Langkah-langkah Penyusunan Silabus dan Sistem Penilaian

6. Langkah-langkah Penyusunan Silabus dan Sistem Penilaian

Langkah-langkah dalam penyusunan silabus dan sistem penilaian meliputi tahap-tahap yaitu, identifikasi mata pelajaran, perumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar, penentuan materi pokok, pemilihan pengalaman belajar, penentuan indikator, penilaian yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen, perkiraan waktu yang dibutuhkan, dan pemilihan sumber atau bahan atau alat. Untuk lebih jelasnya dapat dibaca uraian berikut: a. Identifikasi. Pada setiap silabus perlu identifikasi yang meliputi identitas sekolah, identitas mata pelajaran, kelas atau program, dan semester. b. Penguruan. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Ekonomi atau Akuntansi dirumuskan berdasarkan struktur keilmuan Ekonomi atau Akuntansi dsn tuntutan kompetensi lulusan. Selanjutnya standar kompetensi dan kompetensi dasar diurutkan dan disebarkan secara sistematis. c. Penentuan Materi Pokok dan Uraian Materi Pokok. Materi pokok dan uraian materi pokok adalah butir-butir pelajaran yang dibutuhkan siswa untuk mencapai suatu kompetensi dasar. Pengurutan materi pokok dapat menggunakan pendekatan procedural, hirarkis, konkret ke abstrak, dan pendekatan tematik. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam menentukan materi pokok dan uraian materi pokok adalah: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 Prinsip relevansi, yaitu adanya kesesuaian anatara materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. 2 Prinsip konsistensi, yaitu adanya keajegan antara materi pokok dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi. 3 Prinsip adekuasi, yaitu adanya kecukupan materi pelajaran yang diberikan untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan. Materi pokok inipun telah ditentukan oleh Depdiknas. d. Pemilihan Pengalaman Belajar. Proses pencapaian kompetensi dasar dikembangkan melalui pemilihan strategi pembelajaran yang meliputi pembelajaran tatap muka dan pengalaman belajar. Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan bahan ajar. Pengalaman belajar dilakukan oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang telah ditentukan. Baik pembelajaran tatap muka maupun pengalaman belajar, dapat dilakukan di dalam maupun diluar kelas. Untuk itu, pembelajarannya dilakukan dengan metode yang bervariasi. e. Penjabaran Kompetensi Dasar menjadi Indikator. Indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa diukur dan dibuat instrument penilaiannya. Seperti halnya standar kompetensi dan kompetensi dasar, sebagian dari indikator telah pula ditentukan oleh Depdiknas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI f. Penjabaran Indikator ke dalam Instrumen Penilaian. Indikator dijabarkan lebih lanjut ke dalam instrument penilaian yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Setiap indikator dapat dikembangkan menjadi 3 instrumen atau lebih penilaian yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Jenis tagihan yang dapat digunakan antara lain sebagai berikut: 1 Kuis. Bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang prinsip. Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai, kurang lebih 5-10 menit. Kuis dilakukan untuk mengetahui penguasaan pelajaran oleh siswa. Tingkat berfikiryang terlibat adalah pengetahuan dan pemahaman. 2 Pertanyaan Lisan. Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teorema. Tingkat berfikir yang terlibat adalah pengetahuan dan pemahaman. 3 Ulangan Harian. Ulangan harian dilakukan secara periodik di akhir pembelajaran satu atau dua kompetensi dasar. Tingkat berfikir yang terlibat sebaiknya mencakup pemahaman, aplikasi, dan analisis. 4 Ulangan Blok. Ulangan Blok adalah ujian yang dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu waktu. Tingkat berfikir yang terlibat mulai dari pemahaman sampai dengan evaluasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 Tugas Individu. Tugas individu dapat diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk pembuatan klipping, makalah, dan yang sejenisnya. Tingkat berfikir yang terlibat sebaiknya aplikasi, analisis, sampai sintesis dan evaluasi. 6 Tugas Kelompok. Tugas kelompok digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok. Bentuk instrumen yang digunakan salah satunya adalah uraian bebas dengan tingkat berfikir tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi. 7 Responsi atau Ujian Praktik. Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Ujian responsi bisa dilakukan di awal praktik atau setelah melakukan praktik. Ujian yang dilakukan sebelum praktik bertujuan untuk mengetahui kesiapan peserta didik melakukan praktik di laboratorium atau tempat lain, sedangkan ujian yang dilakukan setelah praktik, tujuannya untuk mengetahui kompetensi dasar praktik yang telah dicapai peserta didik dan yang belum. 