Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV Di MI.Jami'atul Gulami Tahun Pelajaran 2015/2016

(1)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh : Ayati

NIM :1812018300171

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

MI.Jami’atul Gulami Tahun Pelajaran 2015/ 2016”.

Penelitian ini untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV, yaitu pada materi permasalahan sosial. Penelitian ini dilaksanakan di MI.Jamiatul Gulami Kota Tangerang Banten.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas( PTK ) , melalui 2 siklus sampel yang diambil adalah siswa kelas IV B yang berjumlah 30 siswa. Analisis data penelitian ini menggunakan rumus N-Gain = NilaiPostes-Nilai Pretest di bagi Skor ideal dikurang nilai pretest.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa pada siklus I nilai pretest 44 dan nilai posttest 64 dengan N-gian 0,3 sedangkan pada siklus II nilai pretest 45 dan nilai posttest 77 dengan N-gian 0,6.Dari hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I diperoleh skor 61,6%.Pada siklus II diperoleh 81,8%.Sedangkan hasil observasi aktivitas guru dalam belajar mengajar pada siklus I diperoleh skor 65,5% sedangkan skor idealny adalah 80.Pada siklus II diperoleh skor 80%.

Jika dibandingkan pada siklus I,dan II menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada materi permasalahan sosial melalui penerapan model tipe Jigsaw.


(6)

Ayati (18120183171), "Improved Learning Outcomes Through Cooperative Type Jigsaw Learning Lesson In fourth grade social studies MI.Jami'atulGulami In Academic Year 2015/2016".

This study aims to determine the application of cooperative learning model jigsaw in improving learning outcomes IPS in grade IV, ie the material social problems. This research was conducted in MI JamiatulGulamiTangerang City, Banten. The method used is classroom action research (PTK), through two cycles of the sample taken is class IVA totaling 30 students. This study data analysis using the formula N-Gain = Value-Value pretest posttest at the ideal Score minus the value pretest.

Based on the results of research conducted shows that in the first cycle the value pretest posttest grades 44 and 64 with N-gian 0.3 while the second cycle of the value pretest posttest grades 45 and 77 with N-gian 0.6. From the observation of teachers in teaching and learning activities in the first cycle obtained a score of 64 or 79% while the score is ideally a second cycle 80.Pada obtained a score of 77 or 85%.

When compared to the cycle I and II shows that there has been an increase in student learning outcomes in the material social problems through the application of the model type of jigsaw.


(7)

AlhamdulillahPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia rahmat-Nya dan hidayah-Nya penulis dapat menyususn skripsi yang

berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Learning Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS kelas IV Di MI.Jami’atul Gulami Tahun Pelajaran 2015/ 2016”.

Shalawat dan salam smoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasullah Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, dan kita semua selaku ummatnya yang selalu berusaha untuk menjalankan semua sunah-sunahnya hingga akhir zaman.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Khalimi, M.Ag Ketua Program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan Universitas Islam Negri Sarif Hidayatullah Jakarta.

3. Annisa Windarti, M.Sc Dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Segenap dosen, staf dan karyawan perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. S.Hidayat, S.Ag,M.M.Pd, Kepala Sekolah MI.Jamiatul Gulami Cipondoh, atas kesediaanya menyediakan tempat, sarana dan prasarana dalam rangka penelitian skripsi serta atas doa dan motivasinya.

6. Seluruh guru-guru dan siswa/i MI.Jamiatul Gulami, terimakasih atas bantuan, doa dan kerjasamanya.


(8)

8. Kakak dan adikku yang telah memberikan dukungan moril dan memberikan semangat kepada penulis.

9. Sahabat- sahabatku Nanik,Fajrini Erinawati,Siti Hasanah,Euis Ernawati,Masumah,Nurijah dan rekan-rekan mahasiswa kelas C dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.

Semoga dukungan, bantuan dan kontribusi yang diberikan kepada penulis membuahkan karya yang bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang membacanya.

Jakarta, 2 November 2016


(9)

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ...iii

SURAT PERNYATAAN KARYA KARYA SENDIRI ...iv

ABSTRAK ...v

ABSTRACT ...vi

KATA PENGANTAR ...vii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR GRAFIK ...xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...6

C. Pembatasan Masalah ...6

D. Perumusan Masalah ...6

E. Tujuan Penelitian ...6

F. Kegunaan Penelitian ...7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori dan fokus yang Diteliti ...8

1. Hakekat Hasil Belajar ...8

a. Pengertian Hasil Belajar ...8

b. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...9

2. Hakekat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ...10

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ...10


(10)

f. Langkah-Langkah Metode Jigsaw ...20

3. HakekatPendidikan IPS ...20

a. Pengertian Pendidikan IPS ...20

b. Ruang Lingkup Pendidikan IPS ...21

c. Karakteristik Pendidikan IPS ...22

d. Tujuan Pendidikan IPS ...23

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ...23

C. Hipotesis Tindakan...24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian ...25

B. Metode Penelitian dan Rancangan siklus penelitian ...25

C. Subjek Penelitian ...27

D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ...27

E. Tahapan Intervensi Tindakan ...27

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...28

G. Data Dan Sumber Data...28

H. Instrumen Pengumpulan Data ...29

I. Teknik Pengumpulan Data ...30

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ...36

K. Analisis Data dan Interpretasi Data...36`

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ...38

BAB IVDESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah ...40

1. Sejarah singkat MI. Jamiatul Gulami ...40

2. Data Sekolah (Propil Sekolah) ...40


(11)

B. Deskripsi Data ...43

1. Deskripsi Penelitian Siklus I ...43

2. Deskripsi Penelitian Siklus II ...51

3. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus II ...55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...63

B. Implikasi ...63

C. Saran ...64

DAFTAR PUSTAKA ...65 LAMPIRAN


(12)

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif………14

Tabel 2.2 Kelebihan dan kelemahan Metode Jigsaw………...18

Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru……….32

Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Reabilitas……….34

Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran……….35

Tabel. 3.7 Kriteria Presentase Instrument Nontes………..38

Tabel 4.1 Daftar Nama Guru MI. Jamiatul Gulami………42

Tabel 4.2 Data PesertaDidik MI.Jamiatul Gulami Cipondoh Tangerang…...43

Tabel 4.3 Kegiatan Guru dan Siswa Pada Siklus I………..44

Tabel 4.4 Data Observasi Kegiata Guru Siklus I……….46

Tabel 4.5 Data Observasi Kegiatan Siswa Siklus I………..47

Tabel 4.6 Hasil Belajar Siklus I………48

Tabel 4.7 Kegiatan Guru dan Siswa Pada Siklus II………..53

Tabel 4.8 Data Observasi Kegiata Guru Siklus II………...55

Tabel 4.9 Data Observasi siswa siklus II………..56


(13)

Gambar 2.1 Ilustrasi yang Menunjukan Tim Jigsaw... 18 Gambar 3.1 Desain Interval tindakan/rencana siklus penelitian ... 26


(14)

Grafik Halaman

Grafik 4.1 N-gain Siklus I………..50

Grafik 4.2 N-Gain Siklus II………59


(15)

Pendidikan merupakan salah satu modal utama membentuk sumber daya manusia yang baik. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal atau diakui oleh masyarakat.1

Hal ini sesuai dengan pasal 3 Undang-Undang nomor 20 tahun 2003, tentang system pendidikan nasional yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab.2

Masalah pendidikan tentulah sangat berhubungan dengan masalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang sementara ini dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan kita masih banyak mengandalkan cara-cara lama dalam penyampaian materinya. Di masa sekarang banyak orang mengukur keberhasilan pendidikan dari segi hasil saja. Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik, dalam pengukuran tingkat keberhasilannya. Selain dilihat dari segi kuantitas ,juga dari segi kualitas yang di lakukan sekolah-sekolah.

Kualitas sumber daya manusia yang baik sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan. Sedangkan kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh

1Undang-undang RI dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Guru dan Dosen,(Bandung:PT.Citra Umbara, 2009),h.98.

2Ibid


(16)

kualitas pembelajaran, karena proses pembelajaran merupakan bagian yang paling pokok dalam kegiatan pendidikan di sekolah. Menurut Winkel pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang di rancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrem yang berperananterhadaprangkaiankejadian-kejadian intern yang

berlangsungdialamisiswa.3Secaraumum proses

pembelajaransangatditentukanolehbeberapakomponen.

Komponentersebutantaralain,:siswa, lingkungan, kurikulum, guru, metode, dan media mengajardengantujuanuntukmencapaitujuanpendidikan.

