Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberlanjutan Lanskap Budaya Dayak Desa

Matriks IE dibagi menjadi tiga daerah mayor yang memiliki implikasi strategi yang berbeda Gambar 8. Nilai yang jatuh pada kolom I, II, atau IV dapat dideskripsikan dalam kelompok menumbuhkan dan membangun grow and build. Strategi intensif atau integratif merupakan strategi yang paling sesuai untuk kelompok ini. Untuk nilai yang jatuh pada kolom III, V, atau VII dikelompokkan sebagai mempertahankan dan memelihara hold and maintain sedangkan untuk nilai yang jatuh pada kolom VI, VII, atau IX termasuk ke dalam kelompok memanen atau melepas harvest or divest. Analisis SWOT akan menghasilkan matriks SWOT yang dapat menghasilkan 4 strategi kemungkinan alternatif, yaitu: 1 Strategi SO yang memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya; 2 Strategi ST yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman; 3 Strategi WO yang memanfaatkan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan; dan 4 Strategi WT yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman Tabel 6. Tabel 6 Matriks SWOT Eksternal Internal Opportunities Threats Strenghts Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi Weakness Mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada Sumber: Rangkuti 1997 Menurut Hisyam 1998 yang disitasi BPS tanpa tahun, strategi SO merupakan strategi yang bersifat comparative advantages karena memungkinkan organisasi berkembang lebih cepat. Strategi ST bersifat mobilization karena memobilisasi sumber daya untuk memperlunak ancaman bahkan mengubah ancaman menjadi peluang. Strategi WO bersifat divestmentinvestment karena pilihan berada pada situasi tidak jelas dimana peluang sangat menjanjikan namun tidak dapat dimanfaatkan oleh kekuatan yang tak cukup untuk menggarapnya sehingga keputusannya ada 2 yaitu melepas peluang yang ada divestment atau memaksakan penggarapan peluang investment. Adapun strategi WT bersifat damage control karena mengendalikan kerugian agar tidak lebih parah daripada perkiraan.

3.8 Penyusunan Rencana Pengelolaan Lanskap Budaya Dayak Desa

Penyusunan rencana pengelolaan lanskap budaya Dayak Desa dilakukan dengan didasarkan pada hasil analisis SWOT yang telah dilakukan sebelumnya, dengan mempertimbangkan hasil karakterisasi lanskap dan analisis peran hutan. Rangking strategi ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor terbesar sampai terkecil dari semua strategi yang ada. Produk akhir penelitian berupa rekomendasi dan saran dalam bentuk rencana pengelolaan lanskap budaya berkelanjutan berbasis hutan. Hasil analisis disajikan secara deskriktif narasi, tabel atau diagram dan spasial foto, gambar peta, atau ilustrasi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kondisi Biofisik Lokasi Studi

Lanskap budaya disusun oleh faktor biotik dan abiotik lanskap khas yang saling pengaruh-mempengaruhi kehidupan budaya masyarakat yang berinteraksi di dalamnya. Aspek fisik seperti tanah, topografi, iklim, hidrologi, vegetasi dan satwa pada lanskap mempengaruhi keberlangsungan kehidupan masyarakat di dalamnya. Kondisi tersebut membentuk tatanan lanskap yang spesifik pada kawasan lanskap budaya. Bentuk umum lanskap budaya Dayak Desa disusun oleh lahan pertanian, hutan, perkebunan, dan permukiman Gambar 9. Gambar 9 Bentuk umum lanskap budaya Dayak Desa di Desa Ensaid Panjang Sumber: pengamatan lapang, 2013

4.1.1 Lokasi, Aksesibilitas, dan Transportasi

Desa Ensaid Panjang memiliki luas 2.200 ha dan secara geografis terletak pada koordinat 00° 04’01” - 00°09’39” Lintang Utara dan 111° 39’49” - 111° 42’27’’ Bujur Timur. Desa Ensaid Panjang merupakan satu dari enam belas 16 desa di wilayah administrasi Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Secara administratif, sebelah utara Desa Ensaid Panjang berbatasan dengan Desa Sungai Maram, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Empaci, sebelah barat berbatasan dengan Desa Merpak, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Baning Panjang. Desa Ensaid Panjang terdiri dari wilayah 3 dusun yaitu Dusun Ensaid Pendek, Dusun Rentap Selatan, dan Dusun Ensaid Baru Gambar 10. Pusat pemerintahan desa terletak di Dusun Ensaid Baru. Gambar 10 Batas desa dan pembagian wilayah dusun Pada lokasi penelitian, terdapat perbedaan perbatasan antar desa yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan batas yang diakui oleh masyarakat. Batas yang disepakati secara adat oleh masyarakat berpatokan pada kepemilikan lahan pada masa lalu. Menurut RTRW Pemkab Sintang, Desa Ensaid Panjang memiliki luas wilayah sebesar 4.905,75 ha; sedangkan menurut kesepakatan adat masyarakat, luas wilayah desa adalah sebesar 2.960,69 ha. Selisih luas wilayah ini mempengaruhi pengelolaan kawasan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Desa Ensaid Panjang berada kurang lebih 478 km dari ibukota provinsi Kalimantan Barat Kota Pontianak, 58 km dari ibukota kabupaten Kota Sintang, dan 27 km dari ibukota kecamatan Desa Kebong. Perjalanan dari Kota Pontianak ke Sintang dapat ditempuh melalui darat dan udara. Perjalanan darat Pontianak-Sintang memiliki 2 alternatif jalur yaitu jalur Sungai Pinyoh ±428 km atau jalur Ambawang ±317 km. Perjalanan darat dapat dilakukan dengan kendaraan bermotor selama kurang lebih 8 jam sedangkan perjalanan udara dengan pesawat kecil dapat ditempuh selama 45 menit. Jalur transportasi dari Sintang menuju kawasan Desa Ensaid Panjang dapat dicapai dengan kendaraan bermotor. Dengan kendaraan pribadi, Sintang-Kebong ±20 km dapat dicapai dalam waktu 30 menit. Terdapat 2 jalur dari Desa Kebong ke Desa Ensaid Panjang, yaitu dari arah Desa Baning Panjang ±30 km dan dari arah Desa Merpak ±17 km. Jalur melalui Desa Baning Panjang lebih panjang karena melewati jalan raya antar kota Sintang-Putussibau. Kondisi jalan raya kurang baik karena sebagian jalan beraspal rusak parah. Adapun jalur melalui Desa Merpak lebih pendek namun kurang aman karena jalan berupa tanah berlumpur yang licin, tidak ada penerangan di malam hari, dan tergenang air pada musim penghujan. Untuk transportasi umum, tersedia 1 satu unit kendaraan