8 Laporan Kerja Praktik. Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan prajtikumnya. Peserta didik bisa diminta untuk mengamati suatu gejala dan melaporkannya. Bentuk Instrumen dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes dan nontes. Bentuk instrumen tes meliputi, pilihan ganda, uraian objektif, uraian non objektif, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI performans dan portofolio, sedangkan bentuk instrumen nontes meliputi, wawancara, inventori, dan pengamatan. Para guru diharapkan menggunakan instrumen yang bervariasi agar diperoleh data tentang pencapaian belajar siswa yang akurat dalam semua ranah. Beberapa bentuk instrumen tes yang dapat digunakan, antara lain sebgagai berikut: 1 Pilihan Ganda. Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran, penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan mudah. 2 Uraian Objektif. Jawaban uraian objektif sudah pasti. Uraian objektif lebih tepat digunakan untuk bidang matematika dan sain, namun dalam ekonomi bentuk ini juga dapat digunakan. Agar hasil penskorannya objektif, diperlukan pedoman penskoran. Hasil penilaian terhadap suatu lembar jawaban akan sama walaupun diperiksa oleh orang yang berbeda. 3 Uraian Non objektif atau Uraian Bebas. Uraian bebas dicirikan dengan adanya jawaban yang bebas. Namun demikian, sebaiknya dibuatkan kriteria penskoran yang jelas agar penilaiannya objektif. 4 Jawaban Singkat atau Isian Singkat. Bentuk ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa. Materi yang diuji bisa banyak. 5 Menjodohkan. Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman atas fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 Performans. Bentuk ini cocok untuk mengukur kompetensi siswa dalam melakukan tugas tertentu, seperti praktik ibadah atau perilaku yang lain. 7 Portofolio. Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja siswa, dengan menilai kumpulan karya-karya dan tugas- tugas yang dikerjakan oleh siswa. Karya-karya ini dipilih dan kemudian dinilai, sehingga dapat dilihat perkembangan kemampuan siswa. g. Menentukan Alokasi Waktu. Alokasi waktu adalah perkiraan berapa lama siswa mempelajari suatu materi pelajaran. Untuk menentukan alokasi waktu, prinsip yang perlu diperhatikan adalah tingkat kesukaran materi, cakupan materi, frekuensi penggunaan materi baik di dalam maupun di luar kelas, serta tingkat pentingnya materi yang dipelajari. h. Sumber atau Bahan atau Alat. Istilah sumber yang digunakan di sini berarti buku-buku rujukan, referensi atau literature, baik untuk menyusun silabus maupun mengajar. Sedangkan yang dimaksud dengan bahan dan alat adalah bahan-bahan dan alat-alat yang diperlukan dalam praktikum atau proses pembelajaran lainnya. Bahan dan alat di sini dapat bervariasi sesuai dengan karakteristik mata pelajarannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Penyusunan dan Analisis Instrumen

Dokumen yang terkait

Pengembangan Hand Out kimia sebagai bahan ajar kimia untuk SMA/MA Kelas X Semester 2 Berdasarkan Kurikulum Tingkat satuan pendidikan

0 17 107

PENGEMBANGAN DAN STANDARISASI BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XI SEMESTER GANJIL BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN.

0 2 13

ANALISIS DAN STANDARISASI BUKU PELAJARAN KIMIA SMA KELAS XI SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN.

0 1 15

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XI SEMESTER GANJIL BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP).

0 2 20

5pendampingan pengembangan silabus dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk guru

0 0 1

PENGEMBANGAN SILABUS DAN MATERI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN UNTUK KELAS X SEMESTER 2 SMA NEGERI 1 TARAKAN KALIMANTAN TIMUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sa

0 8 241

PENGEMBANGAN SILABUS DAN MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS I SMK SANJAYA PAKEM, YOGYAKARTA, BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

0 0 116

Pengembangan silabus dan materi pembelajaran menyimak kritis dengan media rekaman berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk siswa kelas X semester I SMA Negeri 2 Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 1 213

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 0 231

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATA PELAJARAN EKONOMI BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN UNTUK KELAS X SEMESTER 1 SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA

0 2 227