Migrasi, Informal Land Market dan Deforestasi

menggunakan lebih dari satu hukumperaturannorma yang berlaku untuk merasionalisasi dan menglegitimasi keputusan atau tingkah laku mereka. Pendekatan yang dilakukan oleh Wiber 1992 sebagaimana dijelaskan didalam Meinzen-Dick dan Pradhan 2002 menyatakan hak kepemilikan dapat didefinisikan sebagai klaim untuk menggunakan atau mengontrol sumber daya oleh individu atau kelompok yang diakui secara sah oleh sebuah kolektivitas yang lebih besar dan yang dilindungi melalui hukum. Individu atau kelompok pengguna, masyarakat, korporasi, negara, dll dapat menegaskan klaim dari berbagai jenis sumber daya seperti hak untuk menggunakan sumber daya, memperoleh penghasilan dari sumberdaya tersebut, hak untuk mengontrol menggunakan dan membuat aturan mengenai penggunaan sumber daya dan penggunanya, serta hak untuk mentransfer sumberdaya kepada pihak lain melalui penjualan, sewa, hadiah, atau warisan. Tidak cukup hanya dengan melakukanmenegaskan klaim atas suatu sumberdaya sumber daya, kecuali klaim tersebut dapat diterima oleh kolektivitas yang lebih besar atau bahkan sebaliknya, klaim tersebut tidak akan diterima dan diakui. Hal ini menjadi jelas terlihat disaat terjadi konflik yang disebabkan oleh klaim sumberdaya. Lebih lanjut Meinzen-Dick dan Pradhan 2002 juga menyatakan hak kepemilikan tidak hanya berpengaruh kepada siapa yang boleh untuk memanfaatkan suatu sumberdaya alam tertentu, dengan cara apa pemanfaatan itu dilakukan, tapi juga mendorong masyarakat untuk berinvestasi dan mempertahankan keberlanjutan sumberdaya alam dari waktu ke waktu.

2.6. Hutan Tanaman Rakyat

Terdapat beberapa bentuk mekasnisme pengelolaan hutan oleh masyarakat yang ditawarkan oleh Negara seperti hutan kemasyarakatan HKm, hutan desa dan hutan tanaman rakyat HTR. Mekanisme pengelolaan kolaboratif tersebut dibuat oleh Negara sebagai bentuk untuk mengakomodasi keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Program HTR misalnya, dicanangkan oleh pemerintah pada awal tahun 2007 berdasarkan PP No. 6 tahun 2007 Jo PP No. 3 tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan. Selanjutnya program ini juga diatur lebih detail didalam Permenhut No. P.23Menhut-II2007 Jo Permenhut No. P.5Menhut-II2008 tentang Tata Cara Permohonan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Tanaman Rakyat IUPHHK-HTR dalam Hutan Tanaman dan Permenhut No P.55Menhut-II2011. Adapun tujuan program ini adalah untuk memberikan akses kepada masyarakat dalam hal: 1 memperoleh pengakuan secara hukum dalam pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan produksi; 2 memperoleh pinjaman dana pembangunan HTR; 3 memperoleh jaminan pasar melalui penetapan harga dasar Pujiastuti, 2011. Berdasarkan peraturan yang mengaturnya, HTR dapat dilaksanakan pada kawasan hutan produksi yang tidak produktif dan tidak dibebani hak serta letaknya diutamakan dekat dengan industry dan ditetapkan oleh Menteri Kehutanan sebagai areal pencadangan HTR. Kemudian bupatiwalikota melakukan sosialisasi alokasi lahan yang telah ditetapkan di daerahnya kepada masyarakat pasal 2 Permenhut No. P.23Menhut-II2007 Jo Permenhut No. P.5Menhut-II2008 dan pasal 2 Permenhut No. P.55Menhut-II2011. Izin pemanfaatan pada areal HTR berupa IUPHHK-HTR yang diberikan kepada perorangan atau koperasi koperasi usaha mikro, kecil, menengah yang dibangun oleh masyarakat yang tinggal di dalam atau di sekitar kawasan hutan. Luas lahan yang dapat diberikan kepada individu kepala keluarga adalah maksimal 15 ha dan bagi koperasi luasan areal HTR akan disesuaikan dengan kemampuan usahanya. Adapun letak areal yang diajukan untuk dijadikan areal HTR harus berada pada areal yang telah dicadangkan oleh menteri sebagai areal pencadangan HTR atau bupati dapat mengusulkan areal lain yang berada di luar areal pencadangan untuk ditetapkan oleh Menteri Kehutanan sebagai areal HTR. Pada pasal 11 Permenhut No. P.55Menhut-II2011 dinyatakan bahwa syarat untuk mendapatkan IUPHHK-HTR adalah: 1. Persyaratan permohonan yang diajukan oleh perorangan : a. foto copy KTP, sesuai dengan yang diusulkan pada saat pencadangan areal;