Rendemen tepung tulang ikan lele dumbo afkir Karateristik tepung tulang ikan lele dumbo afkir metode terbaik

4.4.2 Pemilihan formula MP-ASI terpilih

Penentuan MP-ASI formula terpilih didasarkan pada hasil uji penilaian organoleptik tertinggi untuk setiap parameter. Secara keseluruhan MP-ASI formula B1 menunjukkan nilai organoleptik kehalusan dalam mulut, kelengketan dalam mulut, kemudahan ditelan, bau, rasa dan kesukaan secara keseluruhan yang tidak berbeda nyata dengan formula kontrol sehingga formula ini ditentukan sebagai formula MP-ASI terpilih. Formula MP-ASI selanjutnya yang dipilih adalah MP-ASI formula C1 dengan nilai organoleptik tidak berbeda nyata dengan formula kontroldan formula B1 pada parameter kehalusan dimulut, kelengketan dalam mulut, kemudahan ditelan, bau dan rasa, tetapi pada nilai kesukaan secara keseluruhan menunjukkan berbeda nyata dengan MP-ASI formula kontrol. Alasan lain pemilihan MP-ASI formula B1 dan C1 ini adalah karena pada masing- masing formula dilakukan perlakuan substitusi KPI terhadap susu skim dan diberikan tambahan tepung tulang ikan sehingga dengan karakterisasi lebih lanjut dapat diketahui perbedaannya.

