Pengolahan Data Input Metode

Gambar 29. Aliran permukaan tahun 2011 Aliran permukaan dapat menyebabkan erosi yang dapat mengangkut partikel-partikel tanah yang mengandung unsur hara. Menurut Arsyad 2010, kerusakan yang dialami pada tanah tempat erosi terjadi berupa kemunduran sifat kimia dan fisik tanah seperti kehilangan hara dan bahan organik serta memburuknya sifat-sifat fisik yang tercermin antara lain pada penurunan kapasitas infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air, peningkatan kepadatan dan ketahanan penetrasi tanah dan pengurangan kemantapan struktur tanah. Kejadian erosi yang terus menerus dan intensif pada suatu lahan dapat menyebabkan produktivitas tanaman menurun. Perbaikan tanah dapat dilakukan melalui teknologi pengendalian erosi yang dapat dilakukan secara teknis dan vegetatif. Pengendalian erosi secara teknis dapat dilakukan melalui pembuatan teras gulud, teras bangku, teras kredit dan teras batu. Pengendalian erosi secara vegetatif dapat dilakukan melalui sistem agroforestri, strip rumput, tanaman penutup tanah dan pengaturan pola tanam penanaman menurut strip, penanaman majemuk, pergiliran tanaman dan tumpang gilir.

5.7 Efektivitas Berbagai Pengelolaan Lahan

Perubahan penggunaan lahan dan pengolahan tanah secara intensif pada lahan pertanian seringkali meningkatkan aliran permukaan. Aliran permukaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat erosi selain dari penggunaan lahan, kemiringan lereng, panjang lereng dan luas DAS. Praktek manajemen konservasi tanah pada lahan pertanian dapat mengurangi aliran permukaan. PLT Pengelolaan Lahan Terbaik digunakan untuk mengurangi aliran permukaan dari daerah pertanian. Teras bangku merupakan salah satu teknik konservasi tanah mekanik yang bertujuan untuk mengurangi panjang lereng sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan. Dengan menerapkan teknik konservasi ini diharapkan erosi yang terjadi dalam suatu kawasan DAS dapat dikurangi. Teknik konservasi penanaman menurut kontur merupakan suatu teknik penanaman yang diatur sejalan dengan garis kontur. Melalui teknik konservasi vegetatif ini, aliran permukaan dapat dihambat sehingga meningkatkan penyerapan air oleh tanah dan mengurangi potensi erosi yang terjadi. Penanaman strip Strip Cropping merupakan suatu sistem konservasi tanah vegetatif yang menanam beberapa jenis tanaman dalam strip yang berselang- seling pada sebidang tanah pada kurun waktu yang sama dan disusun memotong lereng atau menurut garis kontur. Pola tanam yang diaplikasikan harus disesuaikan dengan ketersediaan air dan persyaratan tumbuh tanaman untuk menghindari pengaruh kompetisi dan gangguan hama dan penyakit. Penerapan teknik konservasi ini selain dapat mengurangi aliran permukaan juga meningkatkan intensitas tanaman, menghasilkan sisa tanaman sebagai bahan organik yang berfungsi dalam menyuplai unsur hara dan mengurangi evaporasi tanah. Agroforestri merupakan salah satu teknik konservasi tanah vegetatif yang menggabungkan antara tanaman pepohonan atau tanaman tahunan dengan tanaman komoditas lain yang ditanam secara bersama-sama ataupun bergantian Subagyono et al. 2004. Melalui penerapan agroforestri diharapkan aliran permukaan dan erosi yang terjadi dapat berkurang. Tanaman pepohonan