4.1.5. Penggunaan Lahan
Pada Tahun 2002 penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat hampir berimbang antara kawasan hutan dan daerah terbangun. Dari
keseluruban luas lahan kabupaten sebesar 550.350,60 Ha, sekitar 45,94 atau seluas 252.830,60 Ha digunakan sebagai lahan hutan. Penggunaan lahan sebagai
daerah terbangun meliputi 297.519,40 Ha atau sekitar 54,06 dari luas lahan kabupaten. Penggunaan lahan untuk permukiman masih sangat terbatas, yaitu
sekitar 2.951,75 Ha atau sekitar 0,54 dari luas wilayah kabupaten. Penggunaan lahan permukiman terbesar adalah di Kecamatan Tungkal Ilir. Penggunaan lahan
untuk kegiatan produksi pertanian dan perkebunan masih mempunyai bagian yang cukup besar, yaitu sekitar 163.510 Ha atau 29.71 dari luas lahan kabupaten.
Lahan untuk perkebunan relatif tersebar di tiap-tiap kecamatan. Tabel 8. Penggunaan Lahan di Kab. Tanjung Jabung Barat Pada Tahun 2002
Sumber: Biphut Propinsi Jambi, 2003
No. Penggunaan
Luas Ha Terhadap Luas
Wilayah I.
KAWASAN HUTAN 252.830,60
45,94
1. Hutan Produksi 182.091,60
33,087 2. Hutan Produksi Terbatas
41.955,00 7,623
3. Hutan Lindung Gambut 16.056,00
2,917 4. Cagar Alam
85,00 0,015
5. Taman Nasional 12.643,00
2,297 II.
DAERAH TERBANGUN 297.519,40
54,06
1. Permukiman 2.951,75
0,536 2. Bangunan
65.904,25 11,975
3. Sawah 33.829,00
6,147 4. Tegalan
8.655,00 1,573
5. Kebun Campuran 3.259,40
0,592 6. Semak Belukar
24.567,00 4,464
7. Kebun Kelapa Sawit 46.100,00
8,376 8. Kebun Kelapa Dalam
55.009,00 9,995
9. Kebun Karet 42.755,00
7,769 10. Kebun Kopi
4.500,00 0,818
11. Kebun Coklat 3.000,00
0,545 12. Sungai rawa
6.989,00 1,270
Jumlah 550.350,00
100
4.1.6. Kependudukan dan Perekonomian
Kependudukan
Pada tahun 2007 penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat berjumlah 245.460 jiwa. Dilihat dari sisi pertumbuhannya, tingkat pertumbuhan penduduk
Kabupaten Tanjung Jabung Barat relatif tinggi, dengan rata-rata pertumbuhan tahun 2003-2007 sebesar 1,90. Sedangkan pada tahun 2009 jumlah penduduk
kabupaten Tanjung Jabung Barat meningkat menjadi 255.952 jiwa sebagaimana disajikan pada table berikut.
Tabel 9. Jumlah Penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat Pada Tahun 2009 Sumber. Tanjung Jabung Barat Dalam Angka Tahun 2009, BPS
Kecamatan Jumlah
Penduduk Kepadatan
Penduduk Per Km2
Penyebaran Penduduk
Luas Daerah Km2
1. Tungkal Ulu 12.299
35,6 4,81
345,69 2. Merlung
13.256 42,5
5,18 311,65
3. Batang Asam 17.566
16,9 6,86
1.042,37 4. Tebing Tinggi
24.15 70,4
9,44 342,89
5. Renah Mendaluh 10.788
22,8 4,21
473,72 6. Muara Papalik
8.361 24,9
3,27 336,38
7. Pengabuan 23.877
54,2 9,33
440,13 8. Senyerang
22.606 53,0
8,83 426,63
9. Tungkal Ilir 63.504
633,1 24,81
100,31 10. Bram Itam
16.089 51,5
6,29 312,66
11. Seberang Kota 10.138
83,6 3,96
121,29 12. Betara
21.417 37,6
8,37 570,21
13. Kuala Betara 11.901
64,0 4,65
185,89 Jumlah
255.952 51,1
100,00 5.009,82
Perekonomian
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator dari dampak kebijaksanaan pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan kontribusi dari pertumbuhan berbagai macam sektor ekonomi, yang secara tidak langsung menggambarkan
tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk
mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan arah pembangunannya dimasa yang akan datang.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanjung Jabung Barat selama tahun 2003-2007, yang ditunjukkan oleh Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas
dasar harga konstan tahun 2000 rata-rata pertumbuhannya sebesar 7,91 persen dengan migas. Sedangkan rata-rata pertumbuhan PDRB tanpa migas selama
periode yang sama sebesar 6,54 persen pertahun. Berdasarkan data diatas, maka dapat dikatakan kontribusi sektor migas
telah berkontribusi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Tabel 10. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Lapangan Usaha Tahun 2002-2007
Sumber: Reposisi RPJM Kab. Tanjung Jabung Barat tahun 2006-2011
Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006 2007
GR
1. Pertanian 5.6
5.4 6.9
7.8 8.4
7.1 2. Pertambangan Penggalian
80.4 36.0 17.3 13.2 12.1
19.3 3. Industri Pengolahan
1.0 2.0
3.3 5.6
5.7 4.1
4. Listrik. Gas Air Bersih 24.8 13.6 13.2 11.9
8.9 11.9
5. Bangunan 32.0 32.3 17.2 18.0
19.0 21.5
6. Perdag., Hotel Restoran 4.3
4.6 8.8 10.5
10.6 8.6
7. Pengangkutan Komunikasi 5.6
7.8 8.1
8.9 9.2
8.5 8. Keu. Persewaan., Jasa Persh.
