Hipotesis Kerangka Pemikiran The using of fish protein concentrate and fishbone flour made from catfish (Clarias gariepenus) in making infant food

Tabel 3 Angka kecukupan gizi kalsium Kelompok Kecukupan kalsium mghari Bayi bulan 0-6 7-11 200 400 Anak-anak tahun 1-3 4-6 7-9 500 500 600 Pria tahun 10-12 13-15 16-18 19-29 30-49 50-64 65+ 1000 1000 1000 800 800 800 800 Wanita tahun 10-12 13-15 16-18 19-29 30-49 50-64 65+ 1000 1000 1000 800 800 800 800 Ibu hamil Trimester 1 Trimester 2 Trimester 3 + 150 + 150 + 150 Ibu menyusui 6 bulan pertama 6 bulan kedua + 150 + 150 Sumber : WNPG 2004

2.4 Makanan Bayi Pendamping ASI MP-ASI

Makanan bayi pendamping ASI, yaitu makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Makanan bayi pendamping ASI harus menjadi pelengkap dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Peranan makanan pendamping ASI, yaitu berguna untuk menutupi dan melengkapi kekurangan zat-zat gizi yang terkandung di dalam ASI tetapi tidak untuk menggantikan ASI sebagai makanan utama bayi. Makanan pendamping ASI berbeda dengan makanan sapihan karena makanan sapihan diberikan ketika bayi tidak lagi mengkonsumsi ASI Krisnatuti dan Yenrina 2007. Pemberian makanan pendamping ASI bertujuan untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi untuk perkembangan dan pertumbuhannya, karena dengan pemberian ASI saja tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi secara terus menerus seiring dengan pertambahan usianya. Pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak normal dapat diketahui dengan cara melihat kondisi pertambahan berat badan anak. Hal ini, disebabkan antara lain oleh asupan makanan bayi yang hanya mengandalkan ASI atau pemberian makanan tambahan yang kurang memenuhi syarat. Pemberian makanan tambahan selain ASI sangat membantu bayi dalam proses belajar makan dan bertujuan untuk mengajari makan berbagai macam jenis makanan Krisnatuti dan Yenrina 2007. Pemberian makanan pendamping ASI perlu memperhatikan sifat-sifat bahan makanan yang akan digunakan dalam MP-ASI. Pembuatan makanan pendamping untuk bayi perlu memperhatikan beberapa hal antara lain, jumlah zat gizi yang diperlukan bayi seperti kandungan protein dan kualitasnya, energi, lemak, vitamin, mineral dan zat tambahan lainnya. Bahan makanan seperti telur, daging, susu dan ikan mengandung mutu protein yang lebih tinggi dibandingkan mutu protein bahan makanan nabati seperti kacang-kacangan dan biji-bijian Krisnatuti dan Yenrina 2007. Makanan pendamping ASI juga harus mempunyai sifat fisik yang sesuai dengan penerimaan bayi, yaitu penampakan dan bau yang dapat diterima oleh bayi. Makanan pendamping ASI untuk bayi sebaiknya mudah disiapkan dalam waktu pengolahan dan penyajian yang singkat. Pemberian MP-ASI harus memenuhi beberapa persyaratan Zakaria 1999, yaitu: 1 Makanan pendamping ASI harus memberikan semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi selain dari pemberian ASI untuk menjamin kecukupan kebutuhan gizi bayi serta MP-ASI harus mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur, 2 bayi memerlukan lebih dari dua kali makan sehari sebagai komplemen terhadap ASI, 3 volume makanan yang diberikan tidak boleh terlalu banyak karena kapasitas perut bayi yang masih kecil, 4 bayi yang berumur kurang dari 6 bulan perlu diberi ASI sampai 6 kali sehari, 5 Makanan bayi pendamping ASI sebaiknya diberikan setelah bayi selesai menyusui agar bayi tidak terhambat untuk terus menyusu secara penuh, 6 pada permulaan pemberian MP-ASI harus diberikan dalam bentuk halus sampai umur 9 bulan, kemudian setelah 2 tahun sedikit demi sedikit diberikan makanan seperti orang dewasa normal karena pada masa tersebut bayi sudah mulai menyukai makanan orang dewasa.