Pengertianpembelajaranyang

dikemukakanolehMiarsomenyatakanbahwapembeljaranadalahusaha yang dilakukansecarasengaja, terarahdanterencana, dengantujuan yang

telahditetapkanterlebihdahulusebelum proses dilaksanakan,

sertapelaksanaannyaterkendalidenganmaksud agar

terjadibelajarpadadiriseseorang..4

Kegiatanpendidikan yang semulaberorientasipada “mengajar” (guru yang

lebihbanyakberperan) telahberpindahkonsep”pembelajaran”

(merencanakankegiatan-kegiatan yang orientasinyakepadasiswa agar terjadibelajarpadadirinya) 5

MenurutR.Gagne (1989) yangdikutipdalambukunya Ahmad Susanto,

belajardapatdidefinisikansebagaisuatu proses di

manasuatuorganismeberubahperilakunyasebagaiakibatpengalaman.6

SementaramenurutE.R.Hilgard

(1962),belajaradalahsuatusuatuperubahanreaksiterhadaplingkungan.Perubahankeg

iatan yang

3

EvalineSiregardanHartini Nara, TeoriBelajardanPembelajaran, (Bogor, PT.Ghalia Indonesia, 2010, h.17.

4

Ibid, h.12-13.

51bid

, h.14.

6

Drs.AhmadSusanto, TeoriBelajardanPembelajaran di SekolahDasar, ( Jakarta: PT. FajarInterpratamaMandiri, 2013),cet.1,h.1


(17)

dimaksudmencakuppengetahuan,kecakapan,tingkahlaku,daninidiperolehmelaluilat ihan (pengalaman).Hilgardmenegaskanbahwabelajarmerupakan proses mencariilmuyang

terjadidalamdiriseseorangmelaluilatihan,pembiasaan,pengalamandansebagainya.7

Komponenpentingdalampendidikanadalahkurikulum.Kurikulumdisusunun tukmendorongsiswaberkembangkearahtujuanpendidikan.Tujuanpendidikandiwuju dkandalamkurikulumpadasetiaptingkatdanjenispendidikan,diuraikandalambidangs tudidanakhirnyadalamtiappelajaran yang diberikanolehgurudidalamkelas.

Kurikulum IPSdisempurnakanuntukmeningkatkanmutupendidikan IPSsecaranasional.TujuanutamapembelajaranIlmuPengetahuansosial (IPS) agar siswamemahamikonsep-konsepyang

berkaitandenganmasyarakatdanlingkungannya,

memilikikemampuandasaruntukberpikirlogisdankritis, rasa ingintahu, inkuiri, memecahkanmasalah, danketerampilandalamkehidupan sosial, memilikikomitmendankesadaranterhadapnilai-nilai sosialdankemanusiaan, memilikikemampuanberkomunikasi,

berkerjasamadanberkompetisidalammasyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global. Agar tujuantersebutdapattercapaimaka

IPSperludiajarkandengancara yang

tepatdandapatmelibatkansiswasecaraaktifyaitumelalui proses dansikapilmiah.

Mutupembelajaran IPSperlu di

tingkatkansecaraberkelanjutanuntukmengimbangiperkembanganteknologi.Untu kmeningkatkankualitaspembelajarantersebut,tentubanyaktantangan yang dihadapi.Sementaraini orang beranggapan IPSmerupakanpembelajaran yang sulit,sertakurangmenarik di kalangansiswadan guru.

Salah satufaktorhasilbelajar IPS yang

belumtuntasyaknidalampembelajaran IPS guru lebihbanyakceramah, sehinggasiswamenjadicepatbosandanmenyebabkanhasilbelajar

IPSrendah.Tugasutama guru adalahmengelolah proses belajardanmengajar,

7Ibid


(18)

sehinggaterjadiinteraksiaktifantara guru dansiswa, siswadengansiswa. Proses belajaryang aktifditandaiadanyaketerlibatansiswasecarakomprehensif,

baikfisik, mental maupunemosionalnya. Hal

tersebutsangatpentingkarenadalamkehidupansehari-hari, siswatidaklepasdenganduniaIPS

yangdekatdenganaktivitaskehidupanmereka.Dengandemikianketepatan guru dalammemilihdanmenggunakanmetodepembelajaransangat di perlukan.

Untukituadabeberapahal yang

perludiperhatikandalampemilihanmetodepembelajaran yang

disesuaikandengantujuanpembelajaran, materipelajaran, jumlahsiswa, kemampuan guru dalammenggunakanberbagaijenismetodepembelajaran, fasilitas yang adadanwaktu yang disediakanuntukpenyajian.Dalamhalini guru dapatmemilihberdasarkankelebihandankekuranganmetode yang akan di gunakan.

Padapenelitianinipenulismengambilsalahsatu model

pembelajaranyaitumodel kooperatiftipe jigsaw

sebagaiacuandalampenelitianini. Pembelajarankooperatiftipe jigsaw merupakan

model pembelajaran yang

mengutamakanadanyakerjasamaantarsiswadalamkelompokuntukmencapaitujua npembelajaran.MenurutArends (1997:87) model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar dalam

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang

secaraheterogendanbekerjasamasalingketergantungan yang

positifdanbertanggungjawabatasketuntasanbagianmateripelajaran yang harusdipelajaridanmenyampaikanmateritersebutkepadaanggotakelompok yang lain.8

Model

pembelajarankooperatifdikembangkanuntukmencapaihasilbelajarberupaprestasi

akedemik, toleransi, menerimakeragaman,

8

SofanAmridanIifKhoruAhmadi,KonstruktifPengembanganPembelajaran,(Jakarta:PT.Pre stasi Pustakaraya,2010),h.95


(19)

danpengembanganketerampilansosial.Untukmencapaihasilbelajaritu model pembelajarankooperatifmenuntutkerjasamadaninterdepedensipesertadidikdala

mstrukturtugas, strukturtujuan,

danstrukturrewardnya.Strukturtugasberhubunganbagaimanatugasdiorganisir.

Teori yang

melandasipembelajarankooperatifadalahteorikontruktivisme.9Adalahsuatupend

ekatandimanasiswaharussecara individual

menemukandanmentransformasikaninformasi yang kompleks,

memeriksainformasidenganaturan yang

adadanmerevisinyabilaperlu.Dalamteorikontruktivismelebihmengutamakanpad apembelajaransiswa yang lebihdihadapkanpadamasalah-masalah yang kompleksuntukdicarisolusinya, selanjutnyamenemukanbagian-bagian yang sederhanaatauketerampilan yang diharapkan.

Metodepembelajarankooperatifmerupakansuatuinovasipembelajaran yang

dirancanguntukmembantupesertadidikmemahamiteorisecaramendalammelaluip engalaman-

pengalamanbelajar.Dalampembelajarankooperatifterdapatbeberapavariasi model yang dapatditerapkan , diantaranyayaitu : Student Team Achievement Division ( STAD),Jigsaw, Teams Games Tournament( TGT),Think Pair Share

(TPS),Number head Together (NHT), Group Investigation (GI),Rotating Trio Exchenge(RTE), dan Group Resume.Daribeberapa model pembelajarantersebut model yang banyakdikembangkanadalah STAD dan Jigsaw.10

Untuk mengatasi rendahnya hasi belajar siswa dengan banyak latihan-latihan materi soal dan membimbing anak untuk rajin-rajin membaca dan menghapal, sedang untuk mengatasi pembelajaran IPS selalu berpusat pada guru, hendaknya guru memberikan materi dengan menggunakan media yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari, kurangnya pemahaman siswa

9

Rusman, model-model pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h.201

10

Isjoni, Cooperatife Learning :EfektivitasPembelajaranKelompok,( Bandung : Alfabeta,cv, 2010), cet.4,h.51-52


(20)

tentang pembelajara IPS maka siswa hendaknya sering diajak banyak membaca buku dan memberikan media yang tepat tentang pembelajaran IPS, kurangnya aktifitas siswa dalam pembelajaran IPS memberikan media dan metode yang bervariasi sehingga siswa tidak jenuh, metode yang digunakan kurang bervariasi guru hendaknya mempunyai pola pengajaran yang bermacam-macam.

Berdasarkan tujuan pembelajaran pendidikan IPS dan teori yang melandasi pembelajaran kooperatif, maka penulis tertarik mengkaji lebih dalam dengan mengadakan penelitian yang berjudul: Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV Di MI.Jami’atul Gulami Tahun Pelajaran 2015/2016.

B. IdentifikasiMasalah

Berdasarkanlatarbelakangmasalahdi atas,

makadapatdiidentifikasimasalah-masalahsebagaiberikut: 1. Kurangnya aktivitas siswa pada pembelajaran IPS 2. Pembelajaran IPS di kelas masih berpusat pada guru

3. Rendahnya hasil belajar IPS siswa serta pemahaman siswa tentang konsep IPS

4. Metode yang digunakan kurang bervariasi.

C. PembatasanMasalah

Dari indentifikasi masalah yangdikemukakan di atas peneliti membatasi pada masih rendahnya hasil belajar siswa kelas IV MI.Jami’atul Gulami terutama pada mata pelajaran IPS.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis merumuskan masalah tentang :Apakah metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada


(21)

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka perlu ada solusinya yaitu dengan cara menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran lain sebagai pembelajaran inovatif yang sesuai dengan kondisi dan karakter siswa.

E. TujuanPenelitian

Sejalan dengan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV MI Jamiatul Gulami.

F. KegunaanPenelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah: a. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kualitas pendidikan pelajaran IPS kelas IV pada materi permasalahan sosial di MI.Jami’atulGulami

b. Bagi guru

Penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk menambah pengetahuan dan wawasan guru dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa di Sekolah Dasar

c. Bagi Sekolah

Dengan melaksanakan penelitian ini menjadi inovasi baru tentang suatu alternatif model pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran dikelas dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutupendidikanmelalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pelajaran IPS.


(22)

A. Acuan Teori dan fokus yang Diteliti 1. Hakekat Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melelui interaksi dengan lingkungannya1

Pengertian belajar juga dijelaskan oleh James LM,belajar adalah upaya yang dilakukan dengan mengalami sendiri,menjelajah,menelusuri,dan memperoleh sendiri.Sementara menurut Garry dan Kingsley berpendapat bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang orisinil melalui pengalaman dan latihan- latihan.Konsep belajar juga dikemukakan oleh Robert dan Davies bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang relative permanen sebagai suatu fungsi praktis atau pengalaman.2

Menurut Gronbach, belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu sipelajar menggunkaan panca indranya.3

Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan yang melibatakan proses kognitif.4

Menurut pendapat para ahli mengenai pengertian belajar, maka dapat di simpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami dan usaha untuk merubah tingkah laku dari yang

1

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara ,2011), h.36.

2

Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Depag RI, 2009), h.3

3

Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1984), h.247.

4


(23)

tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa dengan pengetahuan yang diperoleh melalui latihan (praktik) dan pengalaman.

Hasil belajar mengikuti aspek kegiatan, efektif, kecepatan/kemampuan belajar yang oleh Bloom dinyatakan sebagai hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan ranah psikomotor. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.5

Berdasarkan pengertian hasil belajar, maka dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah proses belajar berlangsung. Hasil belajar biasanya ditunjukan dengan nilai atau tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Angka-angka atau nilai itu menunjukan prestasi belajar.

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah banyak sekali macamnya, terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu. 1.Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri anak. yang termasuk faktor internal adalah “aspek fisiologis dan psikologis, Aspek fisiologis mencakup kondisi tubuh siswa termasuk organ tubuh dan kondisi alat indra. Sedangkan aspek psiologis banyak sekali macamnya tetapi yang esensial antara lain kecerdasan, sikap, bakat, minat dan motivasi.”6

Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri, seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat, motivasi, dorongan dan sebagainya.

2.Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri anak, seperti keluarga, lingkungan, sekolah, masyarkat dan sebagainya. Selama hidup anak didik tidak biasa menghindari diri dari lingkungan lami dan lingkungan sosial budaya. “Sistem sosial yang terbentuk mengikat prilaku

5

Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,2014),Cet.18,h.22.

6

Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Startegi Baru, ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010), cet ke 16 h. 130-134


(24)

anak didik untuk tunduk pada norma sosial, susila dan hukum yang berlaku dalam masyarakat. Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik. Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha di dalamnya seperti lingkungan sekolah, lingkungan rumah. Sedangkan lingkungan sosial budaya, sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial.

Tujuan dalam belajar adalah erat kaitannya dengan perubahan/pembentukan tingkah laku yang positif serta dapat dicapai secara efektif hanyalah terjadi dalam proses belajar mengajar disekolah.

Menurut Taksonomi Bloom yaitu tujuan belajar siswa diarahkan untuk mencapai ketiga ranah yaitu:

a. Ranah kognitif untuk memperoleh pengetahuan fakta/ingatan, pemahaman, aplikasi dan kemampuan berfikir analaisis, sintesi dan evaluasi.

b. Ranah efektif, untuk memperoleh sikap apresiasi dan karakteristik

c. Ranah Psikomotorik, tujuan belajar psikomotorik untuk memperoleh keterampilan fisik yang berkaitan dengan gerak maupun keterampilan ekspresi verbal dan non verbal.

2. Hakekat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

a. Pengertian Model pembelajaran kooperatif

Pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang. Pengertian pembelajaran yang di kemukakan oleh Miarso , menyatakan bahwa “pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah


(25)

ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta

pelaksanaannya terkendali”.7

Pendekatan kooperatif digunakan oleh para pendidik dalam pembelajaran di kelas dengan menciptakan situasi atau kondisi bagi kelompok untuk mencapai tujuan masing-masing anggota atau kelompok mencapai tujuan tergantung pada kerjasama yang kompak dan serasi dalam kelompok. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas terstuktur, yang mana anggotanya terdiri dari empat sampai lima orang siswa dengan struktur, yang mana anggotanya terdiri dari empat sampai lima orang siswa dengan struktur kelompok yang hetrogen. .

Strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang didalamnya mengkondisikan para siswa untuk bekerja bersama-sama didalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain didalam belajar .8 Jacob mendefinisikan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu metode instruktusional dimana siswa dalam kelompok kecil bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas akademik.9

Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.10 Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

SedangkanAnita Lie mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai system belajar kerja atau belajar kelompok yang terstruktur . Yang termasuk dalam struktur ini ada lima unsur pokok, yaitu saling ketergantungan positif,

7

Evaline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor, PT.Ghalia Indonesia, 2010, h.12-13

8

Masitoh dan Laksmi dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Depag RI,2009)h.232.

9Ibid,

h.232

10


(26)

tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses belajar kelompok.11

Dalam kegiatan kooperatif, siswa mencari hasil menguntungkan bagiseluruh anggota kelompok. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu. Prosedur kooperatif learning didesain untuk mengaktifkan siswa melalui inkuiri dan diskusi dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-6 orang.12

Menurut Johnson dan Johnson serta Hilke mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah:

a. Terdapat saling ketergantungan yang positif diantara anggota kelompok b. Dapat dipertanggungjawabkan secara individu

c. Heterogen

d. Berbagi kepemimpinan e. Berbagi tanggung jawab

f. Menekankan pada tugas dan kebersamaan g. Membentuk keterampilan social

h. Peran guru atau dosen mengamati proses belajar siswa i. Efektifitas belajar tergantung pada kelompok.13

Dari definisi para ahli tentang pembelajaran kooperatif, dapat di simpulkan bahwa pendekatan pembelajaran kooperatif adalah suatu variasi pendekatan pembelajaran yang sistematis dimana siswa bekerja pada kelompok-kelompok kecil dan dalam kelompok kecil tersebut siswa belajar dan saling bekerja sama dalam memahami suatu materi pelajaran sesuai pada pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Dalam kooperatif, dikatakan belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran karena dalam kelompok tersebut siswa berdiskusi dan berargumen serta membantu teman sekelompok yang mengalami

11

Anita Lie, Cooperative Learning, (Jakarta:PT Grasindo, 2005), cet.ke-4, h.17.

12

Isjoni, op.cit, h.15 dan 16.

13

Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, ( Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h.234


(27)

kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Sehingga kegiatan tersebut akan membantu siswa yang lemah dalam memahami materi dan memberikan penguatan kepada siswa yang sudah memahami materi. Mereka lebih banyak mendapatkan kesempatan berbicara, inisiatif, menentukan pilihan dan secara umum mengembangkan kebiasaan yang baik.

b. Karakteristik PembelajaranModel kooperatif

Roger dan David Johnson seperti dikutip dalam bukunya Anita Lie mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning.Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur yang harus diterapkan,yaitu:

1) Saling ketergantungan positif, yaitu anggota tim terikat untuk bekerja sama satu sama lain dalam mencapai tujuan pembelajaran;

2) Tanggung jawab individu, yaitu seluruh siswa dalam tim bertanggung jawab untuk mengerjakan bagian tugasnya sendiri serta wajib menguasai seluruh materi pembelajaran;

3) Interaksi tatap muka, walaupun setiap anggota tim secara perorangan mengerjakan tugas bagiannya sendiri, sejumlah tugas harus dikerjakan secara interaktif, masing-masing memberikan masukan, penalaran dan kesimpulan, dan lebih penting lagi mereka saling mengajari dan memberikan dorongan (motivasi) satu sama lain;

4) Komunikasi antaranggota, di mana siswa didorong dan di bantu untuk mengembangkan rasa saling percaya, kepemimpinan, pengambilan keputusan, komunikasi dan keterampilan mengelola konflik;

5) Evaluasi Proses kelompok, dimana anggota tim menetapkan tujuan kelompok, secara periodik menilai hal-hal yang tercapai dengan baik dalam tim, serta mengidentifikasi perubahan yang harus dilakukan agar ke depan tim dapat berfungsi lebih efektif. 14

14

Sofan Amri dan Iif Khoru Ahmadi, Konstruktif Pengembangan Pembelajaran, (Jakarta: PT.Prestasi Pustakaraya,2010), h.91-92.


(28)

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 15

Fase Tingkah laku guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan memotivasi siswa

Fase 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau bacaan.

Fase 3

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi yang efesien.

Fase 4

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Guru membimbing

kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas .

Fase 5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu maupun kelompok.

