Peran Hutan terhadap Budaya Lokal

= dengan: ai = bobot variabel ke-i xi = nilai variabel ke-i i = 1, 2, 3,...,n n = jumlah variabel Bobot dan rating tiap faktor dikalikan untuk memperoleh skor pembobotan. Dua faktor dengan nilai skor pembobotan tertinggi dari faktor internal dan eksternal ditetapkan sebagai faktor penting yang mempengaruhi dalam keberlanjutan lanskap budaya Dayak Desa. Jumlah seluruh skor pembobotan setiap faktor internal dan eksternal disebut total skor pembobotan. Total skor pembobotan internal maupun eksternal berkisar antara 1 sampai 4. Penilaian faktor internal Internal Factor Evaluation IFE berguna untuk mengetahui tingkat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan; sedangkan penilaian faktor eksternal External Factor Evaluation EFE berguna untuk mengetahui tingkat ancaman dan peluang yang dimiliki dengan cara mendaftarkan ancaman dan peluang David, 2008. Total skor pembobotan IFE dan EFE digunakan untuk memperoleh matriks internal-eksternal IE. Matriks IE memiliki dua dimensi kunci yaitu skor pembobotan IFE pada sumbu x dan skor pembobotan EFE pada sumbu y. Pada sumbu x pada matriks IE, skor pembobotan IFE total yang berada pada angka 1,0 sampai 1,99 mempresentasikan posisi internal yang lemah; skor pembobotan total antara 2,0 sampai 2,99 dianggap berada pada posisi rata-rata; dan skor diantara 3,0 sampai 4,0 mempresentasikan posisi internal yang kuat. Kurang lebih sama pada sumbu y, skor pembobotan total EFE pada 1,0 sampai 1,99 dianggap rendah; skor antara 2,0 sampai 2,99 dianggap rata-rata; dan skor antara 3,0 hingga 4,0 tinggi David, 2008. Gambar 8 Matriks IE Sumber: David 2008 Matriks IE dibagi menjadi tiga daerah mayor yang memiliki implikasi strategi yang berbeda Gambar 8. Nilai yang jatuh pada kolom I, II, atau IV dapat dideskripsikan dalam kelompok menumbuhkan dan membangun grow and build. Strategi intensif atau integratif merupakan strategi yang paling sesuai untuk kelompok ini. Untuk nilai yang jatuh pada kolom III, V, atau VII dikelompokkan sebagai mempertahankan dan memelihara hold and maintain sedangkan untuk nilai yang jatuh pada kolom VI, VII, atau IX termasuk ke dalam kelompok memanen atau melepas harvest or divest. Analisis SWOT akan menghasilkan matriks SWOT yang dapat menghasilkan 4 strategi kemungkinan alternatif, yaitu: 1 Strategi SO yang memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya; 2 Strategi ST yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman; 3 Strategi WO yang memanfaatkan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan; dan 4 Strategi WT yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman Tabel 6. Tabel 6 Matriks SWOT Eksternal Internal Opportunities Threats Strenghts Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi Weakness Mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada Sumber: Rangkuti 1997 Menurut Hisyam 1998 yang disitasi BPS tanpa tahun, strategi SO merupakan strategi yang bersifat comparative advantages karena memungkinkan organisasi berkembang lebih cepat. Strategi ST bersifat mobilization karena memobilisasi sumber daya untuk memperlunak ancaman bahkan mengubah ancaman menjadi peluang. Strategi WO bersifat divestmentinvestment karena pilihan berada pada situasi tidak jelas dimana peluang sangat menjanjikan namun tidak dapat dimanfaatkan oleh kekuatan yang tak cukup untuk menggarapnya sehingga keputusannya ada 2 yaitu melepas peluang yang ada divestment atau memaksakan penggarapan peluang investment. Adapun strategi WT bersifat damage control karena mengendalikan kerugian agar tidak lebih parah daripada perkiraan.

3.8 Penyusunan Rencana Pengelolaan Lanskap Budaya Dayak Desa

Penyusunan rencana pengelolaan lanskap budaya Dayak Desa dilakukan dengan didasarkan pada hasil analisis SWOT yang telah dilakukan sebelumnya, dengan mempertimbangkan hasil karakterisasi lanskap dan analisis peran hutan. Rangking strategi ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor terbesar sampai terkecil dari semua strategi yang ada. Produk akhir penelitian berupa rekomendasi dan saran dalam bentuk rencana pengelolaan lanskap budaya berkelanjutan