Analisis SWOT Pajak Restoran

Ci : permintaan konsumsi rumah tangga terhadap output sektor i Gi : permintaan konsumsi pengeluaran belanja rutin pemerintah terhadap output sektor i Ii : permintaan pembentukan modal tetap netto investasi dari output sektor i; output sektor i yang menjadi barang modal Ei : ekspor barang dan jasa sektor i; output sektor i yang diekspordijual ke luar wilayah, permintaan wilayah eksternal terhadap output sektor i Yi : total permintaan akhir terhadap output sektor i Y i = C i + G i + I i + E i W j sektor j, yang dialokasikan sebagai upah dan gaji anggota rumah tangga : pendapatan upah dan gaji rumah tangga dari sektor j; nilai tambah yang bekerja di sektor j T j sektor j yang menjadi pendapatan asli daerah dari sektor j : pendapatan pemerintah pajak tak langsung dari sektor j; nilai tambah S j M : surplus usaha sektor j; nilai tambah sektor j yang menjadi surplus usaha j

3.6.6. Analisis SWOT

: impor sektor j; komponen input produksi sektor j yang diperoleh dari luar Analisis mengenai strategi pembangunan dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan Strength dan kelemahan Weakness dengan faktor eksternal, yaitu peluang Opportunity dan ancaman Threats bagi pengembangannya. Selain itu, analisis ini juga digunakan untuk merumuskan alternatif strategi dalam pengembangan teknologi penangkapan tepat guna. Menurut Rangkuti, 1990, Strength dan Weakness adalah faktor internal sedangkan Opportunity dan Threats adalah faktor eksternal. 3.7. Definisi Operasional 1. Indikator merupakan suatu parameter atau suatu nilai yang diturunkan dari faktor yang memberikan informasi tentang keadaan dari suatu fenomenalingkunganwilayah, dengan signifikansi dari indikator tersebut berhubungan secara langsung dengan nilai parameter 2. Kepadatan penduduk adalah rasio antara jumlah penduduk dengan luas wilayah efektif. 3. Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah nilai tambah bruto seluruh sektor kegiatan ekonomi yang terjadimuncul di suatu daerah pada periode tertentu. 4. Pajak daerah adalah pungutan kepada masyarakat, yang menjadi hak perogratif pemerintah daerah, tanpa ada kontraprestasi secara langsung. 5. Retribusi merupakan partisipasi masyarakat untuk ikut membiayai fasilitas dan pelayanan pemerintah yang dinikmatinya.

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1. Kondisi Geografis dan Administratif

Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten pada koordinat 106 o 38’-106 o 47’ Bujur Timur dan 06 o 13’30-6 o Batas geografis Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut: 22’30’ Lintang Selatan. Kota Tangerang Selatan termasuk salah satu daerah perkotaan yang sebelumnya bagian dari Kabupaten Tangerang. Secara administratif terdiri dari 7 tujuh kecamatan, 49 empat puluh sembilan kelurahan dan 5 lima desa dengan luas wilayah 147,19 kilometer persegi atau 14.719 hektar are. • Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang • Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota Depok • Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok • Sebelah barat berbatasan dengan Sungai Cisadane, Kabupaten Tangerang Wilayah Kota Tangerang Selatan dilintasi oleh Kali Angke, Kali Pasanggrahan dan Sungai Cisadane sebagai batas adminstrasi kota di sebelah barat. Jarak antara Kota Tangerang Selatan dengan pusat pemerintahan Republik Indonesia DKI Jakarta sekitar 10 sepuluh kilometer, yang bisa ditempuh dengan waktu setengah jam. Keduanya dihubungkan dengan lajur lalu lintas darat bebas hambatan Outer Ring Road dan Jalan Raya Ciputat yang merupakan lintasan antara Kabupaten Bogor dan DKI Jakarta. Kedudukan geografis yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta menjadi salah satu potensi Kota Tangerang Selatan untuk berkembang menjadi daerah penyangga Ibukota Jakarta. Selain itu juga secara geografis menjadi pintu gerbang untuk hubungan Provinsi Jawa Barat Bogor dengan Provinsi DKI Jakarta. Kedekatan dengan Ibukota dan sebagai pintu gerbang DKI Jakarta maka akan menimbulkan interaksi yang menumbuhkan fenomena interdependensi yang kemudian berdampak pada timbulnya pertumbuhan pada suatu wilayah. Sebagai bentuk efek pertumbuhan wilayah, trickling down dan backwash effect, terjadi bentuk hubungan sinergis atau terpadu diantaranya.