Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Kerangka Berfikir.

5

BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN

A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri atas tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pengembangan KTSP yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi SI dan Standar Kompetensi Lulusan SKL merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Prinsip-prinsip pengembangan KTSP, adalah: 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, serta kepentingan peserta didik dan lingkungannya. 2. Beragam dan terpadu. 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni. 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. 5. Menyeluruh dan berkesinambungan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Belajar sepanjang hayat. 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

B. Silabus 1. Pengertian Silabus

Silabus merupakan produk utama dari pengembangan kurikulum sebagai suatu rencana tertulis pada suatu satuan pendidikan yang harus memiliki keterkaitan dengan produk pengembangan kurikulum lainnya, yaitu proses pembelajaran. Silabus dapat dikatakan sebagai kurikulum ideal ideal atau potential curriculum, sedangkan proses pembelajaran merupakan kurikulum aktual actual atau real curriculum. Silabus juga merupakan hasil atau produk pengembangan desain pembelajaran, seperti Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar PDKBM dan Garis-garis Besar Program Pembelajaran GBPP. Dalam Silabus tersebut memuat komponen- komponen minimal dari kurikulum satuan pendidikan. Untuk mengadakan pengkajian terhadap kurikulum yang sedang dilaksanakan pada suatu satuan pendidikan, bisa dilakukan melalui penelaahan silabus yang telah dikembangkan dan diberlakukan. Dari pengkajian terhadap silabus bisa memberikan berbagai informasi, di antaranya dapat dilihat apakah kurikulum sebagai suatu teori telah diterjemahkan dengan baik. Melalui silabus dapat ditelaah standar kompetensi dan kompetensi yang akan dicapai, materi yang akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dikembangkan, proses yang diharapkan terjadi, serta bagaimana cara mengukur keberhasilan belajar. Dari silabus juga akan tampak apakah hubungan antara satu komponen dengan komponen lainnya harmonis atau tidak. Karena itu kedudukan silabus dalam telaah kurikulum tingkat satuan pendidikan sangatlah penting. Silabus merupakan salah satu tahapan dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, khususnya untuk menjawab “apa yang harus dipelajari?”, juga merupakan penjabaran lebih lanjut tentang pokok-pokok program dalam satu mata pelajaran yang diturunkan dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan ke dalam rincian kegiatan dan strategi pembelajaran, kegiatan dan strategi penilaian, dan pengalokasian waktu. Silabus pada dasarnya merupakan program yang bersifat makro yang harus dijabarkan lagi ke dalam program-program pembelajaran yang lebih rinci, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Silabus merupakan program yang dilaksanakan untuk jangka waktu yang cukup panjang satu semester, menjadi acuan dalam mengembangkan RPP yang merupakan program untuk jangka waktu yang lebih singkat. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber atau bahan atau alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok atau PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Silabus yang dimaksud adalah suatu penjabaran operasional dari suatu kurikulum atau dengan kata lain Silabus berisi uraian yang secara teknis lebih rinci daripada kurikulum. Secara terperinci, silabus berisi uraian mengenai isi suatu bahan pembelajaran, urutan penyajian pengalokasian waktu, sumber-sumber, evaluasi, dan kegiatan pembelajaran Richards melalui Werdiningsih, 1998: 27. Silabus komunikatif mensyaratkan tiga unsur utama, yaitu perluasan isi bahasa, perluasan wilayah proses belajar, dan perluasan wilayah hasil belajar. Yalden 1987: 109 mengelompokan tipe-tipe silabus yang berorientasi pada penciptaan situasi pembelajaran yang sedekat mungkin dengan lingkungan penggunaan bahasa sesungguhnya dalam silabus komunikatif. Berikut ini tiga contoh silabus yang memberikan penekanan pada upaya peningkatan kemampuan berkomunikasi, yaitu: a. Silabus struktur dan fungsi Dalam silabus struktur dan fungsi terdapat pemisahan antara komponen bentuk dan fungsi komunikatif. Hal ini berarti bentuk linguistik diansumsikan telah disajikan secara memadai sebelum penyajian fungsi diberikan. Selanjutnya, fungsi dianggap sebagai dimensi baru dari komponen silabus gramatikal. Silabus tipe ini bermanfaat untuk melakukan reorientasi bagi pembelajaran struktural. Brumfit 1991: 5 menyatakan bahwa silabus tipe ini diorientasikan pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran komponen struktur. Aspek nosi dan fungsi atau kompetensi komunikasi dikembangkan mengikuti pertumbuhan struktur sebagai konsekuensi penguasaannya untuk berkomunikasi. b. Silabus nosional-fungsional Mills melalui Werdiningsih, 1998: 31 menyatakan bahwa dalam Silabus tipe ini mempunyai tujuan untuk mendukung fungsi komunikasi yang perlu ditonjolkan. Tujuan ditentukan untuk mendukung fungsi-fungsi komunikatif secara terpisah dari butir-butir linguistik. Selain itu, penerapan silabus tipe ini berkaitan dengan bahasa lisan yang dipergunakan sehari-hari dan juga melibatkan keterampilan bahasa lisan pada situasi bahasa yang lain. Dibawah ini adalah bagan silabus nosional-fungsional, yaitu: Fungsi Nosi Komunikasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Silabus komunikatif. Dalam silabus tipe ini ada tiga hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan materi pembelajaran, yaitu ketidakmungkinan menyusun bahan yang hanya bertolak dari fungsi atau nosi, keseimbangan faktor-faktor komplementer bahasa, misalnya ketepatan dengan kelancaran atau keterampilan produktif dengan reseptif dan kebutuhan untuk melibatkan partisipasi pembelajaran dalam proses belajar-mengajar Mailey melalui Werdininsih, 1998: 32. Dibawah ini adalah bagan silabus tipe komunikatif, yaitu: Functions Structures Aptitudes Themes Duration Dari bagan diatas tampak jelas bahwa pengembangan materi untuk pembelajaran tertentu hendaknya mempertimbangkan bakat-bakat aptitudes, fungsi-fungsi functions, struktur-struktur structures, dan tema-tema themes. Dengan demikian, perpaduan antara bakat, fungsi, sturktur, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tema sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan berkomunikasi.

