Jumlah Penduduk Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Areal HPT

Dinamika perubahan penggunaan lahan yang terjadi didominasi oleh perubahan dari hutan menjadi perkebunan karet monokultur dan agroforest serta perkebunan kelapa sawit. Pada periode tahun 1990-2000 terjadi perubahan dari hutan menjadi perkebunan sawit seluas 986 hektar, perubahan hutan menjadi perkebunan karet monokultur sebesar 203 hektar dan perubahan dari hutan menjadi perkebunan karet agroforest sebesar 894 hektar. Total perubahan hutan menjadi perkebunan pada periode ini adalah sebesar 2.083 hektar atau sebesar 95 dari total deforestasi yang terjadi pada periode yang sama. Gambar 9. Perubahan Penggunaan Lahan Dari Hutan Menjadi Perkebunan Pada Tahun 1990-2000 Perubahan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit merupaka faktor pemicu utama perubahan luas tutupan hutan pada periode 1990-2000. Bagi masyarakat desa di sekitar areal HPT-KPHP Unit 16, kelapa sawit merupakan komoditas primadona, dan hal ini sudah dimulai semenjak awal tahun 1990, dimana sudah mulai banyak perusahaan kelapa sawit bersekala besar yang beroperasi di wilayah ini. Sedangkan pada periode tahun 2000-2009, perubahan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit adalah sebesar 1.408 hektar, hutan menjadi perkebunan karet monokuktur sebesar 2.019 hektar dan perubahan dari hutan menjadi perkebunan karet monokultur agroforest sebesar 1.262 hektar. Total perubahan 986 203 894 Hutan menjadi Kelapa Sawit Hutan menjadi karet monokultur Hutan menjadi karet agroforest Perubahan Penggunaan Lahan Dari Hutan Menjadi Perkebunan Pada Tahun 1990-2000 satuan dalam hektar hutan menjadi perkebunan pada periode ini adalah sebesar 4.689 hektar atau sebesar 84 dari total deforestasi yang terjadi pada periode yang sama. Gambar 10. Perubahan Penggunaan Lahan Dari Hutan Menjadi Perkebunan Pada Tahun 2000-2009 Perubahan dari hutan menjadi perkebunan rakyat pada periode 2000-2009 naik hampir dua kali lipat apabila dibandingkan dengan perubahan dari hutan menjadi perkebunan rakyat pada periode tahun 1990-2000, yaitu naik dari 2.083 ha menjadi 4.689 ha. Hal ini tidak terlepas dari tingginya laju deforestasi yang terjadi pada periode 1990-2000, dimana banyak hutan primer yang sudah terdegradasi dan kemudian dikonversi oleh masyarakat lokal untuk dijadikan areal perkebunan karet dan kelapa sawit. Dari hasil FGD diketahui bahwa pada saat ini sekitar 60 masyarakat lokal di desa Lubuk Kambing, Lubuk Bernai dan Suban adalah petani karet, sedangkan sisanya sebesar 40 adalah petani sawit. Luas perkebunan kelapa sawit meningkat pada periode 1990-2000 disebabkan selain semakin banyaknya pendatang migrant juga banyak lahan-lahan klaim masyarakat yang diganti- rugikan kepada pihak perusahaan. Sebaliknya pada periode 2000-2009 dari hasil analisa spasial diketahui bahwa perubahan dari hutan lebih banyak menjadi perkebunan karet baik itu karet agroforest maupun karet monokultur. Hal ini disebabkan oleh persepsi masyarakat lokal bahwa untuk mengusahakan sawit 1408 2019 1262 Hutan menjadi Kelapa Sawit Hutan menjadi karet monokultur Hutan menjadi karet agroforest Perubahan Penggunaan Lahan Dari Hutan Menjadi Perkebunan Pada Tahun 2000-2009 satuan dalam hektar harus memilki modal yang cukup besar, sehingga masyarakat lokal lebih cenderung memilih komoditi karet. Secara lengkap dinamika perubahan tutupanpenggunaan lahan dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 11. Time Series Data TutupanPenggunaan Lahan Pada Areal HPT