skala lokal dan skala otoritas lokal. Studi literatur melibatkan tinjauan mengenai latar belakang lanskap budaya dan informasi peta. Data hasil studi literatur
digunakan untuk survey lapang mengenai penilaian masyarakat terhadap elemen lanskap budaya dengan
menggunakan kuesioner.
Selanjutnya dilakukan klasifikasi berdasarkan data biofisik dan hasil kuesioner. Hasil karakterisasi
berupa deskripsi dan gambaran spasial dari karakteristik lanskap Dayak Desa Ensaid Panjang Sintang.
Gambar 6 Tahapan kerja LCA yang dilakukan
3.6 Analisis Peran Penting Kawasan Hutan
Analisis peran dilakukan dengan memberikan skor terkait ketiga aspek keberlanjutan, yaitu ekologi, ekonomi, dan budaya pada keenam hutan yang ada
di lokasi studi. Pada masing-masing aspek keberlanjutan tersebut, ditentukan selang nilai skor yang akan menghasilkan 3 kelas skor, yaitu hutan berperan
tinggi, sedang, dan rendah. Selang nilai skor ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:
= 3
3.6.1 Peran Hutan terhadap Ekologi
Keragaman hayati jenis tumbuhan di dalam hutan menjadi salah satu indikator nilai penting hutan secara ekologis. Penelitian menggunakan metode
survei dengan penentuan area sampling dengan metode Purposive Sampling. Sampling dilakukan dengan membuat 6 transek yang tegak lurus garis jalan
masuk hutan dan tiap transek berjarak 50 meter dengan transek lainnya. Pada setiap transek terdiri atas 5 plot kuadrat berselang seling dan saling bersambung
Gambar 7. Setiap plot kuadrat dibagi menjadi beberapa plot kuadrat berdasarkan struktur pohon 20x20 m
2
, tiang 10x10 m
2
, pancang 5x5 m
2
, dan semai 2x2 m
2
.
Gambar 7 Skema transek keragaman vegetasi Keragamanan spesies tumbuhan diukur dengan menggunakan Indeks
Shannon-Wiener. Berikut analisa data: =
ln =
ln dimana:
H ’: Indeks diversitas Shannon-Wiener
ni: Jumlah individu spesies i N: Total spesies yang ditemukan
Pi: Proporsi sampel total yang diwakilkan oleh spesies i
Kriteria nilai indeks diversitas Shannon-Wiener adalah H’ kurang dari 1 dikategorikan rendah, H’ antara 1 sampai 3 dikategorikan sedang, dan H’ lebih
dari 3 dikategorikan tinggi. Identifikasi tumbuhan dilakukan dengan bantuan pakar, buku flora buku taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan
yang ditemukan dalam wilayah tertentu dan prosea.
Tabel 3 Kriteria penilaian kepentingan hutan terhadap lingkungan
Indikator Skor
1 rendah 2 sedang
3 tinggi Keanekaragaman
vegetasi H’ kurang dari 1
H’ antara 1 sampai 3
H’ lebih dari 3 Perlindungan
kekayaan spesies Tidak memiliki
spesies langkadilindungi
Memiliki satu atau beberapa spesies
langkadilindungi Memiliki spesies
endemik Penyedia air bersih
dan daerah serapan air
Tidak memiliki mata air atau air
sungai kering pada musim kemarau
Tidak memiliki mata air namun air
sungai tidak mengering di musim
kemarau Memiliki mata air
bersih
H’ adalah indeks shannon-wiener
Penilaian peran hutan terhadap lingkungan dilakukan dengan pemberian skor pada tiap hutan adat berdasarkan kriteria Tabel 3. Skor total kurang dari 5
dikategorikan bernilai ekologi rendah, skor antara 5 sampai 7 dikategorikan bernilai ekologi sedang, dan skor lebih dari 7 dikategorikan bernilai ekologi
tinggi. Hasil penilaian dipetakan ke dalam peta peran ekologi hutan.