2. Manfaat Silabus

Dengan memperhatikan beberapa pengertian di atas, pada dasarnya silabus merupakan acuan utama dalam suatu kegiatan pembelajaran. Beberapa manfaat dari silabus ini, di antaranya: a. Sebagai pedoman atau acuan bagi pengembangan pembelajaran lebih lanjut, yaitu dalam penyusunan RPP, pengelolaan kegiatan pembelajaran, penyediaan sumber belajar, dan pengembangan sistem penilaian. b. Memberikan gambaran mengenai pokok-pokok program yang akan dicapai dalam suatu mata pelajaran. c. Sebagai ukuran dalam melakukan penilaian keberhasilan suatu program pembelajaran. d. Dokumentasi tertulis sebagai akuntabilitas suatu program pembelajaran.

3. Prinsip Pengembangan Silabus

Dalam pengembangan silabus perlu dipertimbangkan beberapa prinsip. Prinsip tersebut merupakan kaidah yang akan menjiwai pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Terdapat beberapa prinsip yang harus dijadikan dasar dalam pengembangan silabus ini, yaitu: ilmiah, relevan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sistematis, konsisten, memadai adequate, aktual atau kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh. Berikut ini penjelasan dari prinsip-prinsip tersebut yaitu: a. Ilmiah, maksudnya bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Mengingat silabus berisikan garis-garis besar isi atau materi pembelajaran yang akan dipelajari siswa, maka materi atau isi pembelajaran tersebut harus memenuhi kebenaran ilmiah. Untuk itu, dalam penyusunan silabus disarankan melibatkan ahli bidang keilmuan masing-masing mata pelajaran agar materi pembelajaran tersebut memiliki validitas yang tinggi. b. Relevan, maksudnya bahwa cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus harus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik. c. Sistematis, maksudnya bahwa komponen-komponen dalam silabus harus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. Silabus pada dasarnya merupakan suatu sistem, oleh karena itu dalam penyusunannya harus dilakukan secara sistematis. d. Konsisten, maksudnya bahwa dalam silabus harus nampak hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Memadai, maksudnya bahwa cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup memadai untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar yang pada akhirnya mencapai standar kompetensi. f. Aktual dan Kontekstual, maksudnya bahwa cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. g. Fleksibel, maksudnya bahwa keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. h. Menyeluruh, maksudnya bahwa komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi kognitif, afektif, psikomotor.

4. Prosedur Pengembangan Silabus

Untuk memperoleh silabus yang berkualitas dan sesuai dengan prinsip-prinsip sebagaimana telah diuraikan di atas, diperlukan prosedur pengembangan silabus yang tepat. Prosedur pengembangan silabus yang disarankan yaitu melalui perancangan, validasi, pengesahan, sosialisasi, pelaksanaan, dan evaluasi. Secara singkat, prosedur pengembangan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Perancangan design. Tahap ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam standar isi, dilanjutkan dengan menetapkan materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, jenis penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang diperlukan. Produk dari tahap ini yaitu berupa draf awal silabus untuk setiap mata pelajaran disarankan dalam bentuk matriks agar memudahkan dalam melihat hubungan antar komponen. b. Validasi. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah draf awal silabus yang telah disusun itu sudah tepat atau masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut, baik berkenaan dengan ruang lingkup, urutan penyajian, substansi materi pokok, maupun cakupan isi dalam komponen- komponen silabus yang lainnya. Tahap validasi bisa dilakukan dengan cara meminta tanggapan dari pihak-pihak yang dianggap memiliki keahlian untuk itu, seperti ahli disiplin keilmuan mata pelajaran. Apabila setelah dilakukan validasi ternyata masih banyak hal yang perlu diperbaiki, maka sebaiknya secepatnya dilakukan penyempurnaan atau perancangan ulang sampai diperoleh silabus yang siap diimplementasikan. Hal ini terutama sekali apabila silabus itu dikembangkan oleh suatu tim yang dibentuk dari perwakilan beberapa sekolah yang hasilnya akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dijadikan acuan oleh guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. c. Pengesahan. Tahap ini dilakukan sebelum silabus final dimplementasikan dengan tujuan agar memperoleh pengesahan dari pihak yang dianggap kompeten. Tahap pengesahan ini merupakan pertanda bahwa silabus tersebut secara resmi sudah bisa dijadikan pedoman oleh guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, dan penilaian. d. Sosialisasi. Tahap ini dilakukan terutama apabila silabus dikembangkan pada level yang lebih luas dan dilakukan oleh tim yang secara khusus dibentuk dan dipercaya untuk mengembangkannya. Silabus final yang dihasilkan dan telah disahkan perlu disosialisasikan secara benar dan tepat kepada guru sebagai pelaksana kurikulum. e. Pelaksanaan. Tahap ini merupakan kulminasi dari tahap-tahap sebelumnya yang diawali dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. f. Evaluasi. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah silabus yang telah dikembangkan itu mencapai sasarannya atau sebaliknya. Dari hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI evaluasi ini dapat diketahui sampai dimana tingkat ketercapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dengan demikian, silabus dapat segera diperbaiki dan disempurnakan. Bagan Prosedur Pengembangan Silabus