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi metode yang dapat biasa digunakan oleh guru, diantaranya Student Team

15


(29)

Achievmentdivision (STAD), Team Games Tournament (TGT), Investigasi Kelompok (Group Investigation), dan Jigsaw.

c. Pengertian Metode Jigsaw

Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa lebih aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Metode Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson. Model kooperatif tipe

jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Menurut Lie Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri16.

Stephen, Sikes dan Snapp, mengemukakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut.17

1) Siswa dikelompokkan ke dalam 1 sampai 5 anggota tim 2) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda 3) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan

4) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab mereka.

5) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama.

6) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi 7) Guru memberi evaluasi

8) Penutup

16

Rusman, Model-model Pembelajaran,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2011),h.217-218.

17Ibid


(30)

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat digunakan secara efektif di tiap level dimana siswa telah mendapatkan keterampilan akademis dari pemahaman, membaca maupun keterampilan kelompok untuk belajar bersama. Materi pelajaran harus mengembangkan konsep daripada mengembangkan keterampilan sebagai tujuan umum.

Langkah-langkah pelaksanaan metode jigsaw menurut Anita Lie, sebagai berikut.18

1) Pengajar membagi pelajaran menjadi empat bagian

2) Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari ini. Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan kooperatif tipe jigsaw ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi pelajaran yang baru

3) Siswa dibagi dalam kelompok berempat.

4) Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama, sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian seterusnya. 5) Kemudian, siswa disuruh membaca/mengerjakan bagian mereka

masing-masing

6) Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai yang dibaca/dikerjakan masing-masing. Dalam kegiatan ini, siswa saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan lainnya.

7) Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. Siswa membaca bagian tersebut.

8) Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh kelas.19

18

Anita Lie, op., cit, h.68-69.

19


(31)

Jika tugas yang dikerjakan cukup sulit, siswa bisa membentuk kelompok ahli. Siswa berkumpul dengan siswa lain yang mendapatkan bagian materi yang sama dari kelompok lain. Mereka bekerjasama mempelajari/mangerjakan bagian tersebut. Kemudian masing-masing siswa kembali ke kelompoknya sendiri dan membagikan apa yang telah dipelajarinya kepada rekan-rekan dalam kelompoknya.20

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dikenal dengan kooperatif para ahli. Karena setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, kita sebut sebagai tim ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi, selanjutnya hasil pembahasan itu dibawa ke kelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya.

Kegiatan yang dilakukan dalam kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut.21

1) Melakukan membaca untuk menggali informasi. Siswa memperoleh topik-topik permasalahan untuk dibaca, sehingga mendapatkan informasi dari permasalahan tersebut.

2) Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatkan topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut dengan kelompok ahli untuk membicarakan topik permasalahan tersebut. 3) Laporan kelompok. Kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan

menjelaskan hasil yang didapat dari hasil diskusi tim ahli.

4) Kuis dilakukan mencakup semua topic permasalahan yang dibicarakan tadi

5) Perhitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok.22 Dengan demikian pada metode jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal dan latar belakang keluarga beragam, serta merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa

20

Isjoni, Cooverative Learning, (Alfabeta, Bandung, 2010), h.81

21

Rusman, op.cit. h.219-220

22


(32)

yang terdiri dari kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada kelompok asal.

KelompokAsal

KelompokAhli

Gambar.IlustrasiKelompok Jigsaw23

Selanjutnya di akhir pembelajaran, siswa diberi kuis secara individu yang mencakup topik materi yang telah dibahas. Kunci tipe jigsaw ini adalah interdepedensi setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan tugas dengan baik.

Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan metode jigsaw yang disajikan dalam tabel.

Tabel 2.2 Kelebihan dan kelemahan Metode Jigsaw24

Kelebihan Kelemahan

1) Siswa tidak perlu menggantungkan pada guru, tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir

1) Dalam memahami filosofis pembelajaran koopertatif

memang membutuhkan

23

http://allforedu.blogspot.co.id/2011/07/pengertian-dan-karakteristik.html

24

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:Kencana,2010), h.249-250.


(33)

sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa lain.

2) Mengembangkan kemampuan

menggunakan ide tahu gagasan dengan kata-kata verbal dan membandingkan dengan ide orang lain.

3) Membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

4) Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

5) Meningkatkanprestasiakademiksekaligus kemampuan social, serta motivasi dan memberikan rangsangan berpikir.

waktu untuk siswa yang

dianggap memiliki

kelebihan, contohnya

mereka akan merasa

terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat

mengganggu iklim

kerjasama dsalam

kelompok.

2) Jika tanpa peer teaching

yang efektif maka

pemahaman tidak akan pernah dicapai oleh siswa. 3) Guru perlu menyadari hasil

atau prestasi yang

diharapkan pada setiap individu siswa.

4) Kemampuan aktifitas dalam kehidupan hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual.

5) Upaya mengembangkan

kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang.

d. Karakteristik Metode Jigsaw

Pembelajaran kooperatif dengan model Jigsaw mempunyai karakteristik atau ciri sebagai berikut:


(34)

1. Siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang dengan memperhatikan keheterogenan.

2. Bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. 3. Terdapat kelompok asal dan kelompok hasil yang saling bekerjasama.25 e. Kelebihan dan kekurangan metode Jigsaw

Adapun kelebihan-kelebihan metode jigsaw adalah sebagai berikut: 1. Cocok untuk semua kelas/tingkatan;

2. Bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, atau berbicara. Juga dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran; 3. Belajar dalam suasana gotong-royong mempunyai banyak kesempatan

untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Sedangkan kekurangan metode jigsaw adalah sebagai berikut: 1. Membutuhkan lebih banyak waktu;

2. Membutuhkan pengajar yang kreatif.26 f. Langkah-langkah metode Jigsaw

Adapun langkah-langkah metode jigsaw adalah sebagai berikut: 1. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi empat

bagian;

2. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brain storming ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru;

3. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 4 orang;

25

Http;//allforedu.blogspot.com/2014/07/Pengertian Karakteristik Metode jigsaw, html, di akses pada tanggal 8 maret 2016

26


(35)

4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama. Sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian seterusnya;

5. Kemudian, siswa disuruh membaca/mengerjakan bagian mereka masing-masing.

6. Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca/dikerjakan masing-masing. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya;

7. Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. Siswa membaca bagian tersebut;

8. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh kelas.27

3.Hakekat Pendidikan IPS

1. Pengertian Pendidikan IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial yang disingkat IPS dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial yang seringkali disingkat pendidikan IPS dan PIPS merupakan dua istilah yang sering diucapkan atau dituliskan dalam

berbagaikarya akademik secara tumpang tindih

(overlaping).Kekeliruan ucapan ataupun tulisan tidak dapat sepenuhnya kesalahan pengucap atau penulis melainkan disebabkan oleh kurangnya sosialisasi sehingga menimbulkan perbedaan persepsi.Faktor lain dimungkinkan karena kurangnya forum akademik yang membahas dan memasyarakatkan istilah atau nomenklatur hasil kesepakatan komunitas akademik.28

Numan Somantri memberikan penjelasan IPS adalah suatu

synthenicdiscipline yang berusaha untuk mengorganisasikan dan

27

Anita Lie, Cooperative Learning... h.69-70

28


(36)

mengembangkan substansi ilmu-ilmu sosial secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.29

Makna synthenic discipline,bahwa IPS bukan sekedar mensistesiskan konsep-konsep yang relevan antara ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu sosial,tetapi juga mengkorelasikan dengan masalah-masalah kemasyarakatan,kebangsaan,dan kenegaraan.Secara lebih tegas,bahwa pendidikan IPS memuat tiga sub tujuan,yaitu; sebagai pendidikan kewarganegaraan,sebagai ilmu yang konsep dan generalisasinya dalam disiplin ilmu-ilmu sosial;sebagai ilmu yang menyerap bahan pendidikan dari kehidupan nyata dalam masyarakat kemudian dikaji secara reflektif.Sebagai upaya untuk merealisasikan tujuan diatas,perlu dilakukan bangunan kurikulum yang kuat.Berbagai diskursus dan kebijakan pengembangan kurikulum IPS telah dilakukan pada setiap era.Upaya yang paling akhir adalah dengan pengembangan mata pelajaran IPS dalam kurikulum yang terintegrasi untuk pendidikan dasar dan menengah (SD dan SMP),dimana pada masa sebelumnya IPS hanya dikenal di pendidikan dasar.Makalah ini akan mengkaji bagaimana dinamika pengembangan kurikulum IPS pada pendidikan dasar dan menengah. 30

2. Ruang Lingkup Pendidikan IPS

Ruang lingkup IPS tidak lain adalah perilaku sosial, ekonomi, dan budaya manusia di masyarakat. Oleh karena itu masyarakat inilah yang menjadi sumber utama IPS. Aspek kehidupan sosial terkait dengan ruang tempat tinggalnya apapun yang kita pelajari, apakah itu hubungan sosial, ekonomi, budaya, dan kejiwaan, sejarah, geografi atau politik, bersumber dari masyarakat.

