Kesehatan Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Keluarga

4.4. Kondisi Sosial Budaya 4.4.1. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu sektor yang penting dalam hal peningkatan kualitas manusia. Indikator pendidikan yaitu angka melek huruf AMH dan rata-rata lama sekolah RLS digunakan sebagai variabel dalam menghitung IPM selain indikator kesehatan dan indikator ekonomi. AMH Kota Tangerang Selatan tahun 2009 berdasarkan perhitungan sementara BPS adalah sebesar 98,17, angka tersebut meningkat dari angka perbaikan tahun 2008 yang sebesar 98,12. Sedangkan RLS tahun 2009 sebesar 9,95 tahun, meningkat dari angka perbaikan tahun 2008 yang sebesar 9,94 tahun. Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2008 menunjukan bahwa penduduk dengan tingkat pendidikan SLTA berjumlah paling besar yaitu 32,6. Penduduk dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi juga cukup tinggi, yaitu 14,50. Dilihat dari sisi pendidikan tinggi, di Kota Tangerang Selatan terdapat 14 unit perguruan tinggiakademi diantaranya Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara STAN, Institut Teknologi Indonesia ITI dan Swiss Germany University SGU.

4.4.2. Kesehatan

Salah satu indikator kesehatan adalah Angka Harapan Hidup AHH yang menunjukan perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Indikator ini dalam perhitungannya didapatkan dari Angka Lahir Hidup ALH dan Angka Masih Hidup AMH. Kedua angka ini sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan balita dan kesehatan reproduksi ibu. Berdasarkan perhitungan sementara BPS Kabupaten Tangerang, AHH Kota Tangerang Selatan tahun 2009 adalah sebesar 68,43, hal ini berarti bahwa penduduk Kota Tangerang Selatan rata-rata bisa mencapai usia 68,43 tahun. Selain indikator makro tersebut, kondisi kesehatan masyarakat juga diantaranya dapat dilihat dari keadaan gizi balita, kondisi kesehatan ibu, kesehatan keluarga miskin, dan kesehatan orang usia lanjut. Dilihat dari keadaan gizi balita, masih ada balita dengan status gizi buruk yang tentunya harus mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Daerah. Dari 46.833 orang balita yang ditimbang, sebesar 89,85 dalam keadaan gizi baik, 0,55 gizi buruk, 8,14 gizi kurang dan 1,46 gizi lebih.

4.4.3. Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Keluarga

Dalam rangka menekan pertambahan jumlah penduduk, pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana KB bagi para Pasangan Usia Subur PUS. Jumlah peserta KB aktif adalah 67.937 orang dari 154.721 orang yang termasuk kelompok PUS sedangkan peserta KB baru adalah 13.136 orang. Petugas KB berjumlah 74 orang yang terdiri dari 30 orang dokter dan 54 orang bidan. Panti sosial yang terdapat di Kota Tangeang Selatan adalah panti asuhan anak terlantar sejumlah 18 panti, panti sosial lanjut usia sejumlah 5 panti, dan panti sosial penyandang cacat sejumlah 1 panti. Potensi dan sumber daya kesejahteraan sosial diantaranya adalah organisasi sosial masyarakat, karang taruna dan panti sosial. Di Provinsi Banten, Kota Tangerang Selatan menempati posisi kedua setelah Kota Cilegon dalam hal persentase penduduk miskin RTS yang paling sedikit. Jika dilihat per kecamatan, persentase jumlah kepala dan anggota rumah tangga RTS tertinggi adalah di Setu dengan 10,93 dan yang terendah adalah di Ciputat Timur dengan 2,44.

4.4.4. Agama