5. Cara Pengembangan Silabus

Pengembangan silabus sebaiknya dilakukan dengan melibatkan para ahli atau instansi yang relevan didaerah setempat, seperti tokoh masyarakat, instansi pemerintah, instansi swasta termasuk perusahaan dan industri, serta perguruan tinggi. Jika sekolah atau satuan pendidikan memerlukan bantuan ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN SILABUS Perencanaan Pelaksanaan Perbaikan Pemantapan PENGEMBANGA RPP DRAFT SILABUS DAN PENGEMBANGAN UJI COBA ANALISIS REVISI PENGEMBANGAN SILABUS DAN PENGEMBANGAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan bimbingan teknis untuk penyusunan silabus, dapat mengajukan permohonan kepada Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP, Pusat Pengembangan Kurikulum Puskur, atau ke Badan Penelitian dan Pengembangan Balitbang Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta. Dalam prosesnya, pengembangan silabus harus melibatkan berbagai pihak, seperti dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kota dan kabupaten, departemen agama serta sekolah yang akan mengimplementasikan kurikulum, sesuai dengan kapasitas dan proporsinya masing-masing. Namun demikian, bagi sekolah yang belum mampu atau belum memenuhi kriteria sebagaimana dikemukakan di atas, diperbolehkan untuk menggunakan model silabus yang dikembangkan oleh BSNP, atau bisa juga memfotokopi silabus dari sekolah lain yang telah mampu mengembangkannya, dengan ijin tentunya. Dengan demikian, pengembangan silabus KTSP dapat dilakukan melalui tiga cara berikut: a. Mengembangkan silabus sendiri, bagi sekolah yang sudah mampu mengembangkannya, dan didukung oleh sumber daya, sumber dana, serta fasilitas dan lingkungan yang memadai. b. Menggunakan model silabus yang dikembangkan oleh BSNP, bagi sekolah yang belum mampu mengembangkannya secara mandiri. c. Menggunakan atau memfotokopi silabus dari sekolah lain, bagi sekolah yang belum mampu mengembangkannya secara mandiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Langkah-langkah Penyusunan Silabus dan Sistem Penilaian