4.4.3 Karakteristik fisik MP-ASI formula terpilih

Formula MP-ASI terpilih dikarakterisasi lebih lanjut meliputi daya serap air, daya serap minyak dan densitas kamba, kemudian hasilnya dibandingkan dengan MP-ASI formula kontrol dan MP-ASI produk komersial. Data hasil analisis karakteristik fisik MP-ASI formula kontrol, formula terpilih dan MP-ASI produk komersial dapat dilihat pada Lampiran 17-19. Daya serap air sangat berhubungan dengan proses rehidrasi produk berbentuk bubuk yang nantinya akan diolah menjadi bahan berbentuk bubur sehingga apabila daya serap air bahan tinggi maka memerlukan jumlah air lebih banyak untuk proses rehidrasinya. Histogram rerata daya serap air MP-ASI formula kontrol, formula terpilih dan MP-ASI produk komersial dapat dilihat pada Gambar 19. Gambar 19 Histogram rerata perbedaan jenis formula MP-ASI terhadap daya serap air. Substitusi KPI : susu skim + tepung tulang ikan; A0 0:100 + 0 g, B1 25:75 + 1 g, C1 50:50 + 1 g. Angka-angka yang diikuti huruf superskrip berbeda a,b,c menunjukkan berbeda nyata p0,05. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa nilai daya serap air MP-ASI formula C1 berbeda nyata p0,05 dengan MP-ASI formula kontrol, formula B1 dan MP-ASI produk komersial. Nilai daya serap air tertinggi ditunjukkan oleh MP-ASI produk komersial, yaitu sebesar 6,03 gmL. Makanan pendamping ASI formula terpilih apabila dibandingkan dengan MP-ASI produk komersial, maka MP-ASI formula terpilih hasil penelitian lebih baik sifatnya dalam hal daya serap air. Nilai daya serap air terendah adalah MP-ASI formula kontrol dengan nilai 0,09 gmL. Secara umum formulasi MP-ASI dengan substitusi KPI dan penambahan tepung tulang ikan lele dumbo afkir yang semakin banyak menyebabkan nilai daya serap airnya juga semakin tinggi. Marta 2011 mengemukakan bahwa sifat yang diharapkan dari daya serap air makanan dalam bentuk bubur adalah nilai daya serap air yang rendah yang menunjukkan semakin sedikit jumlah air yang diperlukan untuk merehidrasi MP-ASI. Nilai daya serap air yang tinggi mengakibatkan semakin banyak air yang diperlukan untuk merehidrasi MP-ASI sehingga menyebabkan bayi akan merasa cepat kenyang. Rieuwpassa 2005 menyatakan bahwa daya serap air suatu bahan dipengaruhi oleh komponen-komponen penyusun MP-ASI seperti protein dan karbohidrat. Molekul karbohidrat memiliki kemampuan menyerap air enam hingga tujuh kali lebih besar dibandingkan dengan molekul protein. Selain itu, a a b c 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 A0 kontrol B1 C1 Produk komersial D ay a Ser ap A ir g m L Jenis Formulasi beberapa faktor lain yang mempengaruh, yaitu kemampuan grup-grup polar protein seperti karboksil, hidroksil, amina dan sufhidril dalam menyerap air. Kemampuan molekul protein untuk menyerap air terutama juga berlangsung pada sisi polar asam-asam amino protein. Daya serap minyak dalam bahan pangan terutama berkaitan dengan kadar lemak dan kadar protein. Semakin besar kadar lemak atau protein dalam suatu bahan pangan, semakin besar kemampuan daya serap minyaknya. Histogram rerata daya serap minyak MP-ASI formula kontrol, formula terpilih dan MP-ASI produk komersial dapat dilihat pada Gambar 20. Gambar 20 Histogram rerata perbedaan jenis formula terhadap daya serap minyak. Substitusi KPI : susu skim + tepung tulang ikan; A0 0:100 + 0 g, B1 25:75 + 1 g C1 50:50 + 1 g. Angka-angka yang diikuti huruf superskrip berbeda a,b,c,d menunjukkan berbeda nyata p0,05. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa daya serap minyak MP-ASI formula kontrol berbeda nyata p0,05 dengan MP-ASI formula B1, C1 dan MP-ASI produk komersial. Nilai daya serap minyak terendah terdapat pada MP- ASI formula C1 sebesar 0,90 gg sedangkan nilai daya serap minyak tertinggi ditunjukkan pada MP-ASI produk komersial sebesar 3,00 gg. Menurut Ravi dan Sushelamma 2005, mekanisme penyerapan minyak dalam bahan pangan diduga melalui pemerangkapan minyak secara fisik yang berhubungan dengan keberadaan gugus nonpolar protein. Kandungan protein dan jenis protein berkontribusi terhadap sifat kapasitas penyerapan minyak bahan c b a d 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 A0 kontrol B1 C1 Produk komersial Da y a se ra p mi ny ak g g Jenis formulasi pangan dimana asam amino protein yang bersifat nonpolar, yaitu fenilalanin, leusin, isoleusin, methionin, valin, dan triptofan yang bersifat hidrofobik dapat berikatan dengan minyak Winarno 2008. Densitas kamba merupakan perbandingan antara berat bahan dengan volume ruang yang ditempati. Histogram rerata densitas kamba MP-ASI formula kontrol, formula terpilih dan produk komersial terdapat pada Gambar 21. Gambar 21 Histogram rerata perbedaan jenis formula terhadap densitas kamba. Substitusi KPI : susu skim + tepung tulang ikan; A0 0:100 + 0 g, B1 25:75 + 1 g, C1 50:50 + 1 g. Angka-angka yang diikuti huruf superskrip berbeda a,b menunjukkan berbeda nyata p0,05. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa densitas kamba MP-ASI formula kontrol tidak berbeda nyata p0,05 dengan MP-ASI formula B1, C1 dan MP- ASI produk komersial, sedangkan MP-ASI produk komersial menunjukkan berbeda nyata p0,05 dengan MP-ASI formula B1 dan C1. Nilai densitas kamba terendah pada MP-ASI formula kontrol sebesar 0,39 gmL, sedangkan nilai densitas kamba tertinggi pada MP-ASI formula C1 sebesar 0,56 gmL. Jika dikaitkan dengan nilai densitas kamba KPI lele dumbo afkir 0,62 gmL maka secara umum menunjukkan bahwa adanya substitusi KPI lele dumbo afkir dalam MP-ASI formula terpilih menyebabkan nilai densitas kamba MP-ASI semakin tinggi. ab b b a 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 A0 kontrol B1 C1 produk komersial D ens it as k am ba g m L Jenis formulasi