mengering di musim kemarau, sedangkan anak sungai lain mengering pada musim kemarau.
Berdasarkan  data  profil  desa,  kualitas  air  dari mata  air  di  Bukit  Rentap layak  untuk  dikonsumsi sedangkan  air  dari  sungai  mengalami  pendangkalan  dan
pencemaran. Pencemaran dan pendangkalan disebabkan oleh aktivitas perkebunan monokultur kelapa sawit yang menggunakan berbagai bahan kimia dalam jumlah
besar.  Bahan  kimia  tercuci  oleh  air  hujan  dan  mengalir  ke  sungai  atau  anak sungai. Hal ini menyebabkan air sungai menjadi keruh dan mengalami eutrofikasi,
mengurangi biota sungai dan menyebabkan pendangkalan.
Masyarakat  yang bermukim  di dekat  sungai umumnya menggunakan  air sungai  secara  langsung  sedangkan masyarakat  yang  bermukim jauh  dari  sungai
menggunakan  air  dari sumber mata  air  yang  disalurkan  ke  rumah-rumah penduduk. Saat ini terdapat bendungan di air terjun Telaga Surat Bukit  Rentap
untuk  memenuhi  kebutuhan  masyarakat  akan  air  bersih.  Air  dialirkan melalui pipa-pipa ke ketiga dusun Gambar 13. Air dari mata air digunakan masyarakat
untuk  minum,  masak,  dan  keperluan  pengairan lahan pertanian  di  kaki bukit sedangkan  air  sungai  digunakan  untuk  keperluan sehari-hari  seperti  mandi  dan
mencuci.
4.1.3 Iklim
Kawasan  studi  termasuk  ke  dalam  kawasan  dengan  iklim  tropis  basah. Berdasarkan  data  BMKG  Bandara  Susilo  Kabupaten  Sintang selama  10  tahun
pada  tahun  2002-2011, lokasi  studi yang  berada  di  Kabupaten  Sintang  memiliki curah  hujan  rata-rata  3.148,01  mm  per  tahun atau  262,33  mm  per  bulan dengan
rata-rata 216,1  hari  hujan per  tahun  atau  18  hari  hujan  per  bulan.  Curah  hujan tertinggi dan jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember sedangkan
curah hujan paling rendah dan jumlah hari hujan paling sedikit terjadi pada bulan Agustus Gambar 14. Hal ini menunjukkan bulan Desember merupakan puncak
musim penghujan dan bulan Agustus sebagai puncak musim kemarau.
Gambar 14 Grafik rata-rata curah hujan CH dan hari hujan HH di Kabupaten Sintang  tahun  2002-2011 Sumber:  BMKG  Kabupaten  Sintang,
2011
21,6 16,5 18,9
21,4 16,5
15,3 14,9
11,4 15,6
17,9 22,2
23,9 286,22
254,5 282
251,76 233,44
219,21 234,66
155,22 230,98
306,81 290,64
402,57 Rata-rata Hari Hujan hari
Rata-rata Curah Hujan mm
Curah  hujan  dimanfaatkan  oleh  masyarakat  untuk  pengairan  sawah  tadah hujan  di  kaki  bukit.  Debit  air  yang  tinggi  pada  puncak  musim  hujan  sering
menyebabkan  sirkulasi  jalan  terputus.  Hal  ini  diduga  memiliki  korelasi  positif dengan  keberadaan  hutan  sebagai  daerah  resapan  air  yang  semakin  berkurang
akibat perubahan lahan.
4.1.4 Hutan di Desa Ensaid Panjang
Desa Ensaid Panjang memiliki kawasan berhutan seluas 995,5 ha. Saat ini Desa  Ensaid  Panjang  memiliki  enam  kawasan  berhutan  yang  terdiri  dari  2  tipe
ekosistem hutan yaitu ekosistem hutan perbukitan dan ekosistem hutan rawa oleh masyarakat  setempat  dikenal  sebagai tawang.  Ekosistem  hutan  perbukitan
terdapat  di  Bukit  Rentap  sedangkan  ekosistem  hutan  rawa  terdapat  di  5  lokasi yaitu: Tawang Serimbak, Tawang Sepayan, Tawang Mersibung, Tawang Sebesai,
dan Tawang Semilas Gambar 15. Hingga tahun 2012, terdapat Tawang Sampur di Desa Ensaid Panjang; namun saat ini Tawang Sampur telah dikonversi menjadi
lahan pertanian.