Langkah-langkah dalam penyusunan silabus dan sistem penilaian meliputi tahap-tahap yaitu, identifikasi mata pelajaran, perumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar, penentuan materi pokok, pemilihan pengalaman belajar, penentuan indikator, penilaian yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen, perkiraan waktu yang dibutuhkan, dan pemilihan sumber atau bahan atau alat. Untuk lebih jelasnya dapat dibaca uraian berikut: a. Identifikasi. Pada setiap silabus perlu identifikasi yang meliputi identitas sekolah, identitas mata pelajaran, kelas atau program, dan semester. b. Penguruan. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Ekonomi atau Akuntansi dirumuskan berdasarkan struktur keilmuan Ekonomi atau Akuntansi dsn tuntutan kompetensi lulusan. Selanjutnya standar kompetensi dan kompetensi dasar diurutkan dan disebarkan secara sistematis. c. Penentuan Materi Pokok dan Uraian Materi Pokok. Materi pokok dan uraian materi pokok adalah butir-butir pelajaran yang dibutuhkan siswa untuk mencapai suatu kompetensi dasar. Pengurutan materi pokok dapat menggunakan pendekatan procedural, hirarkis, konkret ke abstrak, dan pendekatan tematik. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam menentukan materi pokok dan uraian materi pokok adalah: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 Prinsip relevansi, yaitu adanya kesesuaian anatara materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. 2 Prinsip konsistensi, yaitu adanya keajegan antara materi pokok dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi. 3 Prinsip adekuasi, yaitu adanya kecukupan materi pelajaran yang diberikan untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan. Materi pokok inipun telah ditentukan oleh Depdiknas. d. Pemilihan Pengalaman Belajar. Proses pencapaian kompetensi dasar dikembangkan melalui pemilihan strategi pembelajaran yang meliputi pembelajaran tatap muka dan pengalaman belajar. Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan bahan ajar. Pengalaman belajar dilakukan oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang telah ditentukan. Baik pembelajaran tatap muka maupun pengalaman belajar, dapat dilakukan di dalam maupun diluar kelas. Untuk itu, pembelajarannya dilakukan dengan metode yang bervariasi. e. Penjabaran Kompetensi Dasar menjadi Indikator. Indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa diukur dan dibuat instrument penilaiannya. Seperti halnya standar kompetensi dan kompetensi dasar, sebagian dari indikator telah pula ditentukan oleh Depdiknas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI f. Penjabaran Indikator ke dalam Instrumen Penilaian. Indikator dijabarkan lebih lanjut ke dalam instrument penilaian yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Setiap indikator dapat dikembangkan menjadi 3 instrumen atau lebih penilaian yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Jenis tagihan yang dapat digunakan antara lain sebagai berikut: 1 Kuis. Bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang prinsip. Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai, kurang lebih 5-10 menit. Kuis dilakukan untuk mengetahui penguasaan pelajaran oleh siswa. Tingkat berfikiryang terlibat adalah pengetahuan dan pemahaman. 2 Pertanyaan Lisan. Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teorema. Tingkat berfikir yang terlibat adalah pengetahuan dan pemahaman. 3 Ulangan Harian. Ulangan harian dilakukan secara periodik di akhir pembelajaran satu atau dua kompetensi dasar. Tingkat berfikir yang terlibat sebaiknya mencakup pemahaman, aplikasi, dan analisis. 4 Ulangan Blok. Ulangan Blok adalah ujian yang dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu waktu. Tingkat berfikir yang terlibat mulai dari pemahaman sampai dengan evaluasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 Tugas Individu. Tugas individu dapat diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk pembuatan klipping, makalah, dan yang sejenisnya. Tingkat berfikir yang terlibat sebaiknya aplikasi, analisis, sampai sintesis dan evaluasi. 6 Tugas Kelompok. Tugas kelompok digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok. Bentuk instrumen yang digunakan salah satunya adalah uraian bebas dengan tingkat berfikir tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi. 7 Responsi atau Ujian Praktik. Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Ujian responsi bisa dilakukan di awal praktik atau setelah melakukan praktik. Ujian yang dilakukan sebelum praktik bertujuan untuk mengetahui kesiapan peserta didik melakukan praktik di laboratorium atau tempat lain, sedangkan ujian yang dilakukan setelah praktik, tujuannya untuk mengetahui kompetensi dasar praktik yang telah dicapai peserta didik dan yang belum. 8 Laporan Kerja Praktik. Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan prajtikumnya. Peserta didik bisa diminta untuk mengamati suatu gejala dan melaporkannya. Bentuk Instrumen dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes dan nontes. Bentuk instrumen tes meliputi, pilihan ganda, uraian objektif, uraian non objektif, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI performans dan portofolio, sedangkan bentuk instrumen nontes meliputi, wawancara, inventori, dan pengamatan. Para guru diharapkan menggunakan instrumen yang bervariasi agar diperoleh data tentang pencapaian belajar siswa yang akurat dalam semua ranah. Beberapa bentuk instrumen tes yang dapat digunakan, antara lain sebgagai berikut: 1 Pilihan Ganda. Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran, penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan mudah. 2 Uraian Objektif. Jawaban uraian objektif sudah pasti. Uraian objektif lebih tepat digunakan untuk bidang matematika dan sain, namun dalam ekonomi bentuk ini juga dapat digunakan. Agar hasil penskorannya objektif, diperlukan pedoman penskoran. Hasil penilaian terhadap suatu lembar jawaban akan sama walaupun diperiksa oleh orang yang berbeda. 3 Uraian Non objektif atau Uraian Bebas. Uraian bebas dicirikan dengan adanya jawaban yang bebas. Namun demikian, sebaiknya dibuatkan kriteria penskoran yang jelas agar penilaiannya objektif. 4 Jawaban Singkat atau Isian Singkat. Bentuk ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa. Materi yang diuji bisa banyak. 5 Menjodohkan. Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman atas fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 Performans. Bentuk ini cocok untuk mengukur kompetensi siswa dalam melakukan tugas tertentu, seperti praktik ibadah atau perilaku yang lain. 7 Portofolio. Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja siswa, dengan menilai kumpulan karya-karya dan tugas- tugas yang dikerjakan oleh siswa. Karya-karya ini dipilih dan kemudian dinilai, sehingga dapat dilihat perkembangan kemampuan siswa. g. Menentukan Alokasi Waktu. Alokasi waktu adalah perkiraan berapa lama siswa mempelajari suatu materi pelajaran. Untuk menentukan alokasi waktu, prinsip yang perlu diperhatikan adalah tingkat kesukaran materi, cakupan materi, frekuensi penggunaan materi baik di dalam maupun di luar kelas, serta tingkat pentingnya materi yang dipelajari. h. Sumber atau Bahan atau Alat. Istilah sumber yang digunakan di sini berarti buku-buku rujukan, referensi atau literature, baik untuk menyusun silabus maupun mengajar. Sedangkan yang dimaksud dengan bahan dan alat adalah bahan-bahan dan alat-alat yang diperlukan dalam praktikum atau proses pembelajaran lainnya. Bahan dan alat di sini dapat bervariasi sesuai dengan karakteristik mata pelajarannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Penyusunan dan Analisis Instrumen

Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui apakah siswa telah atau belum menguasai suatu kompetensi dasar tertentu. Penilaian juga bertujuan untuk: a. Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa. b. Mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa. c. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa. d. Mengetahui hasil pembelajaran. e. Mengetahui pencapaian kurikulum. f. Mendorong siswa belajar. g. Mendorong guru agar mengajar dengan lebih baik.

