30
c. Tali
Tali adalah gabungan dari beberapa benang. Bentuk susunan tali menunjukkan cara penggabungan benang-benangnya. Bentuk pilinan pada
tali tambang, bentuk anyaman pada tali sepatu, dan bentuk lurus pada tali rafia menunjukkan cara penggabungannya Yousnelly, dkk, 2010: 57.
Tambang berbentuk tali yang sangat besar. Tambang banyak sekali digunakan untuk berbagai keperluan, seperti menambat kapal agar tidak lepas
ke laut. Adapun tambang plastik digunakan untuk tali jemuran, mendirikan tenda, menaikkan bendera, dan lain sebagainya. Tambang baja untuk
menambat kapal laut dan benda-benda berat lainnya harus kuat dan besar Hermana, 2009: 88.
a
Sumber: https:belajar.kemdikbud.go.id
b c
Sumber: www.talibesi.com Sumber: http:supadmobama.blogspot.co.id
Gambar 2.4: a tali rafia, b tambang baja, c tambang plastik
31
2. Sifat Bahan Benang terhadap Penyerapan Air
Benang nilon atau bahan plastik bersifat tidak menyerap air. Bahan yang menyerap air umumnya berasal dari bahan kapas, bulu domba, dan rami. Benang
dari bahan plastik digunakan sebagai benang layang-layang, senar gitar, tali pancing, dan lain sebagainya Hermana, 2009: 88.
3. Kekuatan Bahan Benang dan Tali Berdasarkan Struktur Penyusunnya
Benang dan tali memiliki kemampuan dan kekuatannya sendiri-sendiri. Kekuatan ini bergantung pada faktor jenis bahan dan ukurannya. Kekuatan
benang atau tali juga ditentukan oleh berat maksimum benda yang sanggup ditahannya Hermana, 2009: 89. Selengkapnya silabus dapat dilihat pada
lampiran 2.1 dan 2.2 sedangkan RPP dapat dilihat pada lampiran 2.3 dan 2.4.
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan 2.2.1 Penelitian-penelitian tentang Metode Inkuiri
Dewi, Sujana, dan Putra 2013 melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis lingkungan
terhadap hasil belajar IPA ditinjau dari kemampuan berpikir divergen. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan secara signifikan hasil belajar IPA
siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis lingkungan dengan pembelajaran konvensional dan mengetahui
perbedaan secara signifikan hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis lingkungan dengan
pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan berpikir divergen. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus Ir. Soekarno Pedungan.
Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar IPA
baik dengan pengendalian kemampuan berpikir divergen maupun tanpa pengendalian kemampuan berpikir divergen.
Wahyudin Isa 2010 melakukan penelitian dengan judul keefektifan pembelajaran berbantuan multimedia menggunakan metode inkuiri terbimbing
untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat dan pemahaman siswa. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X-1
32
SMA N 14 Semarang. Sebagai obyek dalam penelitian ini adalah kelas X-1 dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 orang siswa putra dan 21 orang
siswa putri. Peneliti memilih kelas X-1 karena dari tujuh kelas yang ada, melalui observasi awal didapatkan nilai hasil belajar rendah dan minat belajar fisika
rendah. Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, masing- masing siklus meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Data hasil belajar kognitif diperoleh melalui tes, sedangkan minat belajar siswa diperoleh melalui lembar kuesioner. Peningkatan rata-rata hasil belajar pada
siklus II cukup signifikan karena secara individu siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat dari 13 siswa menjadi 38 siswa. Pemahaman siswa meningkat
dari 60 siswa yang dinyatakan tidak paham pada siklus I menjadi 5 siswa yang dinyatakan tidak paham untuk siklus II. Hasil analisis tanggapan siswa
terhadap pengajaran diperoleh rata-rata tanggapan siswa sebelum tindakan sebesar 72,90. Setelah tindakan, nilai rata-rata tanggapan siswa meningkat menjadi
76,81. Maryani, Asmayani dan Tahmid 2014 melakukan Penelitian Tindakan
Kelas yang berjudul peningkatan aktivitas murid dalam pembelajaran matematika menggunakan metode inkuiri di kelas III Sekolah Dasar. Tujuan penelitian ini
adalah untuk meningkatkan aktivitas fisik, aktivitas mental, dan aktivitas emosional. Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan bentuk penelitian
tindakan kelas dan bersifat kolaborasi dengan teman sejawat. Setting dan subjek penelitian dilakukan di dalam kelas dengan subjek penelitian adalah guru dan
murid yang berjumlah 30 murid dengan komposisi 22 murid laki-laki dan 8 murid perempuan. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi
langsung dan alat pengumpulan. Data yang diperoleh dari setiap siklus adalah: 1. Peningkatan aktivitas fisik murid dari pengamatan awal ke siklus III adalah
47,78. 2. Peningkatan aktivitas mental murid dari pengamatan awal ke siklus III adalah 48,66. 3. Peningkatan aktivitas emosional murid dari pengamatan awal
ke siklus III adalah 51,14.