Gambar 15 Lokasi hutan di loksai studi Kawasan  berhutan  di  Bukit  Rentap  ditetapkan  sebagai  hutan  lindung
melalui oleh Menteri  Kehutanan  dan  Perkebunan pada  tahun 2000 dan  sebagai hutan desa oleh Menteri Kehutanan pada tahun 2014. Hutan lindung Bukit Rentap
memiliki  luas  kurang  lebih  750  ha  dan  berada  di  perbatasan  3  desa  yaitu  Desa Ensaid  Panjang,  Desa  Baning  Panjang,  dan  Desa  Sungai  Maram.  Pada  bagian
hutan  lindung  yang  termasuk  dalam  kawasan  Desa  Ensaid  Panjang  terdapat  Air Terjun Rendung dan sumber mata air Telaga Surat. Hutan Lindung Bukit Rentap
dapat  diakses  dari  rumah  betang  dengan  berjalan  kaki  selama  kurang  lebih  30 menit  atau  menggunakan  kendaraan  bermotor  roda  dua  selama  kurang  lebih  15
menit. Fasilitas jalan dari rumah betang menuju Bukit Rentap berupa jalan tanah merah melewati ladang dan perkebunan karet masyarakat.
Tawang Serimbak merupakan kawasan hutan rawa yang saat ini memiliki luas  kurang  lebih  67,012  ha dengan  status  Areal  Penggunaan  Lain  APL.
Kawasan  ini  merupakan  kawasan  yang  menghutan  kembali  setelah  sebelumnya dimanfaatkan  sebagai  lahan  pertanian  berpindah.  Tawang Serimbak merupakan
hutan yang paling dekat dengan rumah betang di Dusun Rentap Selatan dan dekat dengan  jalan  sehingga  lebih  mudah  diakses  oleh masyarakat.  Lama  perjalanan
menuju  tawang  ini  dari  rumah  betang  adalah  kurang  lebih  10  menit  dengan berjalan kaki.
Tawang  Sepayan  terletak  di  sebelah  barat  Desa  Ensaid  Panjang, berbatasan langsung dengan Dusun Sabang Laja, Desa Merpak. Saat ini kawasan
Tawang Sepayan memiliki luas kurang lebih 17,457 ha dan dalam keadaan kritis karena  dibuka  sebagai  lahan  berpindah. Tawang Sepayan  berstatus  APL.  Lama
perjalanan  yang diperlukan untuk  sampai ke  Tawang  ini adalah 1  jam  berjalan kaki dari rumah betang.
Tawang Mersibung terletak di sebelah barat Desa Ensaid Panjang. Tawang Mersibung memiliki  lahan berstatus APL yang  dikelola  oleh  masyarakat  adat
sebagai  bentuk Community  Conserved  Area CCA.  Berdasarkan  hasil  pemetaan partisipatif  masyarakat  yang  difasilitasi oleh  PRCF  2012,  Tawang  Mersibung
memiliki luas kurang lebih 53,983 ha. Fasilitas jalan menuju kawasan hutan rawa ini  masih  berupa  jalan  setapak  yang  melintasi  kebun  sawit  milik  perusahaan.
Lama perjalanan menuju tawang ini umumnya sekitar 30 menit, namun bervariasi tergantung  keadaan  jalan  yang  dilalui.  Masyarakat  lebih  memilih  berjalan  kaki
pada musim hujan karena air biasanya menggenang dan mengakibatkan jalan licin sehingga sulit dilalui dengan sepeda motor, namun di musim kering motor dapat
sampai di dekat jalan masuk hutan yang biasa dilalui masyarakat.
Tawang  Sebesai  merupakan  hutan  rawa  berstatus  APL  yang  terletak  di sebelah  selatan  Desa  Ensaid  Panjang,  berada  di  antara  Tawang  Mersibung dan
Tawang Semilas.  Berdasarkan  pemetaan  partisipatif,  kawasan Tawang Sebesai kurang  lebih  seluas 8,867  ha  PRCF,  2012.  Lama  perjalanan  dari  rumah  betang
ke tawang ini adalah sekitar 1 jam berjalan kaki.
Tawang Semilas terletak di sebelah selatan Desa Ensaid Panjang, yaitu di wilayah  perbatasan  antara  Desa  Ensaid  Panjang  dan  Desa  Empaci.  Saat  ini
kawasan  hutan  rawa  Tawang  Semilas  berstatus  APL  dan  memiliki  luas  kurang lebih 42,778 ha PRCF, 2012. Lama perjalanan ke tawang ini dari rumah betang
adalah sekitar 45 menit berjalan kaki.
Semua  hutan  adat  di  Desa  Ensaid  Panjang merupakan  daerah  serapan  air namun  hanya  hutan  Bukit  Rentap  yang menyediakan  air  bersih  untuk  konsumsi
masyarakat. Secara hukum yang diakui negara, hutan perbukitan di Bukit Rentap lebih  dilindungi  sebagai  hutan  lindung maupun  hutan  desa  sedangkan status
tawang lemah karena semua tawang berstatus APL.
4.1.5 Vegetasi dan Satwa
Keanekaragaman plasma nutfah di Desa Ensaid Panjang dipengaruhi oleh faktor iklim tropik yang sesuai bagi berbagai tumbuhan Lampiran 1 dan hewan