5.3.4. Analisis Indeks Komposit Hasil Analisis Input-Output
Indeks komposit merupakan suatu indeks yang menggabungkan perhitungan peranan suatu sektor dalam perekonomian, dalam penelitian ini
berdasarkan besarnya struktur output, struktur nilai tambah, indeks daya penyebaran IDP, indeks derajat kepekaan IDK, pengganda output, dan
pengganda pendapatan. Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat sektor padi dan palawija memiliki indeks komposit tertinggi, yaitu sebesar 13,28 persen.
Posisi kedua ditempati oleh sektor perdagangan besar dengan indeks komposit sebesar 5,79 persen, sektor restoran dan rumah makan sebesar 5,28 persen, sektor
angkutan darat dengan 5,07 persen, sektor bangunan dengan 5,05 persen, sektor listrik dan gas 4,72 persen, sektor industri barang dari logam, mesin dan
perlengkapannya sebesar 4,12 persen, sektor industri kertas dan barang-barang dari kertas, percetakan dan penerbitan sebesar 4,10 persen, sektor jasa persewaan
bangunan dengan indeks komposit sebesar 3,81 persen, disusul oleh industri makan, minuman, dan tembakau sebesar 3,07 persen.
Sektor dengan indeks komposit yang tinggi dapat dikatakan sebagai sektor unggulan, karena dengan nilai indeks komposit yang tinggi berarti menandakan
sektor tersebut unggul dalam setiap komponen penyusun indeks komposit. Padi dan palawija memiliki indeks komposit tertinggi namun nilai tersebut diperoleh
dari angka pengganda pendapatan yang sangat tinggi dibandingkan dengan sektor yang lain. Sedangkan untuk komponen lainnya sektor padi dan palawija memiliki
nilai yang tidak begitu besar. Hal ini menandakan adanya potensi dari sektor pertanian, terutama sub sektor padi dan palawija, untuk lebih dioptimalkan oleh
pemerintah daerah Kota Tangerang Selatan meskipun sektor padi dan palawija bukan merupakan sektor unggulan.
5.3.5. Analisis Strategi Kebijakan Pembangunan Kota Tangerang Selatan
Analisis strategi kebijakan pembangunan Kota Tangerang Selatan dilakukan dengan pemetaan hasil intepretasi dari analisis sebelumnya, terutama
menyangkut aspek sektor unggulan dan kondisi riil yang terjadi di Kota Tangerang Selatan.
5.3.5.1. Analisis Lingkungan Internal a. Kekuatan
Strengths
1. Letak yang strategis, relatif dekat dengan DKI Jakarta, Kota Depok, Kota
Tangerang, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Tangerang. 2.
Otonomi daerah memungkinkan Kota Tangerang Selatan untuk melakukan ekstensifikasi dan diversifikasi pajak dan retribusi daerah
3. Pajak hotel dan restoran masih dapat dioptimalkan
4. Jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan cukup besar dengan mayoritas
penduduk usia produktif 5.
Memiliki wilayah yang relatif berkembang pesat khususnya sektor bangunan properti, angkutan darat, perdagangan dan jasa
6. Banyak terdapat investor seperti developer, hotel dan prasarana hiburan
7. Aksesibilitas dari dan ke Kota Tangerang Selatan yang baik didukung oleh
sarana transportasi darat dan jalan tol 8.
Penggunaan lahan untuk sawah, ladang dan kebun yang masih cukup luas
b. Kelemahan Weaknesses