Penetapan Status Hukum Hutan Adat
Ensaid Panjang dengan desa-desa lain yang bertetangga langsung dengan Desa Ensaid Panjang perlu dilakukan, terutama untuk mempertahankan wilayah hutan
di Bukit Rentap yang terletak di perbatasan desa.
Zona inti dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pendidikan dan penelitian serta sebagai objek wisata budaya. Konsep wisata berbasis hutan yang diusulkan
adalah desa hutan dengan harapan dapat menonjolkan peran hutan terhadap budaya sehingga dapat melindungi keberadaan hutan yang masih ada yang
merupakan bagian penting desa. Perubahan dan perbaikan pada zona ini harus dicatat secara jelas dan segera dilaporkan kepada pemerintah.
Zona penyangga berfungsi untuk menyangga atau melindungi zona inti dari tekanan yang berasal dari luar kawasan inti. Zona penyangga ditentukan dari
penilaian berkategori sedang pada wilayah di dalam batas adat. Selain itu zona penyangga mengelilingi zona inti. Jarak zona penyangga adalah 100 meter dari
tepi zona inti yang berbentuk patch Bell dan Apostol, 2008 dan 50 meter dari kiri dan kanan zona inti berbentuk corridor PP No.38 Tahun 2011 tentang
Sungai. Di luar batas adat terdapat zona penyangga yang mengelilingi zona inti. Pada zona penyangga diharapkan tidak ada penambahan permukiman atau
perkebunan monokultur sehingga kondisi zona penyangga tetap terjaga sebagai kawasan pendukung zona inti.
Adapun zona pengembangan merupakan zona yang dialokasikan untuk mendukung keberadaan, fungsi, dan aktivitas pada zona inti. Zona ini meliputi
wilayah administrasi Desa Ensaid Panjang namun di luar batas adat. Terdapat beberapa tempat lain di dalam kawasan adat yang termasuk ke dalam zona
pengembangan yaitu permukiman dan perkebunan kelapa sawit. Permukiman dan perkebunan sawit di dalam batas kawasan adat harus dijaga dan dikendalikan agar
perubahan tidak meluas. Adapun zona pengembangan di luar wilayah adat dapat dikembangkan untuk permukiman, pembangunan fasilitas dan infrastruktur
umum, kegiatan reboisasi, perluasan lahan pertanian, lokasi pengembangan wisata welcome area, outbond camping ground, kegiatan komersil pusat suvenir,
galeri seni, dan sebagainya. Perencanaan dan desain pembangunan di zona ini harus disesuaikan dengan karakter budaya Dayak Desa agar memperkuat karakter
lanskap budaya.
Pendekatan pengelolaan dapat dilakukan dengan menjalankan sistem insentif dan disinsentif. Masyarakat dan pemilik lahan yang telah melakukan
kewajiban dalam melindungi cagar budaya diberikan dukungan berupa advokasi, perbantuan, atau bentuk lain yang bersifat non-dana dari pemerintah untuk
mendorong perlestarian cagar budaya. Insentif dapat juga berupa pengurangan pajak bumi dan bangunan danatau pajak penghasilan oleh pemerintah kepada
pihak yang telah melakukan perlindungan sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan UU No.11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Adapun sistem
disinsentif bertujuan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada kawasan lanskap budaya. Disinsentif diberikan kepada masyarakat dalam bentuk
pengenaan pajak yang tinggi, pembatasan penyediaan infrastruktur, danatau pengenaan kompensasi dan penalti Kinanti dan Maarif, 2013.