secara adminitratif masuk dalam kecamatan Batang Asam, Sinyerang, Tebing TInggi, Renah Mendaluh, Merlung dan Muara Papalik.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Jambi pada tahun 2011 dinyatakan bahwa didalam wilayah KPHP XVI terdapat 4 lokasi yang telah
mendapat izin usaha pemanfaatan hasil hutan yaitu: 1 PT. Wirakarya Sakti WKS seluas 60.226 ha, 2 PT. Rimba Hutani Mas RHM seluas 8.913; 3 PT.
Wana Teladan WT seluas 9.900 ha dan 4 Pencadangan Hutan Tanaman Rakyat HTR seluas 2.280 ha sedangkan yang belum dibebankan hak yaitu Blok eks
Hatma Hutani seluas 44.700 ha.
4.3. Kawasan Hutan Produksi Terbatas HPT
4.3.1. Topografi
Areal HPT yang menjadi area fokus penelitian secara umum memiliki kemiringan lereng sekitar 8 sebagian besar di bagian Timur dan Selatan serta
kemiringan lereng sekitar 40 sebagian besar pada bagian Utara dan Barat yang merupakan daerah perbukitan. Ketinggian kawasan ini antara 40 sampai
dengan 500 meter dari permukaan laut mdpl dan memiliki curah hujan ± 2.500 mmtahun.
Gambar 6. Peta topografi Kawasan eks Hatma Hutani HPT yang Menjadi Area Fokus Penelitian Sumber: Universitas Jambi, 2011
4.3.2. Penutupan Lahan
Penutupan lahan lebih ditekankan pada kawasan yang belum terdapat izin pemanfaatan hasil hutan HPT dimana tegakan hutan masih tersisa. Selain itu
sebagian areal HPT juga ada yang sudah berubah menjadi Hutan Tanaman Industri HTI atau pun areal yang sudah diokupasi masyarakat untuk dijadikan
perkebunan karet dan perkebunan kelapa sawit. Ekspansi perkebunan rakyat mengancam tutupan hutan di areal ini baik
dari arah utara maupun selatan. Secara umum pada areal ini terdapat perluasan areal perkebunan rakyat sebesar 4.481 ha dari rentang waktu tahun 2007 sampai
dengan tahun 2009. Dengan kata lain laju pertumbuhan perkebunan rakyat sebesar 2.240,5 ha per tahun.
Tabel 12. Perubahan Penutupan Lahan Secara Umum Periode Tahun 2007-2009 Sumber: Universitas Jambi, 2011- dengan modifikasi
No. Tutupan Lahan
Tahun 2007
2009
1 Belukar
666 1.806
2 Hutan
34.823 29.202
3 Perkebunan Rakyat
9.211 13.692
Total 44.700
44.700
4.4. Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Areal HPT
Ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya hutan serta interaksinya dapat digambar melalui karakteristik masyarakat disekitar kawasan. Oleh karena
itu penting untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat disekitar areal HPT. Terdapat empat desa disekitar areal HPT yang dijadikan sebagai sampel
dalam penelitian ini. Desa-desa tersebut adalah 1 Desa Lubuk Kambing, 2 Desa Lubuk Bernai, 3 Desa Suban, dan 4 Desa Lampisi. Secara administratif
keempat desa ini merupakan bagian dari kecamatan Renah Mendaluh desa Lubuk Kambing dan Lampisi dan kecamatana Batang Asam desa Lubuk Bernai dan
Suban.
4.4.1. Luas Desa dan Penggunaan Lahan Secara Umum
Dari keempat desa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, desa Lubuk Kambing merupakan desa dengan luas terbesar, yaitu 33.640 Ha. Disamping itu
pemanfaatan lahan kering untuk areal pertanian termasuk perkebunan di desa Lubuk Kambing juga memiliki luasan yang terbesar yaitu 28.440 ha atau 85 dari
total luas desa. Luas desa dan bentuk umum pemanfaatan lahannya disajikan pada tabel berikut.
Tabel 13. Luas Desa Sampel dan Bentuk Penggunaan Lahannya Secara Umum Pada Tahun 2009
Sumber: Kabupaten Tanjung Jabung Barat Dalam Angka 2009, BPS
DesaKelurahan Luas Wilayah
ha Penggunaan Lahan
Sawah Lahan Kering
Pertanian Non-Pertanian
Lubuk Kambing 33,640
190 28,440
5,010 Lubuk Bernai
17,350 500
2,400 14,450
Suban 17,940
2,920 15,020
Lampisi 1,200
1,100 100
Pada grafik dibawah dapat dilihat luasan beberapa komoditi perkebunan unggulan yang terdapat pada desa sampel. Diketahui bahwa dari data yang
dihimpun BPS Kabupaten Tanjung Jabung Barat bahwa dari keempat desa tanaman kelapa sawit terluas terdapat di desa Suban dengan luasan sebesar 3.499
ha, sedangkan tanaman karet dan kelapa terluas terdapat di desa Lubuk Kambing dengan luasan masing-masing sebesar 599 ha dan 3,5 ha.
Gambar 7. Grafik Komoditi Perkebunan Unggulan Pada Desa Sampel
4.4.2. Jumlah Penduduk
Dilihat dari jumlah penduduk, desa Lubuk Bernai memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu 4.322 jiwa. Sedangkan desa dengan jumlah penduduk
paling sedikit adalah desa Suban yaitu 2.470 jiwa. Namun apabila dilihat dari tingkat kepadatan penduduk terhadap ketersediaan lahanluas wilayah desa, maka
desa Lampisi merupakan desa dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi yaitu sebesar 3.3 jiwahektar.
Tabel 14. Jumlah dan Tingkat Kepadatan Penduduk Pada Tahun 2009 Sumber: Kabupaten Tanjung Jabung Barat Dalam Angka 2009, BPS
Desa Jumlah Penduduk jiwa
Tingkat Kepadatan
Penduduk jiwaha
Laki-laki Perempuan
Total
Lubuk Kambing 2,073
1,832 3,905
0.1 Lubuk Bernai
2,266 2,056
4,322 0.2
Suban 1,287
1,183 2,470
0.1 Lampisi
2,081 1,868
3,949 3.3