Tahap Pengamatan Deskripsi Penelitian Siklus II

27 Selsa Nofa Arista 50 80 0,6 Sedang 28 Yearly Fairuzzizuan 30 60 0,6 Sedang 29 Zahra Nur Ramadhani 50 70 0,4 Sedang 30 Zahrotun Khoirunnisa 40 70 0,6 Sedang Jumlah 1360 2298 16,8 Rata-rata 45 77 0,6 Presentase KKM 90 Catatan menghitung rata-rata ketuntasan yaitu dengan rumus : Keterangan : F : Frekuensi ketuntasan P : Nilai posttest yang melebihi KKM = 15 orang N : Jumalah siswa yaitu 30 orang F = 27 X 100 30 F = 90 F = P X 100 N Grafik 4.2 N-Gain Siklus II Hasil belajar IPS siswa di siklus II mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Hal itu dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa mendapat nilai dibawah rata-rata.26 siswa N-gainnya tergolong sedang dan 4 siswa N-gainnya tergolong tinggi. Berdasarkan tabel 4.6 dan tabel 4.10, dapat dilihat perbedaan yang nyata antara nilai rata-rata pretes I dan pretes II rata-rata postes I dan postes II. Princian nilai rata-ratanya adalah sebagai berikut pretest I rata-ratanya 44, pretest II rata-ratanya 45. Postest I rata-ratanya 64, postest II rata-ratanya 77. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari nilai normal N-gain, yakni N-gain siklus I 0,3 dan N-gain siklus II 0,6. Hasil observasi aktivitas guru dalam belajar mengajar pada siklus kedua tergolong kriteria sangat baik.Hal ini berarti mengalami perbaikan dari siklus pertama,bahwa rata-rata persentase observasi kegiatan guru pada siklus II sebanyak 80 berkategori sangat baik.Sedangkan rata-rata persentase pada observasi kegiatan siswa pada siklus II sebanyak 81,8 berkategori sangat baik. 5 10 15 20 25 30 rendah sedang tinggi Chart Title 3. Hasil evaluasi siklus II mengenai penguasaan konsep siswa terhadap materi pembelajaran. Di siklus II ini, siswa mengalami peningkatan penguasaan konsep.Terbukti dengan adanya peningkatan nilai rata-rata pretest dan postes.Rata-rata pretes siklus II 45 dan rata-rata postesnya adalah 77.Peningkatan penguasaan konsep siswa dapat dilihat dengan adanya peningkatan normal gain disetiap siklus. N-Gain I 0,3 dan N-Gain II 0,6. Proses pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. kondisi tersebut dapat diamati berdasarkan hasil observasi pada saat proses pembelajaran. Beberapa peningkatan tersebut antara lain : kondisi tersebut dapat diamati berdasarkan hasil observasi pada saat proses pembelajaran. Beberapa peningkatan tersebut antara lain : 1 Siswa lebih fokus dalam proses pembelajaran. 2 Siswa sudah memahami tahapan dalam metode belajar yang digunakan tanpa dijelaskan yang mendetail. 3 Alokasi waktu untuk mengerjakan soal, diskusi dan menyimpulkan pembelajaran lebih optimal karna diukur siswa yang lebih optimal dalam belajar. 4 Siswa lebih bersemangat ketika kelompoknya diberikan penghargaan oleh guru.

a. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi data pada siklus II, diproleh deskripsi bahwa model pembelajaran kooperatif metode Jigsaw cukup membantu siswa dalam proses pembelajaran IPS antara lain : 1 Pola interaksi siswa dan guru didalam kelas sudah cukup berjalan optimal dalam proses pembelajan dikelas. Antusiasme siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran cenderung cukup baik, siswa lebih berani dalam menunjukan eksitensi diri dalam proses pembelajaran. 2 Meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran didukung oleh meningkatnya suasana pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran kooperatif metode Jigsaw. Guru intensif membimbing siswa saat siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas anak meningkat disetiap siklusnya. 3 Meningkatnya siswa dalam pembelajaran didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran kooperatif metode Jigsaw.Guru intensif membimbing siswa, terutama saat siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran pada dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran meningkat dari 65,5 pada siklus kesatu menjadi 80 pada siklus kedua. 4 Hasil belajar yang dicapai siswa telah mencapai indikator pencapaian hasil yang telah ditetapkan pada awal peneltian. 5 Hal-hal yang peru diperbaiki pada siklus I sudah terlihat terdapat penyempurnaan siklus II. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada pelajaran IPS telah memenuhi yang peneliti harapkan.indikator yang diharapkan adalah sebanyak 100 memiliki nilai postest di atas KKM yaitu 70. Hasilnya, pemberian tindakan pada siklus II menunjukan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM yaitu 100 yaitu nilai rata-ratanya 80. Oleh karna itu, peneliti memutuskan untuk menghentikan pemberian tindakan berupa pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif metode Jigsaw pada tema permasalahan sosial Grafik 4.4 Rata-rata N-gain Siklus I dan II

b. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti dengan guru dan siswa pada penelitian terdahulu, ditemui beberapa masalah dalam pembelajaran IPS materi permasalahan sosial termasuk hasil belajarnya.Diantaranya adalah siswa banyak yang tidak mengerti materi yang disampaikan oleh guru, mereka kadang asyik ramai sendiri, konsentrasi siswa kurang terfokus pada pembelajaran IPS, metode yang digunakan yaitu metode ceramah sehingga membuat siswa bosan. Setelah dilakukan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Jigsaw maka terjadi peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan dengan melihat perbandingan dari setiap siklus, rata-rata postest I dan postest II. Princian nilai rata-ratanya adalah sebagai berikut pretest I rata-ratanya 44 dan pretest II rata- ratanya 45. Postest I rata-ratanya 64 dan postest II rata-ratanya 77. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari nilai normal N-gain, yakni N-gain I 0,3 dan N-gain II 0,6. Dengan demikian, penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada konsep permasalahan sosial dapat memberikan hasil belajar yang lebih tinggi dari 10 20 30 40 50 60 70 80 90 pretest I postest I Pretest II Postest II Rata-rata N-gain siklus I dan II pada hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional ceramah. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan, pertama, beberapa hasil penelitian membutikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat terealisasikan. Kebutuhan siswa dalam belajar berfikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan 1 . Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa merasa termotivasi belajarnya sehingga membuat mereka berusaha untuk memahami konsep yang dipelajari, dan akhirnya hasil belajar yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dari hasil belajar siswa dengan metode konvensional ceramah , siswa merasa termotivasi belajarnya karena pembelajaran kooperatif metode jigsaw setiap siswa mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk menjelaskan konsep materi yang menjadi tugasnya, dan setiap siswa mempunyai kesempatan untuk menjadi tutor bagi temannya yang lain. Sehingga ini membuat siswa yang awalnya kurangpada pembelajaran IPS menjadi merasa bangga karena menguasai konsep, bahkan dapat menjelaskan kepada temannya yang lain. Hal ini juga karna pada pembelalajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa dilatih untuk berinteraksi dengan teman lainnya. Untuk memahami konsep materi yang dipelajari , dilatih kepercayaan dirinya saat siswa menyampaikan informasi yang diprolehnya, serta dilatih untuk berkata jujur dalam menyampaikan konsep materi yang dikuasainya. Hal ini sesuai yang disampaikan Ibrahim dalam strategi pembelajaran yang didalamnya mengkondisikan siswa untuk bekerjasama didalam kelompok –kelompok kecil untuk membuat satu sama lain dalam belajar 2. 1 Wina sanjaya , Strategi Pembelajaran Beroreantasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2006 hal. 242

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Pada Mata Pelajaran Ips

0 7 107

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar IPS Terpadu Melalui Model Kooperatif Tipe Think Pair Share Pada Siswa Kelas XIA SMK Cahya Kartika Palas Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011

0 11 64

Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Media Gambar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012

2 35 77

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Media Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Sejarah Siswa Kelas X MAN 2 Tanjung Karang Tahun Ajaran 2013/2014

0 5 72

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write dengan Media Komik pada Siswa Kelas IV SDN 1 Manggarmas Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write dengan Media Komik pada Siswa Kelas IV SDN 1 Manggarmas Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write dengan Media Komik pada Siswa Kelas IV SDN 1 Manggarmas Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write dengan Media Komik pada Siswa Kelas IV SDN 1 Manggarmas Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 136

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknik Instalasi Penerangan Listrik Rumah Sederhana Di SMKN 1 Darul Kamal

0 0 12