8. Langkah Penyusunan Instrumen

Langkah awal dalam mengembangkan instrumen adalah menetapkan spesifikasi, yaitu berisi uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu instrumen. Penyususnan spesifikasi instrumen mencakup kegiatan sebagai berikut: a. Menentukan tujuan b. Menyusun kisi-kisi c. Memilih bentuk instrumen d. Menentukan panjang instrumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kisi-kisi berupa matriks yang berisi spesifikasi instrument yang akan dibuat. Kisi-kisi ini merupakan acuan bagi penyusun instrumen, sehingga siapapun yang menyusunnya akan menghasilkan isi dan tingkat kesulitan yang relatif sama. Matriks kisi-kisi tes terdiri dari dua jalur, yaitu kolom dan baris. Pemilihan bentuk instrumen akan ditentukan oleh tujuan, jumlah peserta, waktu yang tersedia untuk memeriksa, cakupan materi, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan. Bentuk pilihan ganda misalnya, sangat tepat digunakan apabila jumlah peserta banyak, waktu koreksi singkat, dan cakupan materi yang diujikan banyak. Bentuk instrumen yang digunakan sebaiknya bervariasi seperti pilihan ganda, uraian objektif, uraian bebas, menjodohkan, jawaban singkat, benar salah, untuk kerja performans, dan portofolio. Dengan cara ini diharapkan agar diperoleh data yang akurat tentang pencapaian belajar siswa. Panjang instrumen ditentukan oleh waktu yang tersedia dengan memperhatikan bahan dan tingkat kelelahan peserta tes. Pada umumnya ulangan dalam bentuk tes membutuhkan waktu 60 sampai 90 menit. Sedangkan ulangan dalam bentuk nontes dan praktik bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Penentuan panjang tes dan nontes dapat ditentukan berdasatkan pengalaman guru. Pada umumnya, setiap butir tes pilihan ganda memerlukan waktu pengerjaan sekitar 1 sampai 3 menit, tergantung pada tingkat kesulitan soal. Untuk tes bentuk uraian, lama tes ditentukan berdasarkan pada kompleksitas jawaban yang dituntut. Untuk mengatasi agar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI jawaban soal tidak terlalu panjang, sebaiknya jawaban dibatasi dengan beberapa kalimat atau beberapa baris. Analisis Instrumen Suatu instrumen hendaknya dianalisis dulu sebelum digunakan. Ada dua model analisis yang dapat dilakukan, yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif adalah analisis yang dilakukan oleh teman sejawat dalam rumpun keahlian yang sama. Tujuannya adalah untuk menilai materi, konstruksi, dan apakah bahasa yang digunakan sudah memenuhi pedoman dan bisa dipahami siswa. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengujicobakan instrumen yang telah dianalisis secara kualitatif kepada sejumlah siswa yang memiliki karakteristik sama dengan siswa yang akan diuji dengan instrumen tersebut. Jawaban hasil uji coba itu lalu dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan teknik yang ada. Hasil ujicoba bertujuan untuk melihat karakteristik instrumen seperti indeks kepekaan atau kesensitipan instrumen, yaitu dengan cara membagi jumlah siswa yang menjawab benar dengan jumlah peserta tes. Untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara melihat karakteristik nutir instrumen dengan mengikuti acuan kriteria yang tercermin dari besarnya harga indeks sensitivitas. Hal ini dapat diketahui ketika dilakukan tes awal atau pretest dan tes setelah pembelajaran atau posttest. Indeks sensitivitas butir instrumen memiliki interval -1 sampai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan 1. Indeks sensitivitas suatu butir soal Is ujian formatif adalah sebagai berikut: Is = RA = Banyaknya siswa yang berhasil mengerjakan suatu butir instrumen sesudah proses pembelajaran. RB = Banyaknya siswa yang telah berhasil mengerjakan suatu burtir instrument sebelum proses pembelajaran. T = Banyaknya siswa yang mengikuti ujian. Jika tingkat ada tes awal, maka indeks sensitivitas dapat dilihat dari besarnya tingkat pencapaiannya berdasarkan hasil tes akhir. Jika tingkat pencapaian suatu butir instrumen kecil banyak siswa yang gagal maka proses pembelajaran tidak efektif. Namun demikian, seperti telah dikemukakan diatas, harus diperhatikan pula bagaiamana kualitas butir tersebut secara kualitatif. Jika hasil analisis secara kualitatif sudah memenuhi syarat, dapat diartikan bahwa rendahnya indeks kesukaran menunjukkan tidak efektifnya proses pembelajaran.

9. Format Silabus

Silabus sebagai bagian dalam proses pembelajaran terdiri dari komponenkomponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen silabus yang disarankan terdiri dari identitas mata pelajaran, standar kompetensi dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Komponen-komponen tersebut sebaiknya disusun dalam format dan sistematika yang jelas. Format berkaitan dengan bentuk penyajian isi silabus, sedangkan sistematika berkaitan dengan urutan penyajian komponen silabus. Format silabus ini sebaiknya disusun dalam bentuk matriks bukan naratif untuk mempermudah dalam melihat keterhubungan antar komponen.