8.0 7.3
3.9 3.8
3.9 4.7
9. Jasa-Jasa 9.8 18.2 14.7
5.0 4.4
10.4
PDRB Dengan Migas
7.9 8.0
7.8 7.9
8.0 7.9
PDRB Tanpa Migas 4.2
5.5 6.8
6.6 7.3
6.5
Selama periode 2003-2007 telah terjadi pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Urutan tiga besar sektor terbesar pembentuk
PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2003 adalah sektor industri pengolahan 38,57, sektor pertanian 23,46, sektor perdagangan, hotel dan
restoran 16,75. Pada tahun 2007 urutan tiga besar adalah sektor industri pengolahan 29,24, sektor pertanian 21,40, dan sektor pertambangan dan
penggalian 19,05.
Tabel 11. Kontribusi Sektor Ekonomi Dalam PDRB Kab. Tanjung Jabung Barat Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Berlaku Periode 2003-
2007 Sumber: Reposisi RPJM Kab. Tanjung Jabung Barat tahun 2006-2011
Lapangan Usaha 2003
2004 2005
2006 2007
SR
1. Pertanian 23.5
24.7 23.6
22.0 21.5
21.4 2. Pertambangan Penggalian
6.4 10.0
13.1 17.4
18.5 19.1
3. Industri Pengolahan 38.6
33.3 31.3
30.1 29.4
29.2 4. Listrik. Gas Air Bersih
0.4 0.6
0.6 0.6
0.7 0.7
5. Bangunan 0.6
0.8 0.9
0.9 1.2
1.3 6. Perdag.. Hotel Restoran
16.8 15.1
13.8 12.8
12.6 12.7
7. Pengangkutan Komunikasi 3.5
3.5 3.3
3.1 3.2
3.2 8. Keu., Persewaan., Jasa
Persh. 2.0
2.2 2.5
2.5 2.4
2.3 9. Jasa-Jasa
8.3 9.9
10.9 10.7
10.6 10.1
PDRB Dengan Migas 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
100.0 PDRB Tanpa Migas
94.4 90.9
87.8 83.5
81.2 80.7
4.2. KPHP Unit XVI
4.2.1. Status dan Luas Kawasan
Penelitian dilakukan di areal Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi KPHP Unit XVI Kabupaten Tanjung Jabung Barat. KPHP unit XVI merupakan
salah satu KPH yang dibentuk melalui SK Menhut No. 77Menhut-II2010 tanggal 1 Februari 2010 yang menetapkan wilayah KPH di Provinsi Jambi sebanyak 17
unit kelola KPH yang terdiri dari 16 enam belas unit KPHP dan 1 satu unit KPHL. Kabupaten Tanjung jabung barat merupakan salah satu kabupaten di
provinsi Jambi yang memiliki luas kawasan hutan yang cukup luas yaitu: 246.601,70 hektar yang didominasi oleh fungsi hutan produksi. Berdasarkan SK.
Menhut No. 77Menhut-II2010 tersebut jumlah KPH yang berada pada kawasan hutan Kabupaten Tanjung Jabung Barat yaitu berjumlah 2 KPH yaitu KPH
Produksi XVI seluas 125,385 hektar dan KPH Lindung XVII seluas 15,965 hektar.
Kawasan hutan KPHP Unit XVI seluas 125.386 ha, yang terdiri dari hutan produksi 79.827 ha dan hutan produksi terbatas seluas 45.559 ha. KPHP XVI
secara adminitratif masuk dalam kecamatan Batang Asam, Sinyerang, Tebing TInggi, Renah Mendaluh, Merlung dan Muara Papalik.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Jambi pada tahun 2011 dinyatakan bahwa didalam wilayah KPHP XVI terdapat 4 lokasi yang telah
mendapat izin usaha pemanfaatan hasil hutan yaitu: 1 PT. Wirakarya Sakti WKS seluas 60.226 ha, 2 PT. Rimba Hutani Mas RHM seluas 8.913; 3 PT.
Wana Teladan WT seluas 9.900 ha dan 4 Pencadangan Hutan Tanaman Rakyat HTR seluas 2.280 ha sedangkan yang belum dibebankan hak yaitu Blok eks
Hatma Hutani seluas 44.700 ha.
4.3. Kawasan Hutan Produksi Terbatas HPT
4.3.1. Topografi
Areal HPT yang menjadi area fokus penelitian secara umum memiliki kemiringan lereng sekitar 8 sebagian besar di bagian Timur dan Selatan serta
kemiringan lereng sekitar 40 sebagian besar pada bagian Utara dan Barat yang merupakan daerah perbukitan. Ketinggian kawasan ini antara 40 sampai
dengan 500 meter dari permukaan laut mdpl dan memiliki curah hujan ± 2.500 mmtahun.
Gambar 6. Peta topografi Kawasan eks Hatma Hutani HPT yang Menjadi Area Fokus Penelitian Sumber: Universitas Jambi, 2011