Pajak Hotel METODE PENELITIAN

Dimana: Pi = Proporsi sumber-sumber PD terhadap total PD n = Jumlah sumber PD Xi = Persentase masing-masing sumber-sumber PD terhadap total PD Untuk melihat tingkat perkembangan terdapat ketentuan jika Indeks Diversitas Entropi IDE Pendapatan Daerah semakin tinggi, maka tingkat perkembangan semakin tinggi atau semakin merata.

3.6.4. Analisis Pajak dan Retribusi UU Nomor 28 Tahun 2009

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, pajak yang menjadi hak serta kewenangan KabupatenKota meliputi Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa ataupemberian izin tertentu yang khusus disediakan danatau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Jasa adalah kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jasa usaha adalah jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

a. Pajak Hotel

Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapanperistirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari sepuluh. Wajib pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel. Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada hotel. Tarif pajak hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10 sepuluh persen. Tarif pajak hotel tersebut selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Estimasi Potensi Pajak Hotel: hotel kepada dibayar seharusnya yang pembayaran jumlah x Tarif Hotel Pajak Potensi = Penghitungan potensi pajak hotel tidaklah sesederhana itu, karena meskipun besar tarif karena ditentukan oleh undang-undang maupun Peraturan Daerah, namun kesulitan terjadi ketika harus menentukan besarnya basis. Untuk menentukan jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada hotel basis, umumnya daerah tidak memiliki metode yang memadai. Jika hanya mengandalkan data pada jumlah yang dilaporkan pihak hotel di masa-masa sebelumnya maka dapat dipastikan penghitungan potensinya akan under valued. Hal ini dikarenakan ada kecenderungan pihak hotel akan melaporkan jumlah pembayaran yang diterima lebih kacil dari yang seharusnya. Oleh karena itu, penghitungan potensi pajak hotel dapat dilakukan dengan teknik estimasi penghitungan potensi penerimaan pajak hotel dengan basis mikro, yaitu dengan melakukan assesment pada pembayaran pajak potensial. Hal yang dilakukan adalah dengan melakukan survei guna mengumpulkan data di lapangan. Informasi yang diperlukan dalam rangka mengestimasi besarnya potensi penerimaan pajak hotel antara lain: a. Jumlah kamar yang dimiliki oleh setiap hotelwisma, menurut klasifikasi kelas kamar. b. Tarif resmi yang dikenakan untuk setiap kamar yang dimiliki berdasarkan kelas kamar. c. Jumlah tamu yang datang, diekspresikan dalam tingkat kunjungan paling ramai, suasana normal dan paling sepi. Hasilnya adalah rata-rata tingkat hunian kamar per hari. d. Jumlah pajak yang dibayarkan oleh hotelwisma tersebut setiap bulan atau tahun sebagai perbandingan dengan besarnya nilai potensi yang diperoleh. Salah satu hal penting dalam penghitungan potensi adalah menentukan besarnya tingkat fluktuasi suatu aktivitas ekonomi seperti jumlah masyarakat yang berkunjung ke suatu obyek wisata, rumah makan, jumlah pedagang yang berjualan, dan lain-lain. Teknik untuk mengetahui besarnya tingkat aktivitas tersebut adalah dengan rata-rata.

b. Pajak Restoran