C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP 1.

Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP. Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses yang ditata dan diatur sedemikian rupa, menurut langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan. Pengaturan tersebut dituangkan dalam bentuk perencanaan pembelajaran. Setiap perencanaan selalu berkenaan dengan perkiraan atau proyeksi mengenai apa yang diperlukan dan apa yang akan dilakukan. Demikian halnya, perencanaan pembelajaran memperkirakan atau memproyeksikan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Mungkin saja dalam pelaksanaannya tidak begitu persis seperti apa yang telah direncanakan, karena proses pembelajaran itu sendiri bersifat situasional. Namun, apabila perencanaan sudah disusun secara matang, maka proses dan hasilnya tidak akan terlalu jauh dari apa yang sudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI direncanakan. Istilah perencanaan pembelajaran yang saat ini digunakan berkaitan dengan penerapan KTSP di sekolah-sekolah di Indonesia yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, pada waktu yang lalu dikenal istilah Satuan Pelajaran Satpel, Rencana Pelajaran Renpel, dan istilah- istilah sejenis lainnya. Terdapat beberapa pendapat berkenaan dengan perencanaan pembelajaran ini, di antaranya: a. Secara garis besar perencanaan pengajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi atau bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan Ibrahim, 1993:2. b. Untuk mempermudah proses belajar-mengajar diperlukan perencanaan pengajaran. Perencanaan pengajaran dapat dikatakan sebagai pengembangan instruksional sebagai sistem yang terintegrasi dan terdiri dari beberapa unsur yang saling berinteraksi Toeti Soekamto, 1993:9. c. Perencanaan pengajaran dapat dikatakan sebagai pedoman mengajar bai guru dan pedoman belajar bagi siswa. Melalui perencanaan pengajaran dapat diidentifikasi apakah pembelajaran yang dikembangkan atau dilaksanakan sudah menerapkan konsep belajar siswa aktif atau mengembangkan pendekatan keterampilan proses. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Gambaran aktivitas siswa akan terlihat pada rencana kegiatan atau dalam rumusan Kegiatan Belajar Mengajar KBM yang terdapat dalam perencanaan pengajaran. Kegiatan belajar dan mengajar yang dirumuskan oleh guru harus mengacu pada tujuan pembelajaran. Sehingga perencanaan pengajaran merupakan acuan yang jelas, operasional, sistematis sebagai acuan guru dan siswa berdasarkan kurikulum yang berlaku. Istilah pengajaran yang digunakan dalam pengertian di atas sebaiknya diubah dengan pembelajaran, untuk memberi tekanan pada aktivitas belajar yang dilakukan siswa. Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas maka rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 satu kompetensi dasar yang terdiri atas 1 satu indikator atau beberapa indikator untuk 1 satu kali pertemuan atau lebih.

2. Pentingnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Perencanaan merupakan bagian penting yang harus diperhatikan dalam implementasi KTSP, yang akan menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan dan menentukan kualitas pendidikan serta kualitas sumber daya manusia SDM, baik di masa sekarang maupun di masa depan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Oleh karena itu, dalam kondisi dan situasi bagaimanapun, guru tetap harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, karena perencanaan merupakan pedoman pembelajaran. Mengingat pentingnya RPP dalam implementasi KTSP, yang akan menentukan berhasil tidaknya pembelajaran adalah idealnya peserta didik dilibatkan dalam pengembangannya, untuk mengidentifikasi kompetensi, menetapkan materi standar, mengembangkan indikator hasil belajar, dan melakukan penilaian. Kemampuan membuat RPP merupakan langkah awal yang harus dimiliki gura, dan sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahamanyang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran. RPP merupakan suatu perkiraan atau proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru maupun peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan pembentukan kompetensi dan pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam RPP harus jelas kompetensi dasar yang akan dimiliki oleh peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap RPP, sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan membentuk kompetensi peserta didik. Terdapat dua fungsi RPP dalam implementasi KTSP, yaitu: a. Fungsi Perencanaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI RPP hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, setiap akan melakukan pembelajaran guru wajib memiliki persiapan, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis. b. Fungsi Pelaksanaan. RPP harus disusun secara sistematik dan sistematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang actual. Dengan demikian, RPP berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan. Dalam hal ini, materi standar yang dikembangkan dan dijadikan bahan kajian oleh peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhandan kemampuannya, mengandung nilai fungsional, praktis, serta disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan, sekolah, dan daerah. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran harus terorganisir melalui serangkaian kegiatan tertentu, dengan strategi yang tepat.

3. Unsur-unsur dalam RPP

Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam RPP meliputi: a. Identitas mata pelajaran nama mata pelajaran, kelas, semester, dan waktu atau banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan. b. Kompetensi dasar dan indikator-indikator yang hendak dicapai. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator. d. Kegiatan pembelajaran kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator. e. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. f. Penilaian dan tindak lanjut prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar siswa serta tindak lanjut hasil penilaian.

