Daerah Aliran Sungai KESIMPULAN DAN SARAN

mempunyai pengaruh terhadap transpirasi sehingga dengan demikian memiliki dampak terhadap kelembaban tanah. Parameter alpha aliran dasar, lama ‘delay’ air bawah tanah, koefisien revap air bawah tanah, ketinggian minimum aliran dasar dan fraksi perkolasi perairan dalam digunakan karena mempengaruhi aliran air bawah tanah. Selain itu parameter nilai Manning untuk saluran utama, hantaran hidrolik pada saluran utama aluvium, faktor alpha aliran dasar untuk ‘bank storage’ dan koefisien lag aliran permukaan digunakan dalam proses kalibrasi karena mempengaruhi bentuk hidrograf. Tabel 10. Parameter sensitif terhadap debit aliran dalam model SWAT No Parameter Nilai awal 1 CN2.mgt bilangan kurva aliran permukaan 25-74 2 ALPHA_BF.gw faktor alpha aliran dasar 0,94 3 GW-DELAY.gw lama ‘delay’ air bawah tanah 31 4 GWQMN.gw ketinggian minimum aliran dasar 350 5 GW_REVAP.gw koefisien revap air bawah tanah 0,2 6 RCHRG_DP.gw fraksi perkolasi perairan dalam 0,05 7 ESCO.hru faktor evaporasi tanah 1 8 EPCO.hru faktor uptake tanaman 1 9 CH_N2.rte nilai Manning untuk saluran utama 0,1 10 CH_K2.rte hantaran hidrolik 25 11 ALPHA_BNK.rte faktor alpha aliran dasar ‘bank storage’ 0,94 12 SURLAG.bsn koefisien lag aliran permukaan 3

5.2 Kalibrasi Debit Aliran

Kalibrasi merupakan proses pemilihan kombinasi parameter untuk meningkatkan koherensi antara respon hidrologi yang diamatidiukur dengan hasil simulasi. Kalibrasi model dilakukan untuk mendapatkan kondisi yang adaptif di lapangan. Untuk mengetahui hubungan antara hasil simulasi output model dengan keadaan di alam maka hasil simulasi model tersebut perlu dibandingkan dengan data observasi. Kemudian dilakukan penyesuaian nilai parameter- parameter yang berpengaruh terhadap kondisi hidrologi kawasan DAS sehingga pada akhirnya diperoleh hasil simulasi yang mendekati nilai observasi. Kalibrasi dilakukan dengan membandingkan data harian observasi dengan data simulasi selama 2 bulan Februari dan Maret tahun 2008 dan 2009. Evaluasi statistik model didasarkan pada nilai koefisien korelasi Pearson R dan NSE. Pada Gambar 15 disajikan grafik hidrograf aliran simulasi sebelum kalibrasi dan hidrograf observasi bulan Februari-Maret tahun 2008 dan 2009. Nilai R Gambar 16 dan NSE sebelum dilakukan kalibrasi adalah 0,78 dan 0,27 kurang memuaskan. Gambar 15 Hidrograf aliran simulasi sebelum kalibrasi dan hidrograf observasi bulan Februari-Maret tahun 2008 dan 2009 Gambar 16 Debit harian simulasi sebelum kalibrasi dan debit harian observasi bulan Februari-Maret tahun 2008 dan 2009 30 60 90 120 150 30 60 90 120 150 21200 8 21020 08 21720 08 22420 08 32200 8 39200 8 31620 08 32320 08 33020 08 26200 9 21320 09 22020 09 22720 09 36200 9 31320 09 32020 09 32720 09 Curah Hujan Debit Curah Hujan mm Debit Simulasi Debit Observasi y = 0.771x + 7.218 R = 0,78 n= 117, p=0,000 10 20 30 40 50 60 70 20 40 60 80 Debit Observasi m 3 det ‐1 Debit Simulasi m 3 det ‐1 Metode kalibrasi ada tiga yaitu coba-coba, otomatis dan kombinasi. Dalam metoda coba-coba, nilai parameter dicocokkan secara manual dengan cara coba- coba. Metoda ini banyak digunakan dan direkomendasikan untuk model yang komplek. Metoda otomatis menggunakan algoritma untuk menentukan nilai fungsi objektif dan digunakan untuk mencari kombinasi dan permutasi parameter dengan tingkat keakuratan yang optimum. Metoda kombinasi dilakukan dengan menggunakan kalibrasi otomatis untuk menentukan kisaran parameter selanjutnya dilakukan trial and error untuk menentukan detail kombinasi yang optimal Indarto 2012. Dalam mencari nilai kalibrasi yang sesuai untuk sub DAS Ciliwung Hulu, digunakan metoda kombinasi yaitu dengan menggunakan model SWATCUP model otomatis dan kalibrasi manual model coba-coba. Model SWATCUP merupakan software yang dapat membantu pemodel untuk melakukan kalibrasi, validasi dan analisis ketidakpastiaan pada model hidrologi SWAT. Parameter yang nilainya dicari dengan menggunakan SWATCUP yaitu faktor alpha aliran dasar ALPHA_BF, lama ‘delay’ air bawah tanah GW_DELAY, ketinggian minimum aliran dasar GWQMN, koefisien revap air bawah tanah GW_REVAP, fraksi perkolasi perairan dalam RCHRG_DP, faktor evaporasi tanah ESCO, faktor uptake tanaman EPCO, nilai Manning untuk saluran utama CH_N2, hantaran hidrolik pada saluran utama aluvium CH_K2, faktor alpha aliran dasar untuk ‘bank storage’ALPHA_BNK dan koefisien lag aliran permukaan SURLAG. Kalibrasi manual digunakan untuk mencari nilai kalibrasi parameter bilangan kurva aliran permukaan CN yang sesuai. Parameter masukan kalibrasi yang digunakan disajikan pada Tabel 11. Bilangan kurva aliran permukaan untuk penggunaan lahan hutan primer, hutan sekunder, kebun campuran, dan tegalan dikalikan dengan 1,4 sedangkan untuk penggunaan lahan permukiman dan perkebunan dikalikan dengan 1,3. Faktor alpha aliran dasar ALPHA_BF merupakan suatu indeks respon aliran bawah tanah terhadap perubahan aliran. Nilai sekitar 0,1-0,3 terdapat pada lahan dengan respon yang lambat terhadap perubahan aliran. Nilai 0,9-1 terdapat pada lahan dengan respon cepat terhadap perubahan aliran bawah tanah. Pada hasil