16
ungkapan pikiran atau perasaan. Pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman di tingkat pendidikan SMAMAMK dilaksanakan berdasarkan kurikulum
yang ditetapkan oleh satuan tingkat pendidikan. Tujuan keterampilan berbicara bahasa Jerman kelas XI berdasarkan kompetensi dasar Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan SMA adalah 1 menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan
kecakapan berbahasa yang santun dan tepat 2 melakukan dialog sederhana dengan lancar yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan
tepat. Selanjutnya dalam standar kompetensi adalah mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan
keluarga dan kehidupan sehari-hari. Dalam mencapai tujuan tersebut guru melakukan pelatihan-pelatihan berbicara agar peserta didik lebih lancar dan
percaya diri dalam berbicara menggunakan bahasa Jerman.
5. Media Gambar dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Penggunaan gambar dalam pembelajaran keterampilan berbicara harus sesuai dengan tujuan yang sudah ditentukan di kelas XI yakni peserta didik dapat
menyampaikan informasi secara lisan sesuai tema dan peserta didik dapat melakukan dialog sederhana sesuai tema. Dengan demikian langkah-langkah
penggunaan gambar saat pembelajaran keterampilan berbicara juga harus searah dengan pencapaian tujuan tersebut. Nining Jurnal UPI memaparkan bahwa
terdapat tiga tahapan dalam menyajikan gambar dalam pembelajaran bahasa Asing yaitu tahap persiapan, tahap menampilkan gambar, dan tahap latihan
17 setelah ditampilkan gambar. Pada tahap persiapan sebelum menyajikan gambar
agar dapat memudahkan peserta didik memahami gambar, guru dapat memberika latihan berupa a Assoziogramm, b Wortzschatzliste atau Redemitteliste, c
pemberian rangsangan untuk suatu percakaapan berupa pertanyaan ataupun pernyataan. Pada tahap penyajian gambar dapat dilakukan beberapa cara sebagai
berikut a menceritakan gambar secara utuh dan membuat hipotesis, b memberikan potongan gambar agar membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik
pada gambar, c menjodohkan gambar, dan d cerita bergambar. Selanjutnya adalah tahap latihan setelah penyajian gambar. Setelah disajikan gambar maka
guru selanjutnya adalah latihan mengembangkan keterampilan berbicara dan latihan mengembangkan aktivitas peserta didik. Latihan yang berhubungan
dengan keterampilan berbicara adalah a melanjutkan cerita secara lisan, b mengembangkan cerita, c menceritakan kembali gambar berdasarkan persepsi
masing-masing peserta didik, d bermain peran, dan e diskusi.
6. Penilaian Keterampilan Berbicara
Penilaian atau pengukuran digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan seseorang dalam menguasai suatu keterampilan. Arikunto 2013
menyatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagian mana tujuan pendidikan
sudah tercapai. Arikunto 2013 juga menyatakan bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai tetapi untuk membuat suatu
keputusan. Penilaian dapat dilakukan melalui kegiatan tes ataupun non tes. Dalam
18
proses pembelajaran bahasa keterampilan berbicara dapat dilakukan melalui pengamatan tindakan seorang pembelajar saat mengikuti kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas. Peserta didik kelas XI disebut terampil berbicara apabila dapat menyampaikan informasi secara lisan sesuai dengan tema dan melakukan
dialog sederhana sesuai tema. Bentuk penilaian keterampilan berbicara dengan tes dengan kriteria penilaian yang diambil dari kriteria Dinsel dan Reinmann, 1998:
74
Penilaian tes keterampilan berbicara sesuai kriteria Dinsel dan Reinmann Pemilihan penilaian dari Dinsel dan Reinmann karena mencakup semua aspek
yang harus dinilai dalam penilain keterampilan berbicara yakni aspek Ausdruckfähigkeit, Aufgabenbewältigung, Formale Richtigkeit dan Aussprache
und Intonation .
Tabel 1. Penilaian Tes Keterampilan Berbicara menurut Dinsel dan Reinmann
Aspek Nilai Kriteria
Ausdruckfähigkeit 4
3
2
1 Kemampuan
peserta didik
dalam mengungkapkan dengan gaya bahasa
sangat bagus. Kemampuan
peserta didik
dalam mengungkapkan dengan gaya bahasa
bagus. Kemampuan
peserta didik
dalam mengungkapkan dengan gaya bahasa
cukup bagus. Kemampuan
peserta didik
dalam mengungkapkan dengan gaya bahasa
buruk. Kemampuan
peserta didik
dalam mengungkapkan dengan gaya bahasa
sangat buruk.