tersebut model memerlukan informasi spesifik tentang iklim, sifat-sifat tanah, topografi, vegetasi dan praktek pengelolaan lahan.
1.3. Kerangka Pemikiran
Prediksi aliran permukaan, erosi dan kehilangan hara nitrat di sub DAS Ciliwung Hulu dilakukan dengan menggunakan model SWAT. Kalibrasi dan
validasi model dilakukan untuk mengetahui keakuratan model. Berdasarkan hasil run model yang didapat maka dilakukan simulasi berbagai pilihan Pengelolaan
Lahan Terbaik Best Management Practices berupa teknologi konservasi. Dari hasil simulasi tersebut dihasilkan rekomendasi teknologi konservasi yang sesuai
untuk diterapkan di sub DAS Ciliwung Hulu.
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengkaji kinerja model SWAT untuk memprediksi aliran permukaan, erosi
dan kehilangan hara N-nitrat di sub DAS Ciliwung Hulu. 2.
Menentukan Pengelolaan Lahan Terbaik Best Management Practices pada lahan pertanian di sub DAS Ciliwung Hulu.
1.5 Manfaat
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan lesson learned bagi pemangku kepentingan utamanya pengambil keputusan dalam merencanakan
pengelolaan DAS dan memberikan masukan dalam menentukan Pengelolaaan Lahan Terbaik Best Management Practices sehingga sub DAS Ciliwung Hulu
memberikan manfaat yang lestari.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai DAS adalah suatu daerah tertentu yang bentuk dan sifat alamnya sedemikian rupa, sehingga merupakan suatu kesatuan dengan sungai
dan anak-anak sungainya yang melalui daerah tersebut dalam fungsinya untuk menampung air yang berasal dari curah hujan dan sumber air lainnya dan
kemudian mengalirkannya melalui sungai utamanya atau single outlet Departemen Kehutanan 2001. Terdapat berbagai komponen dalam DAS yang
salah satunya adalah sumberdaya alam. Pemanfaatan sumberdaya alam tersebut harus dilaksanakan dengan memperhatikan konsep keberlanjutan.
Daerah aliran sungai terdiri dari beberapa unsur, yaitu: unsur abiotik tanah, air dan iklim, biotik flora dan fauna dan manusia. Unsur-unsur tersebut saling
berinteraksi dan berinterelasi. Proses yang terjadi di dalam DAS terkait dengan karakteristik DAS yang meliputi: sifat-sifat tanah, topografi, tataguna lahan,
kondisi permukaan tanah, geomorfologi dan morfometri DAS. Daerah aliran sungai terbagi menjadi tiga daerah yaitu bagian hulu, bagian
tengah dan bagian hilir. Masing-masing daerah mempunyai karakteristik dan pengaruh tersendiri terhadap lingkungan ekosistem DAS. DAS bagian hulu
Upperstream mempunyai ciri-ciri: merupakan daerah konservasi, mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi, merupakan daerah dengan kemiringan lereng
besar 15, pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase,
jenis vegetasi umumnya merupakan tegakan hutan, laju erosi lebih cepat daripada
pengendapan, pola penggerusan tubuh sungai berbentuk huruf āvā. Daerah hilir merupakan daerah pemanfaatan, kerapatan drainase lebih kecil, kemiringan
lerengnya kecil 8 dan daerah banjir. DAS bagian tengah merupakan transisi dari DAS hulu dan hilir Asdak 2002.
Dalam suatu DAS terdapat penggunaan lahan yang termasuk ke dalam kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung adalah kawasan yang
ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah, serta budaya