47
produktivitas dan kualitas kerja, mengembangkan serta meningkatkan keterampilan baru.
c. Pengelolaan lingkungan fisik, hendaknya mengikuti prinsip-prinsip sebagai
berikut: penataan alat-alat atau media pada posisi yang dapat didengar dan dilihat peserta, sirkulasi udara yang mencukupi, penyinaran dan pencahayaan
yang mencukupi, kebebasan untuk memilih tempat duduk, kebebasan menggunakan sarana prasarana yang tersedia. Pengelolaan lingkungan sosial,
yakni hendaknya adanya kerja sama dan sikap saling menghargai baik antar peserta maupun antara peserta dengan instrukturpendidik.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang pendidikan orang dewasa di atas, yang dimaksud oleh pendidikan orang dewasa adalah pendidikan bagi orang
dewasa yang menggunakan sebagian waktunya dan tanpa paksaan untuk menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan mengubah sikapnya sebagai
upaya pengembangan diri. Penerapan praktik andragogi dalam pembelajaran orang dewasa harus memperhatikan beberapa hal yang terkait seperti materi
pembelajaran, metode pembelajaran dan pengelolaan lingkungan fisik belajar. Materi pembelajaran, yaitu terkait dengan kegiatan yang dapat memberi
kebermanfaatan dan sesuai dengan kebutuhan orang dewasa. Metode pembelajaran, yaitu terkait dengan hal yang berpusat pada masalah, yang mampu
menuntut dan mendorong peserta untuk aktif, mendorong peserta untuk dapat mengemukakan
pengalamannya, dan
memberikan pengalaman
belajar. Pengelolaan lingkungan fisik, yaitu yang berkaitan dengan lingkungan pendukung
48
tempat belajar orang dewasa, seperti ketersediaan peralatan dan bahan serta kenyamanan lingkungan sosialnya.
b. Komponen Perencanan Pendidikan Orang Dewasa
Rancangan pendidikan perlu disusun jika ingin kegiatan pendidikannya berhasil. Di Indonesia, pandangan pendidikan orang dewasa lebih mengarah
pada pendidikan luar sekolah atau pendidikan masyarakat. Hal yang disiapkan untuk menyelenggarakan pendidikan yaitu dibutuhkannya
perencanaan pendidikan. Menurut Rahman 1989 dalam Suprijanto 2007: 56 menjelaskan beberapa komponen perencanaan pendidikan orang dewasa,
antara lain : 1. Peserta didik. Harus mempertimbangkan kondisi peserta didik, seperti
perbedaan umur, kelamin, sosial, ekonomi, latar belakang, pendidikan, pengalaman, dan sebagainya.
2. Tujuan belajar. Pendekatan yang dilakukan lebih mengarah pada kemampuan dan keterampilan praktis dalam waktu singkat untuk
mencukupi kebutuhannya. 3. Sumber belajar pembimbing. Diupayakan sumber belajar dari
masyarakat atau orang yang sudah mengenal keadaan masyarakat secara rici.
4. Kurikulum. Kurikulum yang digunakan sangat sederhana dan sesui kebijakan pemerintah setempat.
49
5. Organisasi pelaksana. Tentang siapa pelaksananya, apa kegiatannya, bagaimana susunan anggotanya, apa perlengkapan, dari mana sumber
dana dan siapa penanggung jawabnya. 6. Kondisi masyarakat setempat. Menyusun perencanaan pembelajaran
disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya. 7. Kebermanfaatan langsung. Program yang dilakukan harus sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. 8. Struktur organisasi. Struktur organisasi dibuat sesederhana mugkin
untuk menghindari kerumitan. Hal pertama yang dilakukan sebelum menyelenggarakan pendidikan
adalah sebuah perencanaan pendidikan. Berdasarkan penjelasan tentang rancangan pendidikan orang dewasa di atas, komponen perencanaannya
meliputi peserta didik, tujuan belajar, sumber belajar, kurikulum, organisasi pelaksana, kondisi masyarakat, kebermanfaatan langsung, dan struktur
organisasi.
c. Tahap Proses Belajar
Melalui proses belajar, seseorang peserta didik yang tadinya tidak tahu suatu hal menjadi tahu banyak hal. Proses belajar yang tak terlihat yaitu yang
berasal dari dalam diri disebut proses belajar intern, sedangkan yang terlihat disebut proses belajar ekstern. Ada enam tahapan dalam proses belajar yang
terjadi pada diri seseorang : 1. Motivasi. Motivasi adalah keinginan untuk mencapai suatu hal. Dalam
pembelajaran, motivasi jangka pendek berupa minat untuk belajar
50
pada saat itu, dan motivasi jangka panjang berupa keinginan memperoleh nilai ujian baik.