3. Karakteristik Pendidikan IPS

Bidang studi IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang berintegrasi atau terpadu. Karena IPS terdiri dari disiplin ilmu-ilmu

29

Rudy Gunawan, Pendidikan IPS filosofi, konsep dan aplikasi, Alpabeta, Bandung, 2013, hal.19

30Ibid


(37)

sosial, dapat dikatakan bahwa IPS itu mempunyai ciri-ciri khusus atau karakteristik tersendiri yang berbeda dengan bidang studi lainnya. Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya.

1. Materi IPS

Mempelajari materi IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antar individu dan masyarakat dengan lingkungannya (fisik dan sosial-budaya). Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu pelajaran IPS merupakan masyarakat sebagai sebagai sumber dan objeknya merupakan suatu bidang ilmu yang tidak berpinjak pada kenyataan. (menurut Mulyono Tjokrodikaryo).

Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:

a. Segala sesuatu atau apa saja dan terjadi disekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dan berbagai permasalahannya.

b. Kegiatan manusia misalnya: mata pencarharian, pendidikan, keagamaan, produksi, konunikasi, tronsportasi.

c. Lingkungan geografi dan budaya meliputi aspek geografidan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.

d. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian besar.

e. Anak sebagai materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga.31

2 .Strategi penyampaian pengajaran IPS

31

Hidayati dkk, Pengembangan Pendidikan IPS SD, Jakarta Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, hal.1-26.


(38)

Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebaian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, region, negara dan dunia. Tipe

kurikulum seperti ini disebut “The Wedding Horizon or

ExpandingEnviroment Curriculum” (Mukminan).

Tipe kurikulum tersebut, didasarkan pada asumsi bahwa anak pertama-tama dikenalkan atau perlu memperoleh konsep yang berhubungan dengan lingkungan terdekat atau diri sendiri. Selanjutnya secara bertahap dan sistematis bergerak dalam lingkungan konsentrasi keluar dari lingkaran tersebut, kemudian mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi unsur-unsur dunia yang lebih luas.32

4. Tujuan Pendidikan IPS

Tujuan mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Mengajarkan konsep-konsep sosiologi,geografi,ekonomi,sejarah dan kewarganegaraan,pedagogis, dan psikologis.

b. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan

kreatif,inkuiri,memecahkan masalah,dan keterampilan sosial. c. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial.33 B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukanoleh Masriyah ,Penerapan Pembelajran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas IV Pada Pelajaran IPA, menunjukan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA materi energi dan penggunaannya .34

Penelitian yang dilakukan Muhaeni tahun 2014 dengan judul Penerapan Metode Aktif Learning Tipe Jingsaw Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS

32

Ibid,hal 1-27.

33

.Rudy Gunawan, Pendidikan IPS filosofi, konsep dan aplikasi, Alpabeta, Bandung, 2013, hal.18

34

Siti Masriyah,Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Menigkatkan Hasil Belajar Siswa kelas IV Pada Pelajaran IPA,Jakarta Timur.


(39)

Kelas V menyimpulkan bahwa penerapan metode aktif learning tipe jigsaw sangat baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa, karena metode ini dapat meningkatkan motivasi, emosional belajar dan aktifitas belajar siswa yang selama ini di tunjukan dengan metode-metode konfensional seperti ceramah dan tanya jawab. Metode aktif learning juga dapat meningkatkan kreatifitas dan inovasi pembelajaran bagi seorang guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.35

Penelitian yang dilakukan Siti Nuraini tahun 2014 dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV MI.Jamiatul Gulami Tahun Pelajaran 2013/2014bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model tipe jigsaw.36

Dengan demikian, penelitian yang akan dilaksanakan ini pun diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis tindakan dalam penelitianini adalah:“Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe

jigsawdapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada materi Permasalahan Sosial.

35

Muhaeni, Penerapan Metode Aktif Learning Tipe Jingsaw Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas V, Tangerang.

36

Siti Nuraini, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV MI. Jamiatul Gulami Tahun Pelajaran 2013/2014, Tangerang.


(40)

A. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian pada penelitian adalah MI.Jamiatul Gulami Cipondoh Kota Tangerang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung pada bulan Maretsampai Mei pada semester Genap tahun ajaran 2015/2016 dan dilaksanakan di MI.Jamiatul Gulami yang beralamat di jalan Kihajar Dewantoro KM 2 kelurahanGondrong Cipondoh Tangerang.

B. Metode Penelitiandan Rancangan siklus penelitian

Metode penelitian adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam suatu penelitian.

Gambar 3.1

Desain interval tindakan/ rancangan siklus penelitian1

“Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukandengan tujuan memperbaiki mutu praktik

1

Suharsimi Ari Kunto, dkk, Penelitian Tindak Kelas,( Jakarta Bumi Aksara, 2008) h. 16

SIKLUS II

Siklus Berikut

Pelaksanaan Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan Perencanaan Pengamatan

Refleksi Refleksi


(41)

pembelajaran di kelas.” Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan dua siklus, model penelitian yang digunakan adalah kemmis dan Mc. Tanggart tiap siklus dilaksanakan dengan perubahan yang dicapai yakni, satu siklus terdiri dari 3 tahap yaitu : Perencanaan, Tindakan, Observasi,dan : Refleksi.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau yang lebih dikenal denganclassroom action researh.. “penelitian tindakan kelas

(PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang di lakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas”.

Dilihat dari model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahapan perencanaan

Sebelum peneliti melakukan tindakan pada proses pembelajaran di kelas, peneliti terlebih dahulu melakukan perencanaan sebagai berikut :

a.Menentukan waktu penelitian

b.Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). c.Menyusun lembar observasi.

d.Membuat soal test

e.Menyiapkan alat dokumentasi

f.Menyiapkan bahan ajar atau sumber ajar. 2. Tahapan pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaantindakan merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah ditetapkan. Pada kegiatan ini juga dilakukan observasi baik oleh penilit selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan dipantau oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer

3. Pengamatan

Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa dengan menggunakan lembar observavsi kegiatan siswa dan observer melakukan pengamatan di sudut kelas sambil mengisi lembar observer, menilai kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.


(42)

Pada tahap ini peneliti menganalisis data yang telah diperoleh dari pengamatan yang telah dilakukan yaitu hasil dari lembar observasi yang telah diisi kemudian berdiskusi dengan observer untuk melakukan tindakan selanjutnya.Siklus akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai. C. Subjek Penelitian

Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah peneliti,satu guru mitra/patner(kelas IVC ) dan siswa siswi kelas IV B MI.Jamia’tul Gulami Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 30 siswa.

D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Peneliti berperan sebagai perancang dan pengelolah penelitian sekaligus guru kelas yang dibantu oleh satu orang guru kelas lain sebagai patner.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus, hal ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana hasil belajar siswa pada setiap siklus setelah diberikan tindakan.

Siklus I

1. Perencanaan

a. Membuat RPP dengan mengintegrasikan penerapan metode Jigsaw.

b. Menyiapkan instrumen (tes, lembar observasi, catatan lapangan). c. Membuat soal tes siklus I untuk siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar IPS pada materi permasalahan sosial dengan menerapkan penerapan metode jigsaw, kemudian dilanjutkan dengan dengan pemberian tes siklus.

b. Kegiatan penutup

Di akhiri pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus, diadakan test secara tertulis untuk mengevaluasi hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.


(43)

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan pengamat melakukan kolaborasi dalam pelaksanaannya kemudian mendokumentasikan.

4. Tahapan Refleksi

Mengevaluasi proses pembelajaran siklus I.

Berdasarkan hasil penelitian siklus I apabila indikator keberhasilan belum di capai, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II, dengan hasil refleksi siklus I sebagai acuannya. Siklus II dan siklus selanjutnya hingga hasil penelitian mencapai indikator keberhasilan. Hasil refleksi dijadikan landasan untuk membuat perencanaan dan pelaksanaan siklus-siklus berikutnya hingga indikator pencapaian dianggap tuntas.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Pencapaian keberhasilan dari setiap tindakan dilaksanakan dalam pembelajaran di kelas IV MI.Jami’atul Gulami Cipondoh-Tangerang, dengan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, berhasil apabila hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS sudah mengalami peningkatan atau mencapai nilai belajar yang diharapkan pada akhir siklus yaitu siswa tuntas 100% atau minimal 70% mencapai nilai KKM.

G. Data Dan Sumber Data

Data dan sumber data pada penelitian ini adalah: data kuantitatif (tes) dan kulitatif (lembar observasi) , hasil wawancara dengan guru pendamping, cacatan lapangan, serta dokumentasi (berupa foto kegiatan hasil belajar mengajar).

Sumber data diperoleh dari siswa/siswi kelas IVB MI.Jami’atul Gulami yang berjumlah 30 orang.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Tes tertulis

Untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan tes objektif tipe pilahan ganda dengan empat alternatif jawaban. Materi instrumen tes meliputi satu pokok bahasan tentang Permasalahan Sosial. Tes ini diberikan pada seluruh siswa.


