Peta Biofisik Analisis Kondisi Biofisik Lokasi Studi
dari 10 ha Tabel 8. Hal ini menunjukkan bahwa semua keluarga di Ensaid Panjang merupakan keluarga petani yang mengolah lahan yang dimiliki menjadi
ladang dan sawah tadah hujan untuk pertanian. Lahan pertanian yang dimiliki tidak semua digunakan untuk pertanian tapi juga untuk perkebunan karet atau
lada.
Tabel 8 Luasan lahan pertanian milik masyarakat di lokasi studi
Luas lahan pertanian ha Jumlah keluarga
Persentase Tidak memiliki lahan
1 37
23 1,0 – 5,0
20 12
5,0 – 10,0 43
27 10
62 38
Jumlah 162
100
Sumber: Profil Desa Ensaid Panjang tahun 2013
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Desa Ensaid Panjang adalah petani ladang dan penyadap karet. Berdasarkan hasil survei potensi hasil hutan
bukan kayu HHBK dan ekowisata, rata-rata pendapatan warga Ensaid Panjang adalah Rp. 2.516.000 per bulan dengan pendapatan terendah sebesar Rp. 450.000
per bulan dan tertinggi sebesar Rp. 12.000.000 per bulan Armayadi dan Tinus 2011. Perhitungan pendapatan rata-rata tersebut bersumber dari pekerjaan
sebagai penyadap karet, tukang bangunan, pedagang, penyedia jasa penebangan kayu, pekebun ladasahang, penenun, penganyam, pegawai negeri dan staff
pemerintah desa, serta pekerja kebun sawit; sedang pekerjaan dari kegiatan bertani ladang, berburu dan memungut buah hutan tidak dimasukkan ke dalam survei
tersebut karena kegiatan tersebut cenderung bersifat subsisten.
Berdasarkan klasifikasi mata pencarian Fellmann et al 2003, masyarakat Ensaid Panjang dapat dikelompokkan berdasarkan kegiatan ekonomi produktif
yang bersifat primer, sekunder, tersier, kuartener dan kuiner Tabel 9. Aktivitas produksi primer merupakan aktivitas utama berdasarkan ketersediaan sumber
daya alam dominan, yaitu sumber daya pertanian. Aktivitas sekunder dilakukan dengan memanfaatkan produksi pertanian primer untuk diolah menjadi barang
olahan jadisetengah jadi atau dengan melakukan kegiatan penyediaan jasa untuk usaha pertanian. Adapun aktivitas tersier, kuartener, dan kuiner berfokus pada
penyediaan jasa. Aktivitas tersier menyediakan jasa pelayanan produksi primer dan sekunder; aktivitas kuartener menyediakan jasa pekerja profesional dan
pengelola lingkungan pendidikan, badan penelitian, dan perkantoran; sedang aktivitas kuiner menyediakan jasa pekerjaan profesional seperti peneliti, dosen,
pegawai perusahaan besar, anggota dewan dan pejabat negara.
Masyarakat tergantung pada sumber daya pertanian. Usaha produksi pertanian yang bersifat subsisten menjadi sumber penghidupan utama keluarga.
Pertanian subsisten ini tidak memberikan keuntungan secara finansial sehingga masyarakat perlu melakukan perkerjaan lain untuk pemenuhan kebutuhan.
Sebagian besar petani memiliki lahan yang cukup luas untuk dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan tanaman ekonomi cash crop seperti karet, sawit,
cengkih, dan ladasahang secara mandiri; sedangkan para ibu rumah tangga meningkatkan perekonomian keluarga dengan menenun kain tenun ikat untuk
dijual kepada wisatawan. Aktivitas tersebut dapat digolongkan ke dalam kelompok produksi sekunder yang berkaitan dengan usaha pertanian dan
perkebunan sedangkan usaha non-pertanian seperti buruh tukang, montir, pedagang, pandai besi dan buruh perusahaan termasuk dalam aktivitas tersier.
Pekerjaan sebagai perangkat desa dan pegawai negeri dikelompokkan dalam aktivitas kuartener, adapun aktivitas kuiner tidak ada di lokasi studi.
Tabel 9 Mata pencaharian masyarakat di lokasi studi
Dusun Aktivitas Ekonomi
Primer Sekunder
Tersier Kuartener
Kuiner Ensaid Pendek
Petani Penebang
kayu Buruh
tukang Perangkat
Desa -
Pekebun Penenun
Montir PNS guru
Buruh tani Pengrajin
Pedagang Tukang
bangunan Buruh
perusahaan Rentap Selatan
Petani Penebang
kayu Pandai besi
Perangkat Desa
- Pekebun
Pengrajin Pedagang
Buruh tani Penenun
Buruh perusahaan
Ensaid Baru Petani
Penebang kayu
Buruh perusahaan
Perangkat Desa
- Pekebun
Pengrajin Pedagang
PNS Buruh tani
Penenun Buruh
tukang Keterangan: : untuk subsisten
Sumber: Pengamatan Lapang 2013
Secara struktural sosial budaya, masyarakat Dayak Desa dapat diketahui dari keadaan sosial budaya dan aktivitas utama masyarakat yang didominasi
kegiatan sehari-hari seperti bertani ladang, menyadap karet, mengambil buah di hutan, menangkap ikan di sungai, berburu, menganyam, serta menenun kain tenun
ikat dayak bagi para wanita. Ada pula kegiatan membuat peralatan-peralatan besi seperti pisau, parang, mandau dan sebagainya; namun kegiatan ini terbatas bagi
pandai besi dengan jumlah penghasilan tergantung keperluan atau pesanan.
Umumnya hasil dari aktivitas pertanian digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari sedangkan hasil dari aktivitas menyadap karet dijual ke pengepul
untuk kebutuhan hidup keluarga.