tropis. Berdasarkan inventarisasi potensi hasil hutan non kayu di Bukit Rentap yang telah dilakukan oleh masyarakat yang didampingi oleh PRCF 2011,
terdapat 3 jenis tumbuhan penghasil resin, 3 penghasil minyak lemak, 8 jenis tumbuhan buah-buahan, 1 jenis penghasil tanin, 5 jenis tumbuhan pewarna alami,
2 jenis penghasil getah, 8 jenis tumbuhan obat-obatan, 7 jenis tanaman hias, 6 jenis rotan, 11 jenis bambu dan 1 jenis tanaman kelompok produksi lain-lain.
Adapun hewan yang diketahui hidup di kawasan tersebut adalah babi hutan Sus barbatus, rusa Cervus unicolor, kancil Tragulus javanicus, kijang Muntiacus
muntjac, kera ekor panjang Macaca fascicularis, beruk Macaca nemestrina, kelasi Presbytis rubicund, kelempiau Hylobates agiis, trenggiling Manis
javanicus,
musang Paradoxurus
hermaprhroditusi, landak
Hystrix brachyuran, elang brontok Spizeatus cirrhatus, murai batu Copsychus
malabaricus, kacer C. saularis, labi-labi Pelodiscus sinensis, ular sanca Lelophyton albertisi, dan ular tedung Naja sputatrix.
4.1.6 Peta Biofisik
Peta biofisik Gambar 16 diperoleh dari overlay peta jenis tanah, kemiringan dan tutupan lahan. Zona konservasi ditentukan dari sensitivitas lahan.
Semakin sensitif suatu lahan maka diberi skor tinggi, berarti harus dikonservasi. Pada lokasi studi, sebagian besar lahan bernilai konservasi sedang. Zona
konservasi tinggi berada pada kawasan Bukit Rentap, Tawang Serimbak dan Sungai Kebiau.
Gambar 16 Peta Biofisik Lokasi Studi
4.2 Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Ensaid Panjang
4.2.1 Demografi
Berdasarkan monografi Kecamatan Kelam Permai dan data profil Desa Ensaid Panjang, pada tahun 2009 jumlah penduduk desa berjumlah 596 jiwa dari
155 kepala keluarga KK yang terdiri atas 312 orang laki-laki dan 284 orang perempuan. Jumlah ini menurun pada tahun 2010 yaitu sebanyak 460 jiwa dari
157 KK yang terdiri dari 301 orang laki-laki dan 159 orang perempuan. Pada tahun 2013, jumlah penduduk sebanyak 627 jiwa dari 162 KK, terdiri dari 374
orang laki-laki dan 253 orang perempuan. Fluktuasi jumlah penduduk ini dipengaruhi oleh natalitas kelahiran, mortalitas kematian, dan migrasi
perpindahan penduduk karena faktor pendidikan, pernikahan, atau pekerjaan.
Kehidupan masyarakat yang bermukim di Desa Ensaid Panjang terdiri atas penduduk asli dan pendatang berbagai etnis dengan masyarakat suku Dayak sub-
suku Dayak Desa sebagai mayoritas Tabel 7. Suku Dayak Desa mendominasi Dusun Rentap Selatan dan Dusun Ensaid Pendek, sedangkan Dusun Ensaid Baru
lebih heterogen. Berdasarkan data profil desa tahun 2013, penduduk suku Dayak merupakan suku mayoritas di Desa Ensaid Panjang yakni berjumlah 542 orang
86,4 . Suku lain yang cukup banyak adalah suku Jawa 11 yang merupakan suku pendatang dari Pulau Jawa yang mengikuti program transmigrasi oleh
pemerintah Orde Baru pada masa pemerintahan Presiden Soeharto tahun 1983. Adapun suku lain seperti Melayu, Batak, Madura, Flores dan Sumba berjumlah
sedikit.
Tabel 7 Etnis penduduk di lokasi studi
Suku Jumlah Laki-laki
Jumlah Perempuan Total
orang orang
orang Dayak
335 89,6
207 81,8
542 86,4
Melayu 2
0,5 3
1,2 5
0,8 Jawa
33 8,8
36 14,2
69 11,0
Madura 2
0,5 3
1,2 5
0,8 Batak
1 0,3
0,0 1
0,2 Flores
1 0,3
2 0,8
3 0,5
Sumba 0,0
2 0,8
2 0,3
Total 374
100,0 253
100,0 627
100,0
Sumber: Profil Desa Ensaid Panjang tahun 2013
Agama yang dianut oleh penduduk Desa Ensaid Panjang per tahun 2013 adalah agama Khatolik 86,44 , Islam 12,6 dan Kristen 0,96 . Dalam
kehidupan bermasyarakat, masyarakat Ensaid Panjang saling menghargai keberadaan kelompok masyarakat dari etnis, agama dan kelompok kepentingan
lain. Hal ini tercermin dalam kerukunan antar anggota masyarakat dan kegiatan gotong royong dalam berbagai kesempatan seperti pembangunan rumah,
pengolahan lahan, dan sebagainya.
4.2.2 Mata Pencaharian
Berdasarkan data profil desa tahun 2013, sebanyak 162 keluarga di Ensaid Panjang memiliki lahan pertanian yang cukup luas, yakni antara 1 ha hingga lebih