(44)

Pembuatan instrumean tes digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan pada ranah kognitif berupa pengetahuan (C1), pemahaman (C2).

Kisi-Kisi Siklus I

NO INDIKATOR

ASPEK KOGNITIF YANG DIUKUR

JUM LAH

C1 C2

1 2

3

Menjelaskan pengertian maslah sosial Membedakan masalah sosial dan masalah pribadi

Menyebutkan contoh-contoh masalah sosial

1,5 6,4 2,3 7,8 9,10 2 4 4

Kisi-Kisi Siklus II

NO INDIKATOR

ASPEK KOGNITIF YANG DIUKUR

JUM LAH

C1 C2

1

2

3

Menyebutkan sebab-sebab permasalahan di masyarakat

Menjelaskan cara mengatasi permasalahan di masyarakat

Menjelaskan peranan pemuka masyarakat dalam penyelesaian masalah

2,4,5 1,3,6 10 7 8,9 4 3 3


(45)

2. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes yang digunakan adalah lembar observasi, yang terdiri dari lembar observasi aktivias siswa, lembar observasi aktivitas guru, dan lembar aktivitas observasi pembelajaran.

3. wawancara

Wawancara dilakukan sebelum dilakukan tindakan, dimana tujuannya untuk mengetahui kondisi mengenai deskripsi pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah atau kendala saat peembelajaran yang dihadapi di dalam kelas.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode observasi, tes, dan wawancara.

1. Lembar Observasi

Kisi-kisi Lembar Observasi tentang Respon Siswa

No Indikator Aspek yang diamati

1 Mendengarkanpenjelasan guru tentang materi yang disampaikan

a. Apakah semua siswa menyimak penjelasan guru

b. Apakah semua siswa memahami materi

c.Apa siswa menemukan kesulitan pada pembelajaran yang berlangsung

2 Tumbuh semangat dan antusias untuk mengikuti pembelajaran

a. Apakah siswa tampak semangat untuk belajar b. Apakah siswa bersikap acuh terhadap

pembelajaran

c. Sejauhmana antusias siswa mengikuti kegiatan pembelajaran

3 Komunikasi dan

kerjasama terjalin baik antar siswa

a. Apakah terjadi komunikasi antara siswa dengan siswa

b. Apakah terjadi komunikasi antara siswa dengan guru

c. Apakah terjalin kejasama diantara siswa 4 Mengikuti kegiatan

dengan model

a. Apakah siswa memahami dan mengerti tentang metode kooperatif jigsaw


(46)

pembelajaran kooperatif jigsaw dengan baik

b. Apakah siswa tertarik dan senang dengan metode kooperatif jigsaw

c. Apakah kelebihan dan kekurangan model kooperatif jigsaw

5 Aktif dalam menjelaskan submateri yang telah dipelajari kepada teman-temannya.

a. Apakah siswa aktif dalam bekerjasama

b. Apakah siswa aktif bertanggung jawab terhadap persiapan persentasi

c. Apakah materi yang siswa persentasikan sesuai dengan materi yang sedang dipelajari

Adapun kisi-kisi instrumen lembar observasi tentang guru terhadap pelaksanaan metode pembelajaran jigsaw adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru

No Indikator Aspek yang diamati

1 Mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa mengikuti proses pembelajaran

a. Guru menyiapkan ruang belajar

b. Guru menyiapkan bahan ajar (RPP dan buku pelajaran) c. Guru menyiapkan alat peraga mengajar

2 Melaksanakan apersepsi

a. Guru mengabsen siswa b. Guru memberikan motivasi c. Guru menyapa siswa 3 Melaksanakan

kegiatan inti

a. Mengondisikan siswa dalam membentuk kelompok b. Menampilkan pesan yang menarik

c. Kesesuaian dengan indikator dan bahan ajar d. Mengisi tes pilihan ganda

4 Penutup a. Menyimpulkan materi pembelajaran

b. Merumuskan kata-kata kunci terkait dengan pokok bahasan


(47)

2.Tes

Tes adalah instrument yang disusun secara khusus karena mengukur sesuatu yang sifatnya penting dan pasti.2

Tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.Tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda (PG).Tes pilihan ganda adalah yang mempunyai satu jawaban yang benar atau palig tepat. Soal pilihan ganda yang penulis rancang terdiri dari 15 butir soal dengan piliha jawaban (a,b,c dan d) pada setiap siklus (siklus I dan siklus II).

Agar diperoleh data yang valid, instrument atau alat ukur untuk mengevaluasi harus valid. Oleh karena itu, sebelum digunakan dalam penelitian, instrument terlebih dahulu diuji cobakan di kelas atas yang lebih tinggi dari kelas subjek penelitian. Untuk mengetahui dan mengukurnya maka digunakan uji validitas, uji relibilitas dan tingkat kesukaran.

a.Pengujian Validitas

Salah satu ciri tes itu baik adalah apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak diukur atau istilahnya valid.

Untuk mengetahui kesejajaran tersebut peneliti menggunakan teknik korelasi produk moment yang dikemukakan oleh pearson sebagai berikut:3

Keterangan:

r hitung = koefisien korelasi

∑x = jumlah skor item

∑y = jumlah skor total

n = jumlah responden

2

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2000), h. 223

3

Suharsimi Arikunto, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 72


(48)

Setelah didapatkan hasil, selanjutnya mengkonsultasikan hasil tersebut pada tabel kolerasi product moment.Jika rhitung rtabel maka soal

tersebut dinyatakan valid, dan jika rhitung < rtabel maka soal tersebut

dinyatakan tidak valid.

b. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan.Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tepat. Cara yang digunakan untuk mencari reabilitas dalam penelitian ini adalah dengan rumus KR-20, sebagai berikut:4

=

[

]

Keterangan:

rii = koefisien realibilitas tes

k = jumlah butir Vt = varian total

Pi = proporsi jawaban benar untuk butir nomor i

Qi = proporsi jawaban salah untuk nomor i

l

Tabel 3.5

Kriteria Koefisien Reabilitas

Interval Kriteria

0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangattinggi

0,70 ≤ r <0,80 Tinggi

0,40 ≤ r <0,70 Sedang

4


(49)

0,20 ≤ r <0,40 Rendah

r ≤ 0,20 Sangat rendah (tidakvalid) c.Taraf Kesukaran

Hasil hitung taraf kesukaran merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Indeks kesukaran rentangnya dari 0,0 – 1,0. Indeks kesukaran soal diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:5

P =

Keterangan:

P = proposi (indeks kesukaran)

B = jumlah siswa yang menjawab benar J = jumlah peserta tes

Setelah didapatkan hasil, maka hasil tersebut diinterpretasikan pada tabel tingkat kesukaran berikut :

Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran Interpretasikan

P < 0,3 Sukar

0,3 < p > 0,7 Sedang

P > 0,7 Mudah

d.Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai. Rumus daya pembeda:

5Ibid


(50)

DP =

Keterangan:

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah DP = daya pembeda

Klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah: DP = 0,00 : sangat jelek

0,00< DP 0,20 : jelek 0,20< DP 0,40 : cukup 0,40< DP 0,70 : baik 0,70< DP 1,00: sangat baik 3. Wawancara

Wawancara dilaksanakan kepada guru mata pelajaran IPS pada kegiatan pra penelitian untuk mengetahui permasalahan model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran IPS.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Untuk memperoleh data yang valid, yaitu yang sahih, objektif, dan terpercaya, dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik yaitu:

1. Memberi check yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi wawancara dari narasumber yang relevan dengan PTK, apakah keterangan atau informasi tersebut sifatnya tetap atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan ketetapannya dan data itu terperiksa kebenarannya.

2. Memeriksa kembali data-data terkumpul baik mengenai kejanggalan, keaslian, maupun kelengkapannya.


(51)

3. Mengulang pengolahan data dan analisis datang sudah terkumpul.

Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang diluar sampel (subjek) yang telah ditetapkan, dalam hal ini diluar subjek yang sudah ditetapkan yakni kelas IV MI Jami’atul Gulami. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut dapat memenuhi syarat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda atau tidak.

K. Analisis Data dan Interpretasi Data`

Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis data dilanjutkan dengan interpretasi data. Data yang akan dianalisis adalah data hasil belajar siswa, hasil observasi kegiatasn siswa pada proses pembelajaran dan catatan lapangan.

1. Tes hasil belajar

Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau penguasaan konsep menggunakan analisis deksriptif dari setiap siklus dapat memberi skor pada setiap butir soal yang diberikan kepada siswa.Dalam hal ini tes yang digunakan adalah berupa tes pilihan ganda.Tingkat pencapaian kompetensi dasar yang bersangkutan adalah perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan jumlah siswa keseluruhan.Untuk menghitung skor rata-rata hasil belajar siswa menggunakan rumus seperti dibawah ini.