2. Perhatian pada pelajaran. Peserta didik harus memusatkan perhatiannya pada pelajaran, apabila tidak maka proses belajarnya
akan mengalami hambatan. 3. Menerima dan mengingat. Setelah memperhatikan pelajaran maka
langkah selanjutnya adalah menerima dan mengingat. Tahap ini harus terjadi pada seseoran yang sedang belajar.
4. Reproduksi. Tahap ini, seseorang tidak hanya menerima pelajaran baru, namun juga mampu mengingat pelajaran-pelajaran sebelumnya.
5. Generalisasi. Tahap generalisasi adalah penerapan kembali tentang pelajaran yang telah dipelajari dari situasi yang satu ke situasi yang
lain. 6. Melaksanakan tugas belajar dan umpan balik. Pada tahap ini, peserta
didik harus sudah memahami dan dapat menerapkannya pada tugas yang diberikan Suprijanto, 2007: 40-43.
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai tahapan dalam proses belajar, dapat disimpulkan yaitu terdapat enam tahap proses belajar. Proses belajar
seseorang dimulai dari motivasi, yaitu keinginan belajar yang bertujuan agar memperoleh nilai memuaskan saat ulangan ataupun ujian. Setelah muncul
motivasi, kemudian seseorang akan benar-benar memperhatikan pelajaran agar orang tersebut bisa menerima dan mengingat pelajaran tersebut. Tapah
setelah motivasi, memperhatikan pelajaran, menerima dan mengingat,
51
selanjutnya reproduksi dan generalisasi yaitu mampu mengingat pelajaran baru dan sebelumnya serta mampu menerapkan kembali ilmu yang telah
didapat. Proses belajar yang terakhir adalah, melaksanakan tugas belajar dan umpan balik, yaitu peserta didik sudah harus memahami dan dapat
menerapkan pada tugas yang diberikan pendidik.
5. Sanggar Kegiatan Belajar SKB
Keberadaan pendidikan nonformal berkaitan dengan keberadaan lembaga yang menyelenggarakan pendidikan tersebut. Salah satu lembaga yang
menyelenggarakan pendidikan nonformal tersebut adalah Sanggar Kegiatan Belajar SKB. Sanggar Kegiatan Belajar SKB merupakan salah satu Unit
Pelaksana Teknis Dinas UPTD dibawah naungan Dinas Pendidikan tingkat KabupatenKota. Tugasnya untuk mengusung pengembangan model Pendidikan
Anak Usia Dini PAUD, nonformal, dan informal di tingkat kabupatenKota dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Kecakapan Hidup.
Berbeda dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM yang merupakan lembaga pendidikan bentukan masyarakat,, dikelola dan
dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri, namun SKB dibawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. SKB memiliki tugas membuat percontohan
program pendidikan nonformal, mengembangkan bahan belajar muatan lokal sesuai dengan kebijakan Dinas Pendidikan KabupatenKota dan potensi lokal
setiap daerah. Dalam SK Mendikbud RI Nomor. 023O1997 menyebutkan
bahwa tugas pokok SKB “Melaksanakan pembuatan percontohan dan
pengendalian mutu pelaksanaan program Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan
52
Olahraga berdasarkan kebijakan teknis Direktur Jenderal Pendidikan Luar
Sekolah, Pemuda dan Olahraga”. Beberap
a program pendidikan nonformal yang umunya dilaksanakan di SKB antara lain, PAUD, program kecakapan
hidup, serta program-program untuk meningkatkan mutu tenaga kependidikan nonformal.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian berikut ini adalah hasil penelitian yang dinilai relevan dengan penelitian yang mengangkat masalah evaluasi program melalui CIPP.
1.
Penelitian oleh Atik Agustina tahun 2015 mengenai “
Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Program Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Di Kecamatan
Trucuk Kabupaten Klaten
”
. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a evaluasi konteks terdiri dari dua komponen, yaitu kebutuhan masyarakat
dan relevansi dengan tujuan. Hasil terkait kebutuhan masyarakat menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan PAUD di
Kec. Trucuk mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kebutuhan akan PAUD juga diimbangi dengan munculnya PAUD SPS baru mengingat
banyaknya anak yang belum terserap PAUD. b Evaluasi input aspek input terdiri dari empat komponen. Komponen kelengkapan tenaga
kependidikan belum semuanya sesuai dengan standar yang ada. Komponen karakteristik pendidik dilihat dari jumlah pendidik dan
kompetensi kepribadian, pedagogik, sosial, profesional termasuk dalam kategori sangat baik dan sesuai dengan standar, sedangkan
berdasarkan kompetensi akademik masih belum sepenuhnya sesuai