23
C. Kerangka Pikir
1. Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman melalui
Penggunaan Media Gambar Peserta Didik Kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Temanggung.
Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting selain tiga keterampilan lainnya. Oleh karena itu, keterampilan berbicara harus
dipelajari oleh peserta didik agar peserta didik dapat berbicara menggunakan bahasa Jerman dengan baik dan benar. Peserta didik akan lebih mudah
berinteraksi dengan peserta didik yang lain. Pada pembelajaran berbicara bahasa Jerman guru merupakan fasilitator bagi peserta didik. Guru diharapkan
dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan berbicara. Dalam mengembangkan keterampilan berbicara peserta didik, guru perlu
memberikan latihan-latihan dalam mengucapkan kata-kata dalam bahasa Jerman. Guru harus berinovasi dalam melatih keterampilan berbicara peserta
didik. Guru dapat menggunakan media pembelajaran diantaranya adalah media gambar. Media gambar memberikan pengertian secara visual sehingga
lebih mudah bagi peserta didik dalam berlatih pengucapak kata-kata bahasa Jerman. Penggunaan media gambar dapat diasumsikan dapat meningkatkan
keterampilan berbicara peserta didik. Penggunaan media gambar yang bervariasi akan membantu peserta didik dalam mendeskripsikan gambar
secara lisan dengan keterampilan berbicaranya. Media gambar memiliki beberapa kelebihan yaitu 1 dapat
membangkitkan motivasi peserta didik, 2 dalam gambar terdapat informasi, 3 gambar menerangkan ilustrasi atau situasi tanpa harus menggunakan kata-
24
kata, 4 gambar dapat menstimulus peserta didik untuk berbicara atau menulis, dan 5 gambar membantu dalam mengingat sesuatu karena
informasi yang ditangkap secara visual akan direkam dalam ingatan yang berbentuk gambar.
2. Peningkatan Keaktifan melalui Penggunaan Media Gambar Peserta
Didik Kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Temanggung.
Pemilihan gambar dengan alasan gambar mempermudah peserta didik dalam pemerolehan kosakata yang dibutuhkan ketika berbicara karena gambar
memberi pengertian secara visual. Dengan melihat gambar peserta didik berimajinasi berusaha untuk menceritakan gambar yang diperlihatkan oleh
guru. Dengan bekal kosakata, ungkapan-ungkapan bahasa Jerman yang telah dipelajari dengan gambar membantu peserta didik lebih mudah berbicara.
Guru juga membantu peserta didik untuk menyusun dialog sesuai tema dengan gambar. Gambar membantu merangsang kreativitas peserta didik dalam
berbicara. Gambar lebih memotivasi peserta didik sehingga peserta didik aktif memperhatikan penjelasan guru. Dengan gambar guru lebih mudah
menjelaskan kepada peserta didik, karena gambar memberi pemahaman dan pengertian secara visual kepada peserta didik. Peserta didik lebih mudah
memahami materi dengan adanya gambar, karena penjelasan materi gambar lebih mudah diingat daripada sekedar kata-kata. Dengan diterapkannya
gambar dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman, diharapkan dapat merangsang kreativitas peserta didik sehingga keaktifan
peserta didik di didalam kelas meningkat.
25
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Terdapat peningkatan prestasi belajar keterampilan berbicara peserta didik
kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Temanggung melalui penggunaan media gambar.
2. Terdapat peningkatan keaktifan peserta didik kelas XI Bahasa SMA Negeri 3
Temanggung melalui penggunaan media gambar.
26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas atau disebut juga dengan Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas ini adalah
penelitian yang digunakan dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas. Penelitian ini membutuhkan kolaborasi dengan pihak-pihak yang terkait dalam
pengupayaaan meningkatkan suatu mutu pendidikan. Sejalan dengan pendapat Burns dalam Madya 20011:9 yang menyatakan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas PTK merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan
yang dilakukan di dalamya, yang melibatkan kolaborasi dan kerjasama para peneliti, praktisi, dan orang awam.
Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Madya 2011:10 pengaitan istilah tindakan dan penelitian menonjolkan ciri inti metode penelitian tindakan,
yaitu mencobakan gagasan baru dalam praktik sebagai alat peningkatan dan sebagai alat menambah pengetahuan mengenai kurikulum, pengajaran, dan
pembelajaran.