( ) Keterangan: X = Skor rata-rata

= Jumlah total skor siswa = Jumlah siswa6

Untuk menghitung Presentase kemampuan hasil belajar IPS siswa dalam pedoman observasi, dapat dihitung menggunakan rumus:

Persentase =

0

6


(52)

Hasil penghitungan presentase diatas dapat dikategorikan sesuai tingkat penguasaannya, adapun kategori yang dapat digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 3.7 Kriteria Presentase Instrument Nontes7

Rentang Kategori

80-100% Sangat Baik

70-79% Baik

60-69% Cukup

50-59% Kurang

0-40% Kurang Sekali

3. Interpretasi Data

Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus menggunakan gain skor. Gain skor adalah selisih antara nilai post test dan Pre test, gain menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa telah mengalami perubahan atau peningkatan dalam pembelajaran yang dilakukan.Peningkatan kompetensi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g factor (N-Gain)dengan rumus menurut Meltzer adalah sebagai berikut :8

Dengan katagori:

G rendah = niali (g) < 0,30

G sedang = nilai 0,70> (g) > 0.30 G tinggi = nilai (g) < 0,70

7

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 153

8


(53)

J. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah melakukan peneliti tindakan pada siklus I, maka ditindak lanjuti dengan menggunakan penelitian pada siklus II. Adapun tahapan pada siklus II adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

a. Hasil Refleksi dievaluasi, didiskusikan dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada proses pembelajaran berikutnya. b. Mengidentifakasikan permasalahan pembelajaran yang dijumpai

dalam siklus I dan melakukan pemecahan maslah tersebut.

c. Merancang rencana pembelajaran setelah perbaikan berdasarkan refleksi siklus I.

2. Pelaksanaan

a. Melakukan tindakan sesuai dengan perbaikan pada siklus I dan memaksimalkan penggunaan metode pembelajaran jigsaw

b. Melaksanakan langkah-langkah pemvelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun setelah berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1) Melaksanakan proses pembelajaran menggunakan metode

jigsaw.

2) Ketika proses pembelajarn berlangsung dilakukan observasi mengenai kinerja siswa.

3) Melakukan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah diterapkan metode pembelajaran jigsaw.

3. Pengamatan/ observasi

a. Mengumpulkan data-data sesuai dengan instrument yang telah disusun oleh peneliti.

b. Melakukan diskusi dengan rekan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan proses pembelajaran.

c. Peneliti mengisi lembar observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Kemudian mencatat atau menemukan hal-hal yang dirasakan sudah sesuai rancangan atau belum sesuai rancangan.


(54)

4. Refleksi

Pada tahap ini peneliti kembali melakukan evaluasi terhadap hasil dengan pembelajaran yang telah dilakukan selama menggunakan metode jigsaw.Peneliti harus menemukan hal-hal yang dirasakan belum atau masih kurang maksimal.Tahap refleksi bertujuan untuk mengetahui apakah tindakan pada siklus II menghasilkan perubahan yang lebih baik dari siklus I. Jika hasil yang diperoleh sudah mencapai kriteria yang diharapkan maka penelitian ini dicukupkan pada siklus II. Dan jika hasil pada siklus II belum mencapai target maka penelitian dilanjutkan pada siklus III.


(55)

1. Sejarah singkat MI. Jamiatul Gulami

Pada tahun 1956 berdirilah sekolah MI Jamiatul Gulami untuk kegiatan belajar mengajar. Kemudian pada tahun 1998 yayasan MI Jamiatul Gulami mengalami perubahan pembagian belajar menjadi 2 yaitu pada siang hari dan pada pagi hari.Alasan adanya pembagian belajar menjadi 2 dikarenakan murid terlalu banyak. Hingga saat ini MI Jamiatul Gulami dipimpin oleh Bapak H. Susani Hidayat, S.Ag,MM.Pd

2. Data Sekolah (Propil Sekolah)

a. Nama Sekolah : MI. Jamiatul Gulami

b. Alamat Sekolah : Jln. KI.Hajar dewantara Km.2 No.2 No.9 Kel.Gondrong Kec.Cipondoh Tangerang

Banten.

c. Telephone : (021) 55746144

d. Email : -

e. Status Sekolah : Swasta

f. Nama Yayasan : YPI.Jamiatus Solihin g. Status Tanah : Yayasan/Kepemilikan h. Luas Tanah/Bangunan : 750 M

i. Bangunan Sekolah :Milik Sendiri

j. KB : Pagi dan Siang

k. Tahun Berdiri : Tahun 1946 l. Tahun Perubahan : Tahun 1975 m. Akreditasi Sekolah : A Tahun 2009 n. Kepala Sekolah

1) Nama : H.S.Hidayat S.Ag, M.MPd

2) NIP :196101072000031001


(56)

o. Wakil Kepala Sekolah

1) Nama : M.Syakier S.Ag

2) NIP : -

3) Pendidikan Terakhi : S1 Jurusan Perbandingan Mazhab p. jumlah Siswa Keseluruhan Tahun Ajaran 2015/2016

3. Visi Dan Misi Sekolah MI Jamiatul Gulami

Sejak awal berdirinya MI Jamiatul Gulami telah menetapkan visi dan misi sebagai berikut:

a. Visi

Kemandirian, berkualitas, serta mampu menjawab tantangan zaman. b. Misi

1) Mengefektifkan kegiatan belajar mengajar 2) Mewujudkan siswa taat melaksanakan ibadah

3) Menanamkan kebiasaan berprilaku sopan dan santun 4) Mengintensikan bimbingan belajar

5) Meningkatkan latihan olahraga secara rutin 6) Membina dan mengembangkan seni budaya islam 4. Letak Geografis

Secara geografis letak MI.Jami’atul Gulami Gondrong Cipondoh Tangerang sangat strategis, yakni di jalan KH.Hajar Dewantoro KM2.

Penduduk di lingkungan MI Jamiatul Gulami cukup padat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah sedangkan suku dan agama penduduk bersifat heterogen tetapi mayoritas Islam.

5. Daftar Nama Guru Tahun Pelajaran 2015-2016 Tabel 4.1

Daftar Nama Guru MI Jamiatul Gulami

No Nama Guru Pegawai Tempat

Tanggal Lahir

Status Pegawai

Bertugas Sebagai

1 Laela Fitri, S.Pd.SD Tangerang, 25/2/1975 PNS Wali Kelas I A 2 Sa’diyah A.Ma. Tangerang, 10/6/1971 Honorer Wali Kelas I B 3 Munawaroh, A.Ma Tangerang, 02/1/1974 Honorer Wali Kelas IV A 4 Muryanih, S.Pd. I Tangerang, 18/7/1979 PNS Wali Kelas II A


(57)

5 Sunaria, A.Ma Tangerang, 02/4/1970 Honorer Wali Kelas V B 6 Fauziyati, A. Ma Tangerang, 30/5/1079 PNS Wali Kelas II B 7 Hj.Suhartini,S,Pd Tangerang, 12/9/1979 Honorer Wali Kelas VI C 8 Ernawati, S.Th. I Tangerang, 16/7/1983 Honorer Wali Kelas I C

9 Muhammad Sakir, S.Ag Tangerang, 19/9/1974 Honorer Bidang Studi MTK, B.Indonesia 10 Ansyariah, S.Ag Parumbean, 15/4/1959 PNS Wali Kelas V A

11 Lukmanul Hakim Tangerang, 09/6/1985 Honorer Wali Kelas VI A 12 Hayatin Nufus, S.Pd. SD Tangerang, 11/12/1985 Honorer Wali Kelas VI B 13 Ahmad Baihaqi Tangerang, 10/5/1993 Honorer B.Studi ( B.Arab ) 14 Srinawati, S.Pd Tangerang, 30/11/1983 Honorer B.Studi ( Bahasa Inggris ) 15 Nurma Hasanah, S.Pd. I Jakarta, 13/7/1978 Honorer Wali kelas IV C

16 Taufiq Sholeh, SE. I Tangerang, 13/3/1986 Honorer B.Studi ( Bahasa Arab ) 17 Indri Elyani, S.Pd Tangerang, 23/12/1987 Honorer B.Studi (Bahasa Inggris ) 18 Ida Farida Tangerang, 05/10/1979 Honorer Wali Kelas IV A

19 Siti Nur’aini Tangerang, 11/09/1977 Honorer Wali Kelas III A

20 Murfiah, S.Ag Tangerang, 06/1978 Honorer B.Studi( Aqidah Akhlak, Fiqih) 21 Didin Muhyidin Tangerang, 05/03/1990 Honorer Pembina Marawis

22 Siti Muslihati, S.Pd Tangerang, 12/05/1987 Honorer Wali Kelas III B 23 Solihat Tangerang, 17/08/1970 Honorer B. Studi (Mulok) 24 Ayati Tangerang, 10/06/1986 Honorer Guru Kelas IV B 25 Arifin Nurcholis,S.Pd Tangerang, 10/06/1986 Honorer Eskul (Pramuka) 26 Muhammad Arifin Tangerang, 02/01/1989 Honorer Bidang Studi Penjaskes 27 Sarokih, S.Kom Tangerang, 07/06/1979 Honorer Bidang Studi Komputer 28 Saipul Rahman Tangerang, 07/01/1993 Honorer Bidang Studi Komputer 29 Topik Tangerang, 14/02/1976 Honorer Satpam

