Sedangkan Biggs mendefinisikan belajar kepada tiga macam rumusan yaitu:
5
1 Secara kuntitatif ditinjau dari sudut jumlah, belajar berarti kegiatan
pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyak.
2 Secara Intitusional tinjauan kelembagaan, belajar dipandang sebagai
proses “validasi” pengasahan terhadap pengusaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari.
3 Secara kualitatif tinjauan mutu, belajar ialah proses memperoleh arti-arti
pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa.
Lebih ringkas tentang definisi belajar diungkapkan oleh Gage yang mendefinisikan
belajar adalah “suatu proses di mana organisme berubah perilakunya akibat pengalaman.” Sedangkan Morgan mengemukakan belajar
adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
6
Muhibbin Syah dalam bukunya psikologi pendidikan menyimpulkan bahwa, “secara umum dapat dipahami
sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif.”
7
Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang dialami dan yang akan merubah kemampuan diri seseorang dari tidak tahu menjadi tahu
relative tetap dan didapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru.
5
Muhibbin Syah ed., Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, Cet.IX, h.91
6
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. XX, h. 84
7
Muhibbin Syah ed, loc cit, h. 92
2. Konsep Dasar Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah laku. Aspek perubahan ini mengacu kepada taksonomi tujuan
pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
8
Aspek kognitif berkaitan dengan pengetahuan dan pemikiran, aspek afektif berkaitan dengan sikap, sedangkan
psikomotorik keterampilan dan gerak tubuh. Evaluasi hasil belajar dapat dilakukan dengan menggunakan alat evaluasi yang berupa tes hasil belajar. Tes
hasil belajar adalah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan guru kepada murid-muridnya.
9
Oleh karena itu seorang guru perlu mengetahui kemampuan siswanya setelah terjadi proses pembelajaran
dengan cara mengadakan tes. Hasil tes tersebut dapat berfungsi sebagai umpan balik untuk perbaikan proses belajar mengajar, dan dapat memberikan gambaran
kemajuan belajar bagi siswa. Hasil adalah suatu istilah untuk menunjukkan sesuatu yang dicapai seseorang
setelah melakukan sesuatu usaha. Bila dikaitkan denga belajar berarti hasil yang menunjukkan sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam selang
waktu tertentu. Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasilnya. Proses belajar yang baik memungkinkan hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar
merupakan puncak dari proses belajar. Hasil belajar terjadi berkat evaluasi guru. Didalam proses belajar mengajar tingkat penguasaan siswa dapat diketahui dari
hasil belajar. Dalam hal ini tingkat keberhasilan siswa dalam belajar dapat terlihat dari hasil tes yang diberikan setelah proses pembelajaran.
8
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h. 45
9
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,h.33
Sedangkan menurut Mulyono Abdurahman, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
10
Belajar itu sendiri merupakan suatu proses diri seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu
bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Suatu aktivitas pembelajaran dapat dikatakan efektif bila proses pembelajaran telah mewujudkan sasaran atau
hasil belajar yang beranekaragam. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki seseorang setelah menerima pengalaman belajarnya.
Setiap guru memiliki pandangan yang berbeda sejalan dengan filsafatnya untuk mengatakan bahwa suatu proses belajar mengajar telah dapat dikatakan
berhasil. Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dapat dinyatakan berhasil apabila tujuan intruksional khususnya dapat tercapai.
11
Menurut Howard dan Kingsley hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu: keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita.
Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Dalam proses belajar mengajar guru semaksimal mungkin agar input yang dalam hal ini berupa mata pelajaran yang disampaikan dapat di proses di dalam
kelas dengan pola-pola tertentu, sehingga outputnya adalah peserta didik mendapatkan pemahaman, pemecahan, pengertian dan kemampuan dalam
pemecahan masalah, untuk kemudian bila diperlukan dapat diproduksi kembali. Hasil belajar merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya seorang subyek
didik dalam menyelesaikan program belajar yang di bebankan kepada siswa, sehingga terlihat adanya perubahan perilaku secara keseluruhan. Dalam hal ini
penentu baik atau tidaknya hasil belajar siswa adalah siswa itu sendiri, karena siswalah yang bertanggung jawab terhadap komitmen dirinya menjalani proses
10
Mulyono Abdulrahman Abror, Pendidikan Bagi Anak Kesulitan BelajarI, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997, h.
11
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaeni, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rieneka Cipta, 2006, Cet Ke-3, h. 105