lengketencer netral 3 = Netral 4 = Agak lengket 4 = Disukai 5 = Lengket 5 = Sangat disukai