4. Prinsip Pengembangan RPP

Pengembangan RPP harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi standard dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini, harus diperhatikan agar guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi juga harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah dan nafsu belajar, mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan kompetensi dasar. Untuk kepentingan tersebut, berikut ini terdapat beberapa prinsip yang harus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI diperhatikan dalam pengembangan RPP dalam menyukseskan implementasi KTSP. a. Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas, makin konkret kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut. b. Rencana pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. c. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP harus menunjangkan dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. d. RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya. e. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program dilaksana program di sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim team teaching atau moving class. Dalam hal ini, perlu dilakukan pembagian tugas guru seperti penyusunan kalender pendidikan dan jadwal pembelajaran, pembagian waktu yang digunakan secara proporsional, seperti penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas dan kelulusan, pencatatan kemajuan belajar peserta didik, pembelajaran remedial remedial teaching, program pengayaan, program percepatan akselerasi, peningkatan kualitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran, dan pengisian waktu jam kosong. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam RPP yaitu: 1 Persiapan dipandang sebagai suatu proses yang secara kuat diarahkan pada tindakan mendatang, misalnya untuk pembentukan kompetensi, dan mungkin akan melibatkan orang lain, seperti pengawas dan komite sekolah. 2 Persiapan diarahkan pada tindakan di masa mendatang, yang dihadapkan kepada berbagai masalah, tantangan, serta hambatan yang tidak jelas dan tidak pasti. 3 Rencana pembelajaran erta hubungannya dengan bagaimana sesuatu dapat dikerjakan, karena itu RPP yang baik adalah yang dapat dilaksanakan secara optimal dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. Guru professional harus mampu mengembangkan rencana pembelajaran yang baik, logis, dan sistematis. Menurut Cyntia 1993: 113 proses pembelajaran yang dimulai dengan fase pengembangan rencana pembelajaran, ketika kompetensi dan metodologi telah diidentifikasi, akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran. Sebaliknya, tanpa rencana pembelajaran, seorang guru akan mengalami hambatan dalam proses pembelajaran yang dilakukannya. Dengan rencana pembelajaran, guru dapat mengorganisasikan kompetensi standar yang akan dicapai dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran secara lebih terarah. Hal tersebut diperkuat oleh Sumantri 1998:108 bahwa perencanaan yang baik sangat membantu pelaksanaan pembelajaran, karena baik guru maupun peserta didik mengetahui dengan pasti tujuan yang ingin dicapai dan cara mencapainya. Dengan demikian, guru dapat mempertahankan situasi agar peserta didik dapat memusatkan perhatiannya pada pembelajaran yang telah diprogramkan. Anderson 1989: 47 membedakan perencanaan dalam dua kategori, yaitu perencanaan jangka panjang dan perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka panjang yang disebut unit plans, merupakan perencanaan bersifat komprehensif di mana dapat dilihat aktivitas yang direncanakan guru selama satu semester. Gagne dan Briggs 1998 mengisyaratkan bahwa dalam mengembangkan rencana pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran perlu memperhatikan empat asumsi sebagai berikut: Rencana pembelajaran perlu dikembangkan dengan baik dan menggunakan pendekatan sistem. 1. Rencana pembelajaran harus dikembangkan berdasarkan pengetahuan tentang peserta didik. 2. Rencana pembelajaran harus dikembangkan untuk memudahkan peserta didik belajar dan membentuk kompetensi dirinya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Informasi harus disiapkan dengan baik. b. Diberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang dekat dengan kehidupanpeserta didik. c. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran. d. Menggunakan sarana dan alat pendukung yang bervariasi. 3. Rencana pembelajaran hendaknya tidak dibuat asal-asalan, apalagi hanya untuk memenuhi syarat administrasi.

5. Langkah-langkah Penyusunan RPP

Dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengisi kolom identitas. b. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan. c. Menentukan SK, KD, dan Indikator yang akan digunakan yang terdapat pada Silabus yang telah disusun. d. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah ditentukan lebih rinci dari KD dan Indikator, pada saat-saat tertentu rumusan indikator sama dengan tujuan pembelajaran, karena indikator sudah sangat rinci sehingga tidak dapat dijabarkan lagi. Rumusan tujuan pembelajaran tidak menimbulan penafsiran ganda. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok atau pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari materi pokok pembelajaran. f. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan. g. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir. Langkah-langkah pembelajaran berupa rincian skenario pembelajaran yang mencerminkan penerapan strategi pembelajaran termasuk alokasi waktu setiap tahap. Dalam merumuskan langkah-langkah pembelajaran juga harus mencerminkan proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. h. Menentukan alat atau bahan atau sumber belajar yang digunakan. i. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dll. Tuliskan prosedur, jenis, bentuk, dan alat atau instrumen yang digunakan untuk menilai pencapaian proses dan hasil belajar siswa, serta tindak lanjut hasil penilaian, seperti: remedial, pengayaan, atau percepatan. Sesuaikan dengan teknik penilaian berbasis kelas, seperti: penilaian hasil karya product, penugasan project, kinerja performance, dan tes tertulis paper pen.