2.4.1 Bahan MP-ASI

Makanan pendamping ASI dalam pembuatannya perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu bahan-bahan pangan yang digunakan aman untuk dikonsumsi bayi dan perlu memperhatikan cara mencampurkan bahan-bahan untuk membuat MP-ASI tersebut. Campuran bahan pangan untuk makanan bayi menurut Cameron dan Hovander 1983 diacu dalam Krisnatuti dan Yenrina 2000, terdiri dari dua jenis, yaitu campuran pertama adalah campuran dasar basic mix, terdiri dari serealia biji-bijian, umbi-umbian dan kacang-kacangan. Campuran bahan ini belum memenuhi kandungan zat gizi yang lengkap sehingga masih perlu tambahan zat gizi yang lainnya, terutama kebutuhan zat vitamin dan mineral. Campuran yang kedua adalah campuran ganda multi mix, terdiri dari empat kelompok bahan pangan, yaitu: a makanan pokok sebagai bahan utama yang merupakan sumber karbohidrat lebih dianjurkan berupa serealia, b sumber protein hewani maupun nabati misalnya susu, daging sapi, ayam, ikan, telur dan kacang-kacangan, c sumber vitamin dan mineral, berupa sayuran dan buah-buahan yang berwarna terutama hijau tua dan jingga, d sumber tambahan energi berupa lemak, minyak atau gula yang berfungsi untuk meningkatkan kandungan energi makanan campuran.

2.4.2 Karakteristik MP-ASI

Makanan bayi pendamping ASI harus memiliki sifat-sifat fisik tertentu selain nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Sifat fisik tersebut antara lain, yaitu densitas kamba dan kapasitas pengikatan air. Makanan yang bersifat kamba akan cepat memberikan rasa kenyang pada bayi, padahal ada kemungkinan bahwa energi dan zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi belum terpenuhi. Sifat kamba ini terdapat pada bahan karbohidrat atau bahan yang mengandung pati tinggi seperti serealia dan umbi-umbian Winarno 1990. Zat gizi lain yang dibutuhkan bayi adalah lemak. Lemak berfungsi sebagai sumber energi dan dapat memperbaiki cita rasa memberikan rasa gurih. Menurut Walker dan Rolls 1994 terdapat beberapa cara untuk meningkatkan densitas energi makanan bayi, yaitu melalui penambahan energi dengan minyak dan penambahan gula. Pedoman umum di dalam mengembangkan formula makanan bayi pendamping ASI adalah komposisi energi, protein dan lemak. FAO 1991 menetapkan standar kecukupan gizi makanan bayi pendamping ASI untuk older infant, yaitu setiap 100 g bahan produk harus mengandung 400 kkal, protein sekitar 15 g, dan lemak 10 sampai 25 g. Persyaratan standar nilai gizi secara lengkap terdapat pada Tabel 4. Tabel 4 Standar makanan tambahan untuk bayi per 100 gram bahan Komposisi gizi Jumlah per 100 g Energi kkal Minimal 400 Protein g ±15 Lemak g 10-25 Vitamin A µg Minimal 266,7 Vitamin D µg Minimal 6,67 Vitamin E mg Minimal 3,33 Vitamin C mg Minimal 13,3 Vitamin B 6 µg Minimal 0,6 Vitamin B 12 µg Minimal 0,67 Tiamin mg Minimal 0,33 Riboflavin mg Minimal 0,53 Niasin mg Minimal 6,67 Kalsium mg Minimal 533,3 Besi Minimal 8 Seng Minimal 6,67 Asam linoleat g Minimal 1,4 Asam folat µg Minimal 33,3 Serat makanan g Maksimal 5 Sumber: FAO 1991 Sebagai acuan perbandingan antara komponen gizi yang dikandung ASI terhadap angka kecukupan gizi bayi dapat dilihat pada Tabel 5 yang dapat dijadikan pertimbangan pemberian makanan pendamping ASI dalam rangka pemenuhan kebutuhan gizi harian bayi yang direkomendasikan. Tabel 5 Komposisi kimia ASI Komposisi gizi ASI per 100 mL Air 89,7 Energi kkal 66-75 Protein 0,95-1,72 Lemak g 4,2 Laktosa g 7,4 Vitamin D µg 0,01 Vitamin C mg 3,8 Tiamin mg 0,02 Riboflavin mg 0,03 Niasin mg 0,62 Vitamin B 12 µg 0,01 Asam folat µg 5,2 Kalsium mg 35 Besi mg 0,08 Sumber: WNPG 2004