Ruang Lingkap dan Batasan Penelitian

baik primer maupun sekunder, sedangkan studi lapang dikumpulkan dengan cara berinteraksi langsung dengan situasi lapang alamiah, yaitu dengan mengamati, mengidentifikasi, wawancara terstruktur, kuesioner tertutup, dan diskusi kelompok Focus Group DiscussionFGD. Tabel 2 Jenis data dan metode pengumpulan Tujuan Jenis Data input Sumber Data Metode Hasil output Analisis karakteristik lanskap Peta lokasi, aspek biofisik, sejarah dan budaya. Bappeda, BMKG, tapak LCA termasuk studi literatur dan survey lapang - Peta dan deskripsi karakteristik lanskap - identifikasi kunci karakteristik lanskap Kajian peran hutan adat Spesies tanaman yang tersedia di hutan dan tanaman yang dimanfaatkan, nilai penting Tapak Analisa vegetasi, kuesioner, wawancara toolkit HCVF Indonesia Peta dan deskripsi peran hutan bagi masyarakat secara ekologi, ekonomi dan budaya Analisis faktor keberlanjutan Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberlanjutan FGD Analisis SWOT Prioritas strategi pengelolaan Menyusun rencana pengelolaan Peta karakteristik lanskap budaya, peran hutan, hasil analisis SWOT hasil analisis sebelum- nya desk analysis Peta zonasi dan strategi pengelolaan Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data dari aspek ekologis, aspek sosial-ekonomi, aspek sejarah-budaya dan aspek legal Tabel 2. Pengambilan informan dilakukan dengan menggunakan pendekatan purposive sample, yaitu teknik penentuan sampel yang dilakukan secara sengaja dengan menentukan orang-orang yang dianggap mampu memberikan kebutuhan data yang diperlukan. Adapun informan pada penelitian ini terdiri dari pihak pemerintah Bappeda, BMKG, Dinas Kehutanan, Pemerintah Desa, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM dan masyarakat lokal tokoh masyarakat adat dan 32 responden.

3.5 Karakterisasi Lanskap Budaya Dayak Desa

Karakterisasi lanskap budaya Dayak Desa dilakukan dengan metode Penilaian Karakteristik Lanskap atau Landscape Characteristic Assessment LCA oleh Swanwick 2002. Metode ini dilakukan hingga tahap karakterisasi Gambar 6. Tahap karakterisasi terdiri dari 4 langkah, meliputi penetapan ruang lingkup, studi literatur, survey lapang, serta klasifikasi dan deskripsi lanskap. Pada penelitian ini, ruang lingkup karakterisasi berada pada skala intermediet antara skala lokal dan skala otoritas lokal. Studi literatur melibatkan tinjauan mengenai latar belakang lanskap budaya dan informasi peta. Data hasil studi literatur digunakan untuk survey lapang mengenai penilaian masyarakat terhadap elemen lanskap budaya dengan menggunakan kuesioner. Selanjutnya dilakukan klasifikasi berdasarkan data biofisik dan hasil kuesioner. Hasil karakterisasi berupa deskripsi dan gambaran spasial dari karakteristik lanskap Dayak Desa Ensaid Panjang Sintang. Gambar 6 Tahapan kerja LCA yang dilakukan

3.6 Analisis Peran Penting Kawasan Hutan

Analisis peran dilakukan dengan memberikan skor terkait ketiga aspek keberlanjutan, yaitu ekologi, ekonomi, dan budaya pada keenam hutan yang ada di lokasi studi. Pada masing-masing aspek keberlanjutan tersebut, ditentukan selang nilai skor yang akan menghasilkan 3 kelas skor, yaitu hutan berperan tinggi, sedang, dan rendah. Selang nilai skor ditentukan dengan menggunakan rumus berikut: = 3

3.6.1 Peran Hutan terhadap Ekologi

Keragaman hayati jenis tumbuhan di dalam hutan menjadi salah satu indikator nilai penting hutan secara ekologis. Penelitian menggunakan metode survei dengan penentuan area sampling dengan metode Purposive Sampling. Sampling dilakukan dengan membuat 6 transek yang tegak lurus garis jalan masuk hutan dan tiap transek berjarak 50 meter dengan transek lainnya. Pada setiap transek terdiri atas 5 plot kuadrat berselang seling dan saling bersambung Gambar 7. Setiap plot kuadrat dibagi menjadi beberapa plot kuadrat berdasarkan struktur pohon 20x20 m 2 , tiang 10x10 m 2 , pancang 5x5 m 2 , dan semai 2x2 m 2 .