6. Karakteristik Pembelajaran Ekonomi

Ekonomi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang perilaku dan tindakan mannusia untuk memnuhi kebutuhan hidupnya yang banyak, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan- pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik yang khas. Demikian juga halnya dengan mata pelajaran Ekonomi. Karakteristik mata pelajaran Ekonomi adalah sebagai berikut: a. Mata pelajaran ekonomi muncul dari fakta atau gejala ekonomi yang nyata. Kenyataan menunjukkan bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas, sedangkan sumber-sumber ekonomi sebagai alat memenuhi kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Ilmu ekonomi mampu menjelaskan gejala tersebut, sebab ilmu ekonomi dibangun dari dunia nyata. b. Mata pelajaran Ekonomi mengembangkan teori-teori untuk menjelaskan fakta secara rasional. Agar manusia mampu membaca dan menjelaskan gejala-gejala ekonomi secara sistematis, maka disusunlah konsep dan teori ekonomi yang menjadi bangunan ilmu ekonomi. Selain itu, ilmu ekonomi adalah objektif dan mempunyai tujuan yang jelas. c. Pada umumnya, analisis yang digunakan dalam ilmu ekonomi adalah pemecahan masalah. Metode pemecahan masalah ini cocok digunakan dalam analisis ekonomi sebab obyek dalam ilmu ekonomi adalah permasalahan dasar ekonomi, yaitu barang apa yang diproduksi , bagaimana cara memproduksi, dan untuk siapa barang diproduksi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Inti dari ilmu ekonomi adalah memilih alternatif yang terbaik. Untuk mencapai kemakmuran, manusia mempunyai banyak pilihan kegiatan. Namun, dari sekian banyak pilihan kegiatan tersebut dapat dianalisis secara ekonomi sehingga dapat ditentukan alternatif pilihan mana yang paling optimal. e. Lahirnya ilmu ekonomi karena adanya kelangkaan sumber pemuas kebutuhan manusia.

D. Kerangka Berfikir.

Pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi untuk kelas X di SMA Santa Maria masih bersifat monoton. Hal ini disebabkan karena guru masih menggunakan metode ceramah sebagai metode pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi. Kondisi kegiatan belajar mengajar yang seperti ini menyebabkan pembelajaran kurang menarik minat siswa untuk mempelajari materi yang telah disampaikan. Akhirnya siswa merasa bosan dan tidak memperhatikan materi yang telah dibahas, sehingga berdampak pada hasil belajarnya yang kurang memuaskan. Guru mata pelajaran ekonomi di SMA Santa Maria masih terpaku pada kurikulum berbasis kompetensi KBK dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Padahal di SMA Santa Maria sudah menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP sebagai petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang diharapkan maka seorang guru harus membuat silabus dan RPP, karena silabus dan RPP merupakan alat pembelajaran yang penting bagi seorang guru. Pembuatan silabus dan RPP tidaklah mudah, ada beberapa prinsip dan prosedur pengembangan yang harus diperhatikan. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan silabus yaitu: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai adequate, aktual atau kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh. Sedangkan prosedur pengembangan silabus yang disarankan yaitu melalui tahapan perancangan, validasi, pengesahan, sosialisasi, pelaksanaan, dan evaluasi. Sedangkan untuk mengembangkan RPP ada beberapa prosedur yang harus diperhatikan yaitu: ujicoba, analisis, dan revisi. Silabus dan RPP yang disusun dengan menggunakan kurikulum berbasis kompetensi KBK akan mempunyai kualitas dan fungsi yang berbeda dengan penyusunan silabus yang menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP. Oleh sebab itu, untuk menghasilkan kualitas silabus yang baik dan efektif jika digunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP maka seluruh komponen yang terdapat di dalam silabus perlu dikembangkan. Secara umum pengembangan silabus dan RPP sangat bermanfaat bagi para pendidik guru untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan dalam merencanakan atau mengimplementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan, serta memberikan penjelasan tentang prosedur dan cara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam standar isi, menjadi materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, dan penilaian, serta menentukan sumber-sumber bahan pembelajaran.

E. Pertanyaan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengembangan Hand Out kimia sebagai bahan ajar kimia untuk SMA/MA Kelas X Semester 2 Berdasarkan Kurikulum Tingkat satuan pendidikan

0 17 107

PENGEMBANGAN DAN STANDARISASI BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XI SEMESTER GANJIL BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN.

0 2 13

ANALISIS DAN STANDARISASI BUKU PELAJARAN KIMIA SMA KELAS XI SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN.

0 1 15

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XI SEMESTER GANJIL BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP).

0 2 20

5pendampingan pengembangan silabus dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk guru

0 0 1

PENGEMBANGAN SILABUS DAN MATERI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN UNTUK KELAS X SEMESTER 2 SMA NEGERI 1 TARAKAN KALIMANTAN TIMUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sa

0 8 241

PENGEMBANGAN SILABUS DAN MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS I SMK SANJAYA PAKEM, YOGYAKARTA, BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

0 0 116

Pengembangan silabus dan materi pembelajaran menyimak kritis dengan media rekaman berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk siswa kelas X semester I SMA Negeri 2 Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 1 213

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 0 231

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATA PELAJARAN EKONOMI BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN UNTUK KELAS X SEMESTER 1 SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA

0 2 227