30 Sari Tangerang, 06/04/1988 Honorer TU

6. Keadaan Peserta Didik

Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2015/2016 seluruhnya berjumlah 650 siswa. Dengan jumlah rombongan belajar ( rombel ) sebanyak 16 rombel. Adapun Jumlah peserta didik dalam 3 tahun terakhir sebagai berikut :

Tabel 4.2

Data Peserta Didik MI Jamiatul Gulami Cipondoh Tangerang Tahun Pelajaran Siswa

Laki-Laki

Siswa Perempuan Jumlah

2013/2014 324 278 602

2014/2015 330 300 630


(58)

B. Deskripsi Data

1. Deskripsi Penelitian Siklus I a. Tahapan Perencanaan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada minggu ke-1 bulan Maret 2016 pada semester genap tahun ajaran 2015/2016.Kegiatan dalam tahap perencanaan dilakukan berdasarkan seluruh informasi dari analisis kebutuhan. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini antara lain merencanakan pembelajaran yang akan digunakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode Jigsaw yang dituangkan ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menentukan konsep bahasan, membuat format-format observasi (pedoman observasi siswa, lembar observasi guru, catatan lapangan) dan instrument tes soal pilihan ganda untuk pretest dan postest serta membentuk kelompok belajar siswa. Pembelajaran siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit.Indikator pada pembelajaran pada materi permasalahan sosial. b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

pada tahap ini, guru berusaha menerapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode Jigsaw yang telah disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Langkah-langkah tindakan disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.3

Kegiatan Guru dan Siswa Pada Siklus I

No Kegiatan

Guru Siswa

I Pendahuluan

1. Memberi salam dan menyapa siswa

2. Mengabsen siswa 3. Apresiasi

1. Menjawab salam dan sapaan guru 2. Mengacungkan jari saat namanya

disebut sekaligus mempersiapkan diri untuk belajar.


(59)

4. Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa (motivasi) 5. Menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan sesuai dengan kompetensi dasar yang hendak dicapai mengenai permasalahan sosial

mengungkapkan pendapat. 4. Siswa termotivasi

5. Memperhatikan dan

mendengarkan penjelasan yang disampaikan.

II Kegiatan Inti

1. Memberikan soal pre-test

2. Menjelaskan materi yang akan dipelajari.

3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 4. Menjelaskan langkah-langkah

metode Jigsaw .

5. Membagi siswa menjasi 4-5 kelompok .

6. Memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk berdiskusi.

7. Setiap siswa harus membaca tugas yang sudah dikasih kepada siswa.

8. Setiap kelompok membuat ketua, lalu ketua kelompok membuat kelompok yang disebut kelompok ahli. 9. Setelah membuat kelompok

ahli. Ketua kelompok

berkumpul kembali ke masing-masing kelompok.

1. Menjawab soal dengan baik. 2. Mendengarkan dengan baik. 3. Siswa aktif bertanya.

4. Siswa menyimak penjelasan guru. 5. Siswa membuat kelompok.

6. Masing-masing kelompok membaca tugas yang diberikan oleh guru.

7. Masing-masing kelompok berdiskusi.

8. Ketua kelompok membuat kelompok lalu kembali kepada kelompok asal.

9. Mendengarkan dengan baik dan mencatat poin-poin penting dari materi yang dipelajari.


(1)

11 Isjoni, Cooperative learning, (Bandung: Alpabeta,2010), h.12

11 Anita Lie, Cooperative Learning,

(Jakarta:PTGrasindo, 2005), cet.ke-4, h.17.

11 Isjoni, Cooperative learning, (Bandung: Alpabeta,2010), h.15 dan 16..

12 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, ( Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h.234

13 Sofan Amri dan Iif Khoru Ahmadi,Konstruktif Pengembangan Pembelajaran,(Jakarta:PT.Prestasi Pustakaraya,2010),h.91-92.

13 Rusman, model-model pembelajaran, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2011), h.211-212

15 Rusman,

Model-modelPembelajaran,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2011),h.217-218.

15 Rusman, Model-model

Pembelajaran,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2011),h.220

15 Anita Lie, Cooperative Learning,

(Jakarta:PTGrasindo, 2005), cet.ke-4, h.68-69.

16 Anita Lie, Cooperative Learning,

(Jakarta:PTGrasindo, 2005), cet.ke-4, h.69

16 Is Joni, Cooverative Learning, (Alfabeta, Bandung, 2010), h.81.

17 Rusman,

Model-modelPembelajaran,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2011) h.219-220


(2)

17 Rusman, Model-model Pembelajaran,(jakarta: Raja Grapindo Persada, 2011) h. 220

18

http://allforedu.blogspot.co.id/2011/07/pengertian-dan-karakteristik.html

18 WinaSanjaya,

StrategiPembelajaranBerorientasiStandar Proses Pendidikan, (Jakarta:Kencana,2010), h.249-250. 19 Http;//allforedu.blogspot.com/2014/07/Pengertian

Karakteristik Metode jigsaw, html, di akses pada tanggal 8 maret 2016

19 Http//task_lecture.blogspot.com/ di akses tanggal 8 Maret 2016

20 Anita Lie, Cooperative Learning.

(Jakarta:PTGrasindo, 2005), cet.ke-4 h.69-70.

21 Sapriya, Pendidikan IPS, PT.Remaja Rosdikarya,hal.7

21 Rudy Gunawan, Pendidikan IPS filosofi, konsep dan aplikasi, Alpabeta, Bandung, 2013, hal.19

21 Rudy Gunawan, Pendidikan IPS filosofi, konsep dan aplikasi, Alpabeta, Bandung, 2013, hal.19

23 Hidayati dkk, Pengembangan Pendidikan IPS SD, Jakarta Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, hal.1-26 23 Hidayati dkk, Pengembangan Pendidikan IPS SD,

Jakarta Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, hal.1-27 23 Rudy Gunawan, Pendidikan IPS filosofi, konsep

dan aplikasi, Alpabeta, Bandung, 2013, hal.18

24 SitiMasriyah,PenerapanPembelajaranKooperatifTi pe Jigsaw

untukMenigkatkanHasilBelajarSiswakelas IV PadaPelajaranIPA,JakartaTimur.


(3)

24 Muhaeni, Penerapan Metode Aktif Learning Tipe Jingsaw Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas V, Tangerang.

24 Siti Nuraini, Penerapan

ModelPembelajaranKooperatifTipe Jigsaw Untuk MeningkatkanHasilBelajarIPS PadaSiswa Kelas IV MI. Jamiatul Gulami Tahun Pelajaran

2013/2014, Tangerang.

III

25 Suharsimi Ari Kunto, dkk, Penelitian Tindak Kelas,( Jakarta Bumi Aksara, 2008) h. 16

33 SuharsimiArikunto, ManajemenPenelitian, (Jakarta: PT.RinekaCipta, 2000), h. 223

33 SuharsimiArikunto, Dasar

DasarEvaluasiPendidikan, (Jakarta: PT BumiAksara, 2009), h. 72

34 SuharsimiArikunto, ManajemenPenelitian, (Jakarta: PT.RinekaCipta, 2000), h. 229

35 SuharsimiArikunto, ManajemenPenelitian, (Jakarta: PT.RinekaCipta, 2000), h. 230

37 SuharsimiArikunto, Dasar

DasarEvaluasiPendidikan, (Jakarta: PT BumiAksara, 2009), h. 264

38 MuhibbinSyah, PsikologiPendidikan, (Jakarta: PT. RemajaRosdakarya, 2007), h. 153

38

http://wuuindahwulan.blogspot.co.id/2013/01/bab-iii.htm

IV

61 Winasanjaya

,StrategiPembelajaranBeroreantasiStandar Proses Pendidikan, ( Jakarta: Kencana, 2006 ) hal. 242 62 MasitohdanLaksmidewi, StrategiPembelajaran, (

Jakarta: PriktoralJendralPendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009) hal. 232


(4)

Jakarta,19 Oktober 2016 Yang mengesahkan

AnissaWindarti,M.Sc NIP.198208022011012005


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Pada Mata Pelajaran Ips

0 7 107

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar IPS Terpadu Melalui Model Kooperatif Tipe Think Pair Share Pada Siswa Kelas XIA SMK Cahya Kartika Palas Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011

0 11 64

Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Media Gambar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012

2 35 77

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Media Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Sejarah Siswa Kelas X MAN 2 Tanjung Karang Tahun Ajaran 2013/2014

0 5 72

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write dengan Media Komik pada Siswa Kelas IV SDN 1 Manggarmas Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write dengan Media Komik pada Siswa Kelas IV SDN 1 Manggarmas Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write dengan Media Komik pada Siswa Kelas IV SDN 1 Manggarmas Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write dengan Media Komik pada Siswa Kelas IV SDN 1 Manggarmas Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016

0 0 136

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknik Instalasi Penerangan Listrik Rumah Sederhana Di SMKN 1 Darul Kamal

0 0 12